18 Juli 2008, kala itu terdapat keluarga kecil yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya, yaitu Putri Callista Maharani, saya sendiri. Disaat orang lain tidur pulas, ada seorang malaikat tanpa sayap yang sedang memperjuangkan kelahiran anaknya. Dengan perut yang terasa sakit, badan lemas, dan lainnya yang sudah dirasakan oleh ibu. Betapa bahagia keluarga kecil itu saat melihat sang buah hati lahir ke dunia setelah penantian 9 bulan. Suara seorang lelaki sedang adzan terdengar di telinga kanan ku, ya itu ayahku. Ayah dan ibuku yang saat itu sedang sama sama menanti dan berjuang untuk kelahiranku, sekarang anakmu sudah duduk di bangku SMA. Tidak terasa ya, dari yang hanya bisa menangis hingga saat ini semua berkat perjuangan dan doa dari ayah ibuku. Dulu saat masih kecil sering kali aku diajak kesana kemari, renang, kebun binatang, mall, cari makan malam di pinggir jalan, rayakan ulang tahun, semua keinginanku dituruti. Sampai akhirnya aku sudah cukup umur untuk sekolah. Mereka membiayaiku dari PAUD, TK, SD, MTs, hingga MAN tanpa kenal lelah. Padahal mereka tidak hanya membiayaiku, tetapi juga adik adik ku. Hebat ya mereka. Meskipun panas, hujan, mereka tetap semangat bekerja keras dan tidak pernah menunjukkan bahwa mereka lelah, padahal sebenarnya capek banget. Apalagi ibuku yang menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja, benar benar pahlawanku. Mereka selalu bisa menyembunyikan masalah masalah yang menimpa tanpa melibatkan anak anaknya agar tetap terlihat kuat. Tidak luput dalam hal doa, mereka selalu merestui apa yang akan kita jalani selagi itu dijalan yang benar dan bisa bermanfaat. Terima kasih ayah, ibu, berkat kerja keras kalian aku bisa sampai titik ini, maaf karena masih belum bisa membanggakan kalian. Aku ingin suatu saat nanti aku bisa sekuat dan se hebat mereka!