BAB 6 Kisah Si Doyan Makan
BAB 6
Adonan Donat Yang Hilang
Bosen dan bete main hp melulu. Padahal di masa wabah covid-19, aku nggak bisa kemana-mana untuk menjaga kesehatan dan terhindar virus. Sudah gitu, bawaan aku juga lapar dan pingin nyemil terus. Jadi, mumpung nggak ada kerjaan, aku ingin buat donat bareng kakak dan tanteku.
Donat yang aku inginkan adalah donat kentang yang lembut dan mengenyangkan. Aku ingin membuatnya karena tertarik saat melihat di youtube. Tampilan donat yang kelihatannya enak di tayangan itu, sangat menggoda selera. Soalnya, donat juga salah satu makanan kesukaanku.
Donat-donat yang aku buat siang itu rencananya terdiri atas berbagai topping atau permukaan atas. Ada donat dengan taburan meises, taburan parutan keju, dan berbedak tabur gula. Semua bahan untuk membuat adonannya sudah aku persiapkan dengan cermat.
Untuk membuat donat kentang tabur gula, bahan bakunya adalah tepung terigu, ragi instan, gula pasir, susu bubuk, kentang yang sudah di kukus, telur, garam, margarin, gula halus untuk topingnya dan minyak untuk menggoreng.
Pertama, aku haluskan kentang yang sudah direbus terlebih dulu. Setelah itu baru dicampurkan dengan tepung terigu, ragi instan, gula pasir, susu, dan margarin. Lalu, aku aduk sampai rata dan khalis. Setelah tercampur rata, adonan yang sudah jadi dan berada dalam baskom itu ditutup dengan kain serbet.
Kenapa harus ditutupi serbet dan ditunggu selama beberapa waktu?
Ini rahasia supaya adonan mengembang. Wah, nggak sabar melihat perubahan adonan donat. Setelah mengembang, aku melihat adonannya ternyata banyak banget, sampai baskom yang gede.
Adonan yang sudah mengembang itu aku ambil dalam ukuran dan berat yang sama. Lalu, adonan itu aku bentuk bulat pakai tangan, yang tentunya sudah dicuci dengan bersih. Pada adonan donat itu, tengahnya aku bolong. Donat umumnya kan tengahnya bolong.
Wuih, ternyata banyak banget adonannya. Bisa sampai 100 adonan kecil donat. Belum termasuk yang belu dibentuk. Karena buat adonannya kebanyakan, sisa adonan di dalam baskom besar yang belum dibentuk, rencananya aku simpan buat besok.
Nah adonan donat yang udah aku berbentuk bulat, kemudian digoreng. Aku juga membuat donat yang tidak bolong. Ada donat yang di dalamnya aku kasih meisis. Donat tidak bolong berisi meisis cokelat sudah terbayang rasa enaknya.
Aku memasukkan adonan donat bulat itu ke dalam wajan yang sudah ada minyaknya. Tentu saja, minyak sudah dipanaskan terlebih dulu tapi jangan terlalu panas biar adonannya tidak cepat gosong.
Sayangnya setelah donat itu jadi, aku melihat bentuk donatnya kok agak aneh ya? Bentuknya tidak seperti orang jualan yang bulat banget dan bagus mirip seperti cincin. Donatku agak bantet gede. Bentuknya tidak sempurana bulat tapi tidak apa. Rasa donat buatanku tetep enak. Lembut, manis dan mantap.
Ada suatu kejadian unik. Adonan donat yang aku sangat banyak. Aku meletakkannya di beberapa tampah dan piring-piring besar. Saat menggoreng donat-donat itu, aku merasa sepertinya ada piring berisi donat ada beberapa.
Cuma, aku nggak ingat juga donat-donat itu jumlahnya ada berapa piring. Ah sudahlah, mungkin sudah kugoreng semua adonat donat yang kuletakkan di piring. Aku juga sudah ingin istirahat dari percobaan membuat donat yang baru pertama kali dan langsung jadi.
Karena aku bikin donat sangat banyak, aku sampai malas makan nasi sampai keesokan harinya. Aku kekenyangan makan donat, hahaha. Saat itu, oh ya aku baru ingat. Masih ada adonan donat yang masih ingin aku bentuk cincin dan kemudian digoreng. Kali ini, aku ingin bentuk cincinya sempurna seperti orang jualan.
Saat itulah, mama tiba-tiba menegurku karena menemukan satu piring yang sudah diletakkan beberapa adonan donat yang sudah dibentuk cincin di dalam lemari buku. Aku kaget sekali. Lho, aku kan belum membentuk donat berbentuk cincin?
Nggak salah lagi, ini kelakuan adikku yang suka iseng. Ternyata masih ada adonan yg belum digoreng walaupun aku nggak ngeh kalau adonannya yang aku buat ada yang hilang. Saking banyaknya adonan donatnya, aku jadi nggak tahu ada yang hilang.
Uniknya, adonan yang adikku iseng letakkan di lemari buku dan tersimpan semalam, malah terlihat bagus bentuk bulatan donatnya. Persis seperti orang jualan. Bagus sekali bentuknya. Mirip bentuk donat yang dijual di mal.
Aku heran sekali. Kok bisa ya mengembang jadi bagus ekali bentuknya. Aku sebenarnya bingung tapi ya aku goreng saja. Penasaran juga dengan rasanya. Saat dimakan, rasanya masih tetap sama dengan donat lainnya.
Tekstur donatnya justru lebih lembut, manis dan gurih. Ini sih donat yang enak banget. Meskipun aku masih tetap bingung dengan kejadian donat yang hilang ini, tapi aku bersyukur juga.
Aku jadi tahu kalau donat yang mengembang dengan sempurna, hasilnya bisa bagus sekali. Aku hanya harus sabar sampai donat yang sudah dibentuk dan didiamkan sebentar itu mengembang dengan baik.
Setelah itu baru digoreng sehingga bentuknya benar-benar bulat bagus. Bentuk lubang cincin di tengahnya pun rata. Cakep sekali. Pengalaman donat yang hilang, yang sangat berharga buatku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita nya bagus, lumayan menghibur aku, aku sampai ngakak sendiri baca nya