Ada seorang tukang becak yang menceritakan kisahnya. Dia bernama Adi, pagi itu Adi sedang mengantar penumpang untuk pergi ke sekolah dengan menaiki becaknya tersebut. Usai mengantar, pak Adi ditelepon anaknya lalu berkata "Pak, aku mau hp, kalau bapak tidak membelikan hp aku mau pergi dari rumah". Mendengar perkataan anaknya itu, pak Adi bekerja keras menarik becaknya hingga larut malam. Sesampainya di rumah anaknya menagih hp yang ia minta tadi pagi. Kemudian pak Adi berkata "nak... Bapak belum bisa membelikan kamu hp" lalu anaknya tersebut marah besar dan merusak fasilitas yang ada di rumah.

Keesokan harinya, pak Adi mengantarkan anaknya sekolah dan pada saat ingin masuk sekolah, anaknya tidak berpamitan kepada ayahnya. Lalu pak Adi langsung menarik becaknya tersebut agar dapat membelikan hp untuk anaknya. Ketika pak Adi selesai mengantar penumpang, tiba-tiba pak Adi ditabrak oleh pengendara mobil yang tidak bertanggung jawab. Pada saat kejadian itu, anaknya melintasi tempat kejadian tersebut, "ada apa ini ramai-ramai?" Ucap anaknya karena iya belum tahu jika itu ayahnya. Kemudian anaknya mengetahui bahwa itu adalah ayahnya yang ditabrak mobil. Lalu ayahnya dibawa ke rumah sakit oleh para warga sekitar yang menolong.

Ketika sampai di rumah sakit, pak Adi sempat dirawat dan setelah beberapa jam pak Adi dinyatakan meninggal atau sudah tidak bernyawa. Mendengar kabar dari dokter tersebut, anaknya langsung menangis histeris tanpa henti sambil memohon maaf kepada ayahnya. Kita sebagai seorang anak harus tahu ekonomi keluarga masing-masing. Jika memang tidak mampu, lebih baik kita bersyukur atas segala nikmat Allah Swt.