Navigasi Web

BAB XVI - Kabar Buruk

Setelah lama perjalanan Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Azka dan Reza sedang memarkirkan mobilnya. Alena, Rara, Bimo, dan Alvaro sudah berada di depan ruangan bunda Ayu. 5 menit dokter di dalam akhirnya keluar.

" yang namannya Alena dan Sasa harap segera masuk kedalam karna pasien butuh bicara dengan Alena dan Sasa" ucap dokter lalu masuk kembali ke dalam ruangan tersebut bersama Alena dan Sasa.

setelah Alena masuk kedalam raunagn bunda Ayu,Azka dan Reza datang.

" Alena mana?" tannya Azka.

"di dalam" jawab Alvaro yang sedang menenangi Rara yang menangis. tiba tiba dokter keluar lagi.

" harap yang bernama Azka tolong ikut saya ke dalam" ucap dokter.

" iya dok saya" ucap Azka lalu ikut masuk ke dalam.

setelah di dalam Azka terkejut karna melihat tante Ayu yang sudah pucat pasih dan dengan suara yang paruh.

"Azka " ucap tante Ayu dengan suara yang lirih.

" iya tante kenapa?" tannya Azka yang duduk di samping tempat tidur tante Ayu.

" Azka tante boleh minta tolong" ucap tante Ayu dengan suara yang sangat pelan.

" iya tante" ucap Azka.

" tante mau kamu sama Alena jadi orang tua dari Sasa" ucap tanet Ayu sedangkan Azka dan Alena langsung pandang pandangan.

" tante mohon Azka, bunda mohon Alena" mohon tante Ayu.

" i..iya tan" ucap Azka gugup.

" iya bun" ucap Alena ragu.

" makasih udah buat bunda bahagia, kalo kaya gini bunda bisa pergi dengan ikhlas" ucap tante Ayu sambil menetesan Air mata.

" bunda apaan sih gak boleh ngomong kaya gt, Alena sama Sasa butuh bunda " ucap Alena yang mulai menangis.

" bunda Udh gak kuat Alena bunda mohon sama kamu tolong jaga Sasa buat bunda" ucap bunda Ayu.

" kalo mau bunda kaya gt Alena bakal lakuin yang terbaik buat Sasa" ucap Alena lalu memeluk bunda Ayu.

" Asyhadu Allah ilahaillallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah" ucap bunda Ayu lalu menghembuskan nafas terakhir.

" bunda.bun.. bunda hiks.. bunda jangan tinggalin Alena.. hiks.." tangis Alena menjadi.

" udah Len tante Ayu udah tenang" ucap Azka sambil menenangis Alena dan Sasa yang menangis.

" misi kalian bisa keluar dulu biar kami bersihkan jenasahnya dulu" ucap suster lalu Azka membawa Sasa dan Alena keluar dari ruangan tersebut.

" udah yuk kita keluar dulu" ucap Azka membantu Alena keluar.

mama Dewi yang kaget melihat mantu dan cucunya menangis langsung mengambil alih Sasa dari Alena.

" lo kenapa Lena ?" tannya Rara pada Alena tapi yang di tannya hannya diam saja.

" tante Ayu udah gak ada " ucap Azka dan membuat orang yang di sana semakin sedih pada Alena.

Azka yang sedari tadi hannya memerhatikan Alena merasa bersalah karna tak bisa membuat Alena senyum. dan tiba tiba saja Alena berjalan sediri tak tau mau kemana.

" Len lo mau kemana?" tannya Rara pada Alena dan masih sama jawabannya .

" udah biar gw yang ikutin dia aja, siapa tau dia butuh sendiri" ucap Azka lalu mengikuti Alena dari belakang.

sedari tadi Azka yang tengah mengikuti Alena merasa heran karna tiba tiba saja Alena duduk di pojok taman yang sepi. karna tak mau ada apa apa dengan Alena akhirnya Azka duduk di taman yang tak jauh dari Alena.

" tuhan apa salah Alena, kenapa engkau terus mengambil orang yang aku sayang, Alena mohon sama engkau tolong jangan ambil orang yang Alena sayang lagi kalo memang Alena yang membuat kesalahan tolong ambil Alena aja jangan yang lain" ucap Alena dengan tangisan yang tak henti sedangka Azka yang melihat itu merasa tak tega.

"kalo ucapan papa bener tentang Alena anak pembawa sial tolong ambil Alena aja supaya orang orang yang ada di dekat Alena gak kena sial tuhan" ucap Alena yang benar benar tak kuat dengan masalah ini.

dan tiba tiba saja Azka datang di hadapan Alena dan memeluknya.

"nangis aja keluarin unek unek yang ada di diri lo, gw siap jadi sandaran lo sekarang " ucap Azka yang merasa tak tega dengan Alena yang harus menerima kenyataan hidpnya dan beban yang berat.

" makasih Azka" ucap Alena dan membalas pelukan Azka erat.

" udah sewajarnya pacar buat jadi sandaran " ucap Azka.

" yawdah yuk kita kedalam dulu" ucap Azka yang di anguki oleh Alena.

*****

" Alena lo gpp kan gw khawatir banget sama lo tau gak " ucap Rara dengan raut wajah yang begitu khawatir karna ia tak mau hal dulu terulang kembali.

flasback on

" Alena kamu kenapa?siapa yang buat kamu nangis biar aku tinju orangnya" ucap bocah kecil yang masih berumur 8 tahun yang sedang menghibur temannya ini.

" Papa.. aku anak pembawa sial, papa gak sayang Alena.. Alena mau ikut mama hiks.." tangis Alena begitu lantang.

"ALENA MAU IKUT MAMA..." teriak Alena dan langsung berlari ke tengah jalan.

" ALENAAAAA.." teriak Rara yang kaget saat Alena hampir saja di tabrak mobil. dengan kepanikan Rara langsung berlari ke arah Alena yang menangis sambil memegangi lututnya.

" Aduh dek kalo mau nyebrang liat liat dong untung kamu gak saya tabrak" ucap sang penabrak tersebut.

" maafin temen saya pak" ucap Rara pada bapak bapak yang hampir saja menabrak Alena. dan dengan segera Rara membawa Alena duduk di tepi jalan.

" Alena jangan kaya gitu lagi Rara takut tau" ucap Rara lalu memeluk tubuh Alena yang masih bergetar.

" Alena anak pembawa sial Ra" ucap Alena yang masih menangis dalam pelukan hangat tersebut.

" gak kok, Alena kan anaknya papa Raka bukan papa Dito" ucap Rara yang masih memeluknya erat.

" kata bunda walau papa jahat sama Alena, Alena tetep anak papa Dito" ucap Alena.

" iya tapi Alena harus lebih sayang sama papa Raka aja soalnya papa Raka kan baik gak kaya papa Dito" ucap Rara dan di balas pelukan yang erat dari Alena.

flasback off

" iya gw gpp Ra, santai aja" ucap Alena lalu duduk di bangku sebelah Rara.

" Len lu tau gak sih tangan gw ancur di garok sama si Rara" ucap Alvaro sambil menunjukan bekas cakaran tersebut.

" ih lagian lo ngalangin gw buat liat Alena" ucap Rara sinis.

" huh sabar Varo, kalo mau dapet Rara kudu sabar" gumam Varo yang masih bisa di dengar.

" gw denger Ro" ucap Rara.

" iya Ra iya " ucap Alvaro lalu merjalan ke arah Azka.

tiba tiba saja datang mama Dewi bersama Sasa di gendongannya berjalan cepat ke arah Alena dan yang lain.

" loh mama kenapa kok panik gt mukannya?" tannya Azka pada mamanya.

" Alena tante turut berduka cita ya" ucap mama Dewi lalu memeluk Alena. Alena hannya tersenyum paksa.

" tante janji akan jaga kamu sebagai mana tante jaga Azka, dan mulai sekarang panggil tante mama" ucap mama Dewi dan Alena hannya menganguk.

" yawdah kita siap siap buat bawa jenasah bunda Ayu pulang " ucap Azka dan di anguki semua.

" mama, Sasa, sama Rara pulang duluan aja biar ada yang bantuin Reza sama Bimo.

" yawdah mama pulang dulu" ucap mama Dewi setelah itu pergi keluar dari rumah sakit.

" yawdah kita bayar administrasinys dulu " ucap Azka dan langsung berjalan menuju lobby.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post