BAB VIII - Perjodohan
AUTOR POV.
Setelah meminta izin kepada guru Bk akhirnya Rara dengan yang lain langsung bergegas ke rumah sakit menemui bunda Ayu yang masih koma. kurang dari 15 menit mobil Varo sudah sampai di parkiran rumah sakit dan dengan terburu buru Rara langsung keluar tampa menunggu yang lain.
" woy Ra tunggu" teriak Bimo.
" ydah yuk masuk " ucap Reza dan langsung meninggalkan Alvaro dan Bimo.
" gc jalan gak usah diem bae" ucap Alvaro langsung mengikuti Rara dan Reza.
" nasip..nasip punya temen kerjaannya ninggalin mulu" ucap Bimo dengan muka bete.
karna tak mau di tinggal lebih jauh akhirnya Bimo langsung mengejear mereka semua menuju ruangan bunda Ayu.tak lama setelah menaiku lift mereka berjalan sebentar hingga menemui ruang melati dan itu ruangan bunda Ayu di rawat. tampa menunggu lagi Rara langsung masuk ke adalam ruangan tersebut tampa mengucap salam.
Ceklek..
ruangan bunda Ayu terbuka dan menampakan bunda Ayu yang sedang tertidur dengan banayk monitor yang ada di dekatnya. Rara yang melihat itu makin menangis dan langsung memeluk Alena yang masih duduk di kursi roda.
" Alena..hiks gimana bisa kaya gini Len" ucap Rara yang masih menangis.
" gw juga gak tau Ra, tadi gw dapet kabar hiks.. kalo bunda udah kecelakaan karna menghindari anak kecil yang lari dari gang hiks.." ucap Alena yang juga menangis.
dan orang orang yang ada di sana merasa kasihan terhadap kedua gadis tersebut terutama Alena karna disaat dia masih dalam ke adaan tak baik baik saja dia harus mendapat masalah lagi dengan bunda Ayu yang mengalami koma sementara.
"sayang makan dulu yuk kamu kan belom makan" ucap mama Dewi sambil mengelus punggung Alena.
" gak usah tante, aku gak laper" ucap Alena dengan suara yang sumbang.
tiba tiba saja kursi roda Alena telah di dorong oleh Azka dan membawanya ke suatu tempat.
"ih.. Azka lo apa apan sih main dorong dorong aja " ucap Alena kesal karna ia ingin menunggu bundannya sadar.
" lo harus makan" ucap Azka dengan muka datarnya.
" gw gak mau ya gak mau" ucap Alena dengan nada yang meninggi.
" gak terima penolakan" ucap Azka dan membawa Alena ke salah satu meja di kantin rumah sakit.
" lo mau makan apa?" tannya Azka ke Alena sedangkan yang di tanya hannya menggeleng.
' sabar Azka dia lagi di fase kesedihan jadi jangan emosi' batin Azka .
" ok bubur " ucap Azka final dan langsung membelinya.
saat Alena mendengar kata bubur di otaknya hannya ada (bubur yang hambar) dan ia tak suka itu, dan saat ini juga dia tak bisa menerima penolakan karna Azka akan semakin kekeh terhadap pilihannya. tak lama Azka datang dengan bubur di tangan kanannya dan somay di tangan kirinya . dengan muka yang berbinar Alena langsung mengambil piring yang ada somaynya. Azka yang melihat itu langsung merebut kembali piring somaynya dan memberikan buburnya.
" lo harus makan bubur biar kennyang" ucap Azka lalu menduduki kursi tetep di depan Alena.
" ih gw gak mau gw mau somaynya" ucap Alena dengan muka yang cemberut dan tangan yang dilipat di depan dada.
" makan gak" ucap Azka yang sudah emosi sebab Alena yang keras kepala.
" gw gak mau pokoknya gw mau somay" ucap Alena lagi dengan sedikit membentak.
" gini aja abis lo makan buburnya gw beliin somay lagi gimana" tannya Azka agar Alena mau makan buburnya.
" oke tapi awas aja kalo lo gak beliin gw gak mau makan lagi" ucap Alena seperti mengancam.
" oke, yawdah makan cepet" ucap Azka. dan mereka langsung memakan makanannya.
sekitar 10 menit mereka makan tampa suara dan karna Alena juga sudah merasa mual memakan buburnya akhirnya ia tak ingin memakan lagi dan meminta Azka agar membelikannya somay.
" Azka gw udah gak kuat gw dah enek makan buburnya, jadi gw mau somay" ucap Alena dengan senyuman manis.
" bubur lo belom abis Lena" ucap Azka datar.
" ih.. tapi gw mau somay" ucap Alena merengek dan tak mau bedebat lagi Azka langsung saja memesan somay tersebut. sekitar 3menit somay Alena datang dengan muka yang bersemangat ia langsung saja melahap somay tersebut.
Azka yang sedari tadi memerhatikan wajah cantik Alena ia tak sadar jika Alena telah selesai makan. dan Alena yang merasa risih di lihati Azka ia langsung menyengol tangan Azka.
" Ka gw tau gw cantik tapi gak usah sampe segitunya juga kali" ucap Alena .
" dih gr lu orang gw aja lagi ngelamun yee" ucap Azka bohong .
" up to you"ucap Alena yang sedang mengelap mulutnya dari sisa makan.
setelah mereka selesai makan mereka langsung kembali ke ruangan bunda Ayu untuk melihat keadaan bunda Ayu sekarang. tapi itu semua masih doa dan belum terkabulkan membuat Alena menghela nafas. padahal ia berharap saat ia kembali bunda Ayu telah sadar.
" gw tau lu kuat buat hadapin ini" bisik Reza tiba tiba dan membuat Alena sempat kaget.
" makasih Za udah nyemangatin gw" ucap Alena sambil menampakan senyum manisnya dan disisi lain Azka tak suka bila Alena menampakan senyum manisnnya itu kepada orang lain.
****
Sudah seminggu bunda Ayu masih dalam masa komannya dan sempat membuat Alena frustasi sebab ini sudah lebih dari yang Alena bayangkan. dan saat Alena ingin memangil Rara untuk membantunya ke kamarnya tiba tiba saja ia melihat pergerakaan di tangan bunda Ayu dan membuat Alena keget dengan cepat ia memencet tombol darurat untuk memanggil dokter.
tak lama dokter datang bersama suter di situ juga ada Azka dan yang lain. Alena langsung berkata ke dokter bahwa ia melihat tangan bunda Ayu bergerak, dokter yang paham langsung memeriksannya. dan setelah di periksa Alena langsung bertannya.
" gimana dok keadaan bunda saya?" tannya Alena yang sudah tegang dari tadi.
" pasien tidak apa apa kemungkinan pasien akan sadar dalam beberapa jam" ucap dokter dan di angguki oleh mereka yang ada di sana.
" ya sudah kalau gitu saya keluar dulu masih ada pasien yang harus saya tanganin" ucap dokter dan di anguki oleh mereka. setelah itu dokter keluar dari ruangan bunda Ayu.
dua jam berlalu kini di ruangan bunda Ayu semakin sepi karna semakin malam dan di ruangan bunda Ayu tinggal Alena, Azka, Sasa, dan juga mama Dewi. yang masih setia menunggu bunda Ayu sadar.
" tante hari ini biar Sasa tidur sama Alena ya" mohon Alena ke mamah Dewi.
" loh nanti kamu susah loh kalo ada Sasa di sini" ucap mamah Dewi.
" gak kok tan kan ada Azka" ucap Alena dan Azka yang mendengar itu langsung menghela nafas.
' berasa babu gw' batin Azka.
saat tengah Asik berbicara tiba tiba saja bunda Ayu sudah sadar dan memangil nama Alena.
" A..lena" ucap bunda Ayu dengan suara yang masih sangat lemah. Alena yang mendengar itu kaget bukan main dan langsung menyuruh Azka untuk membantu mendorongnya.
" i..iya kenapa bun" ucap Alena yang masih kaget akan hal itu
" bunda mau kamu sama Azka Tunangan " ucap bunda Ayu dan membuat mereka yang ada di sana kaget kecuali mamah Dewi.
" bunda bercanda kan" tannya Alena.
" bunda mohon sama kamu sayang" ucap bundaa.
" gimana dong ka" bisik Alena.
" gw gak tau" ucap Azka yang juga bingung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar