Jaga Kesehatan agar Sukses Raih Tujuan
Oleh: Nur Faizah Salsabila
Waktu SD saya sering sakit. Saat sakit, biasanya saya enggan melakukan aktivitas apapun. Maunya rebahan saja. Mau belajar rasanya malas sekali. Makan saja harus dipaksa.
Waktu itu, saya sempat didaftarkan untuk mengikuti lomba Paskibra. Saya sangat senang menjadi anggota Paskibra. Ketika latihan, saya begitu bersemangat sampai-sampai tidak bisa menjaga pola makan yang teratur. Hingga akhirnya saya jatuh sakit dan tidak bisa mengikuti lomba itu. Ah, sedih sekali.
Setelah kejadian itu saya sadar bahwa latihan yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi sampai tidak menjaga pola makan yang teratur dan sampai dehidrasi. Ketika saya jatuh sakit, mau makan saja tidak enak. Mau bantu-bantu orang tua pun tidak bisa. Saya sempat iri melihat teman-teman yang bisa mengikuti lomba Paskibra.
Cerita kegagalan ini tidak hanya sampai di sini. Suatu hari, saya coba untuk mengikuti lomba yang lain yaitu olimpiade PAI. Saya kembali gagal. Mengapa bisa begitu? Karena waktu mengerjakan soalnya saya nggak konsentrasi karena belum sarapan. Sejak kejadian itu, saya mulai membiasakan diri untuk berolahraga dan menjaga pola makan yang baik.
Ketika bulan Ramadan tiba, sekolah saya mengadakan kegiatan Pondok Ramadan. Di sini diadakan berbagai lomba yaitu adzan, kaligrafi, cerdas cermat, dan lomba tartil. Waktu itu saya iseng nih, coba daftar lomba kaligrafi dan lomba cerdas cermat. Saya yakin jika saya rutin minum air dan menjaga pola makan yang teratur akan membuat otak lebih baik bekerja. Saya mulai latihan sedikit demi sedikit untuk soal cerdas cermatnya dan saya juga mulai belajar membuat kaligrafi.
Ketika waktu lomba itu tiba, saya merasa sangat senang sekali dan berharap bisa mendapatkan juara. Ternyata, keinginan saya terkabul. Saya berhasil mendapatkan juara 1 untuk lomba cerdas cermat, dan juara 2 untuk kaligrafi. Betapa senangnya hati saya.
Sampai di situ saya mulai percaya bahwa ketika kita menjaga pola makan yang teratur bisa membuat badan jadi lebih sehat dan otak bekerja dengan baik. Kemudian saya berusaha mencari prestasi di bidang yang lain. Ketika menonton televisi, ada seorang anak kecil yang sudah hafal Al-Qur'an 30 juz. Masya Allah, hebat sekali bukan? Saya jadi kepikiran untuk bisa menjadi seperti dia.
Ketika kelas 4 SD, oleh orang tua saya diikutkan pada kegiatan Thoriqoh Yanbu'a. Di dalam materi itu saya bisa mengerti tentang tajwid dan makhrojal huruf. Ustazah mengajak saya untuk mengikuti lomba menghafal surah-surah dari An-Naba' sampai dengan An-Nas. Saya sangat tertarik dengan lomba itu. Saya pun mencoba untuk menghafal surah-surahnya.
Ketika sedang hafalan, saya merasa sangat bosan. Saya juga merasa kehausan hingga akhirnya membeli es. Setelah minum es, hafalan saya masih berjalan dengan lancar. Namun besoknya tenggorokan saya jadi gatal dan perih. Waktu malam hari saya susah sekali untuk tidur. Tiba-tiba, pagi harinya saya langsung demam. Saya pun mulai panik. Soalnya waktu lomba sudah dekat dan saya masih hafal separuhnya.
Supaya cepat sembuh, saya rutin minum obat dan makan dengan teratur. Meskipun terasa hambar, saya paksa untuk makan. Saya ingin bisa ikut lomba. Namun ternyata saya gagal lagi. Saya tidak bisa tampil maksimal karena waktu Latihan saya yang kurang gara-gara sakit.
Setelah kejadian itu saya benar-benar kapok. Saya tidak mau lagi membeli es atau minuman lain yang tidak sehat. Saya benar-benar menahan diri untuk tidak makan dan minum sembarangan. Alhamdulillah, di ajang lomba berikutnya saya kembali berhasil meraih juara.
Bertolak dari pengalaman ini, saya sadar sepenuhnya bahwa menjaga pola makan itu sangat penting bagi kesehatan. Lalu saya berusaha menjaga kesehatan saya dan terus belajar tartil. Saya mencoba latihan tartil sendiri dengan menggunakan metode irama jiharkah. Mulai saat itu saya langsung jatuh cinta dengan irama jiharkah. Hingga di madrasah saya mengadakan haflatul imtihan. Alhamdulillah,saya mendapatkan juara 3. Ada lagi lho! Saya juga mengikuti lomba tartil dengan menggunakan metode jiharkah dan saya juga mendapatkan juara ketiga.
Terimakasih ya Allah. Berkat-Mu yang selalu mendengar do'a dan keluh kesahku dan berkat do'a orang tua yang selalu menyertai, saya bisa mendapatkan juara. Saya berjanji akan selalu menjaga kesehatan agar bisa terus meraih prestasi. Tubuh sehat, karya meningkat!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar