Pandemi, Dinding dan Pintu Baru Duniaku
Pandemi, Dinding dan Pintu Baru Duniaku
Sudah 1 tahun lebih pandemi melanda, rasa jenuh dan bosan mulai menyergapku. Saat ini aku duduk di kelas 8 di salah satu MTs di kota Sentani. Jujur saja, sebagai siswa yang diberi pengumuman akan mendapatkan libur selama dua minggu aku sangat senang. Sayangnya perasaan senangku memudar saat pengumuman masuk sekolah tidak kunjung datang, hingga akhirnya diumumkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jarak jauh disekolahku mulanya dilakukan melalui whatsapp. Selama PJJ melalui whatsapp ini kami diberi kebebasan waktu pengerjaan sehingga aku memiliki sangat banyak waktu luang. Banyaknya waktu luang, serta larangan berkumpul maupun keluar rumah tentu saja sangat membosankan.
Rasa bosan yang merajalela membuatku mulai mencari kegiatan baru. Saat itulah aku menemukan SASISABU dan memulai keseharian baruku untuk menulis. Usai buku pertamaku terbit aku berencana untuk menulis buku keduaku yang akan memuat orang dari berbagai negara, mulai saat itu aku mulai berteman dengan banyak orang dari luar negeri untuk mempelajari bahasa dan budaya mereka. Saat aku siap untuk mulai menulis buku keduaku ternyata terdapat perubahan pada metode PJJ di sekolahku.
Pembelajaran jarak jauh di sekolahku mulai beralih ke aplikasi E-Learning. Pada metode PJJ ini kami diwajibkan mengerjakan tugas sesuai batas waktu tertentu, sehingga aku mulai fokus pada tugas sekolah. Tidak lama kemudian aku mulai ditawarkan olimpiade matematika, tentunya aku sangat bersemangat apalagi lomba yang ditawarkan padaku adalah lomba tingkat nasional bahkan aku juga mengikuti olimpiade tingkat Internasional. Sayangnya, karena pandemi, bimbingan belajar untuk lomba tidak dilakukan seperti biasanya, bimbingan kali ini hanya melalui whatsapp dan beberapa kali tatap muka, saat tatap muka pun bimbingan dilakukan terpisah dimana satu guru hanya membimbing satu siswa. Meskipun bimbingan seperti ini membantu fokus, tetapi bimbingan ini lama-kelamaan menjadi cukup membosankan. Aku benar-benar rindu masa-masa bimbingan bersama teman-teman.
Tidak lama setelah perlombaan selesai, ujian semester dimulai. Ujian menjadi hal yang cukup mengkhawatirkan bagiku, bagaimana tidak, selama belajar daring pemahamanku hanya sebatas hafalan dan bukannya mengerti akan materi yang diberikan. Sebelum masa-masa daring, aku lebih mudah mengerti akan materi karena adanya penjelasan dari guru. Ujian semester saat itu masih dilakukan menggunakan aplikasi E-learning. Aku selalu merasa ragu setiap akan mulai melaksanakan ujian, dimana saat aku mulai maka waktu akan mulai berjalan, ujian tidak dapat dihentikan, dan nilai akan langsung muncul setelah menyelesaikan ujian.
Usai ujian semester selesai, harapan untuk kembali sekolah tatap muka kembali tumbuh karena saat itu diinformasikan bahwa pandemi mulai mereda. Sayangnya, aku masih harus mengikuti pembelajaran daring pada tahun ajaran baru. Perasaan jenuh terus hadir setiap harinya, beberapa masalah pada pembelajaran daring juga sangat mengganggu, seperti gangguan jaringan, masalah pada aplikasi, hingga masalah pada soal yang diberikan. Berbagai keluhan dan kritik mengenai pembelajaran daring menjadi hal yang umum ditemukan di media sosial semakin menambah keinginan untuk kembali sekolah tatap muka.
Terlepas dari pembelajaran daring yang membuatku sulit memahami materi, aku juga rindu kembali berkumpul bersama para sahabat dan guru di sekolah. Keseharian yang monoton berlanjut hingga akhirnya kabar baik yang dinanti-nanti tiba, sekolah mulai dibuka untuk melakukan KBM tatap muka. Tentunya aku sangat senang dan tidak sabar kembali berkumbul bersama teman-teman dan kembali mendapat penjelasan materi langsung dari guru. Pembelajaran dibagi menjadi dua sesi setiap minggunya. Meski hanya bersua dua kali seminggu setidaknya aku dapat melepas rindu dengan para sahabat dan dapat lebih mudah memahami materi. Tidak bertahan lama, hal ini hanya berlangsung selama dua minggu, kemudian kembali dikabarkan bahwa korban covid-19 di Papua semakin meningkat, sehingga dengan terpaksa kami harus kembali pada PJJ, hanya saja saat ini kami tetap hadir di sekolah sekali dalam seminggu untuk mengambil dan mengumpulkan tugas. Pandemi sangat meresahkan, aku rindu bersua kembali dengan teman, guru, dan para sahabat.
Profile Penulis
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Namaku Nur Azizah Basyirah Syamsuddin, biasa dipanggil Azizah. Aku lahir di Sentani tanggal 23 Desember 2006. Aku bersekolah di Mts YPKP Sentani dan saat ini aku duduk di kelas 8. Alamat e-mailku: [email protected]. Nomor WA aktif : 085219027161.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar