Sekolah Rarra #3 - Tugas Prakarya
Tugas Prakarya
Hari ini adalah hari jumat. Di hari jumat ini, biasanya ada jadwal seni prakarya. Rarra sangat bersemangat. Ustadzah bilang, hari ini akan belajar membuat sesuatu dari lembaran manik-manik kecil yang berwarna warni. Tapi Rarra bingung. Sambil berjalan menuju sekolah, dia memikirkan apa yang nanti akan di buatnya di sekolah?
"Aku harus buat apa ya? Tempat pensil baruku yang akan di tempeli dengan 1000 lembaran manik-manik itu? Tapi kan nanti tempat pensil baruku jadi kotor karena ada bekas lem." ujar Rarra.
Akhirnya Rarra sampai di sekolah tepat waktu. Ustadzah Nadia langsung masuk kelas. Setelah mengucap salam, Ustadzah Nadia memulai pelajaran hari itu.
"Setiap siswa harus membuat 2 karya. Nah, yang nanti karyanya paling bagus, dia yang akan mendapat tambahan nilai." jelas Ustadzah Nadia sambil menulis apa saja yang harus di perhatikan saat membuat prakaryanya di papan tulis.
"Shof, kamu mau buat apa?" tanya Rarra sambil menyenggol tangan Shofiyah.
"Aku? Aku mau buat hiasan love untuk nanti di tempel di kamarku. dan menghiasi lukisan bungaku." jawab Shofiyah. Ia terus melanjutkan membuat prakaryanya.
"Wah, kamu udah dapat ide ya? Hmm, aku buat apa yaa?" Rarra berbicara sendiri sambil memainkan ujung pulpennya. Dia juga ingin mendapatkan nilai tambahan.
"Ahaa!" Tiba-tiba Rarra mendapat ide. Ia teringat dengan hiasan yang ada di atas meja belajar kakaknya. Rarra mulai membuatnya. Dia mengambil beberapa lembar manik-manik yang di berikan ustadzah dan memasukkannya ke dalam toples kaca bekas percobaan kemarin yang ia bawa dari rumah. Kemudian Rarra menuangkan segelas air ke dalam toples itu sampai penuh.
Shofiyah menoleh ke arah Rarra. Ia mengernyitkan dahinya, seakan2 bertanya apa yang di buat oleh Rarra.
"Kamu buat apa itu?" tanya Shofiyah.
"Aku lagi buat percobaan salju di dalam toples!" sahut Rarra sambil menuangkan 2 sendok glitter ke dalam toples kacanya dan menutupnya dengan tutup toples.
"Hah? Maksudmu?" tanya Shofiyah lagi.
"Iya. Coba kamu lihat ini. Manik-manik dan glitter yang ada di dalam toples ini, jika aku goyangkan akan turun ke bawah seperti salju.." jelas Rarra sambil mempraktekkannya di hadapan Shofiyah.
"Waah, baguus!" Shofiyah senang saat melihat manik-manik itu turun satu persatu ke dasar toples.
Rarra melanjutkan membuat prakaryanya yang kedua. Dia mengambil buku diarynya dari dalam tas dan mengambil lem putih dan mulai mengolesi seluruh permukaan sampul bukunya dengan manik-manik. Ternyata manik-manik miliknya tinggal 7 butir lagi. Karena Rarra masih membutuhkannya, akhirnya dia memintanya pada Shofiyah.
Shofiyah kembali melongo melihat karya Rarra. Ia kagum dengan buku diary milik Rarra yang sudah di beri manik-manik berwarna-warni.
---
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut niz, semangat
Okeee, makasih ruqoyy
Wah, ceritanya keren. Ada nama Shofiyah pula >< mangatt
Hehee, iya kak. makasihh
Lanjut nizz semanggat, Follow yak wkk
Iya, makasih..