Cintai Lingkungan dengan Menjaga Kebersihan
Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Jika badan kita sehat, maka jiwa pun sehat dan kuat. Maka, kita harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Agar hidup menjadi nyaman dan sehat. Misalnya mandi secara teratur 2 kali sehari, menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur, mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, mencuci kaki sebelum tidur, dan tentu saja menjaga kebersihan pakaian, peralatan makan/ minum, dan mainan sehingga terhindar dari kuman dan bibit penyakit. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini. Kita harus tetap menjaga protokoler kesehatan.
Di samping itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan agar tetap indah, nyaman, aman, rapi, dan sehat. Jika lingkungan bersih dan indah, bukankah sedap dipandang mata? Sebaliknya jika lingkungan kotor tak nyaman memandangnya, bukan? Malahan kita merasa nek atau jijik.
Bagaimana menjaga kebersihan dengan baik? Dapat dimulai dengan membersihkan rumah dan pekarangan. Dengan begitu, kita akan terbiasa membersihkan lingkungan lainnya. Buanglah sampah pada tempatnya. Biasakan memisahkan sampah basah dan sampah kering. Hal ini untuk memudahkan dalam mengolah sampah. Sampah basah seperti sisa-sisa makanan, daun-daunan, kulit buah, dan sayuran dapat diolah menjadi pupuk kompos. Sampah kering seperti kantong kresek, botol plastik, kemasan bahan makanan yang terbuat dari bahan plastik, dan kaleng bekas dapat didaur ulang menjadi kreasi yang indah dan bermanfaat. Di samping tidak menjadi sampah yang menumpuk. Karena plastik tidak hancur di dalam tanah. Malahan dapat mencemari tanah. Apalagi jika dibakar akan terjadi polusi udara.
Selain pencemaran tanah dan udara seperti yang tertulis di atas, kita perlu mencegah pencemaran air. Pencemaran air itu bukan karena cuaca. Tetapi diakibatkan oleh kelakuan manusia. Mengapa? Karena banjir itu berasal dari sampah yang dibuang oleh manusia setiap hari. Manusia terkadang mau enaknya saja. Mereka membuang sampah ke sungai atau laut. Padahal kita tidak boleh membuang sampah di sana. Karena hewan seperti ikan, udang, kepiting, cumi, dan hewan lainnya akan mati. Tak ada lagi yang akan menjadi lauk yang lezat kita sehari-hari, bukan? Nelayan akan kesusahan mendapatkan ikan sebagai mata pencahariannya. Jadi kita harus mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan.
Sebelum membuang sampah sembarangan, kita harusnya berpikir panjang terlebih dahulu. Karena akibatnya sangat merugikan kehidupan semua makhluk hidup. Padahal kebersihan lingkungan dapat menjaga kelangsungan hidup. Bukan hanya di masa kini, akan tetapi di masa yang akan datang.
Mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Akan tetapi untuk kepentingan bersama. Untuk itu, mari kita membiasakan untuk membersihkan lingkungan secara bergotong royong. Dimulai dalam lingkungan keluarga. Ada ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Kekompakan dalam keluarga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan segera. Di samping dapat memperkuat kerja sama dan kasih sayang. Jika dalam keluarga selalu kompak dan bekerja sama, di lingkungan sekolah dan masyarakat pun akan terwujud kerja sama yang baik.
Mari kita mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Berarti jika kita menjaga kebersihan, berarti kita menjaga iman.
Biodata Penulis
Nisrina Arij Hisanah Suhardi, biasa dipanggil Rina. Lahir di Enrekang pada tanggal 12 November 2012. Saat ini Penulis adalah siswi kelas 2 SDN 172 Enrekang. Hobbi Penulis adalah membaca, menulis, dan bersepeda. Cita-cita ingin menjadi guru dan penulis.
Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected] dan WA 085242571812 (informasi masih menggunakan email dan WA Ibu).
Penulis telah menerbitkan buku perdana berjudul “Bingkisan Buat Mama” hasil pelatihan sasisabu 6 yang diadakan oleh MediaGuru Indonesia. Juga memiliki 4 buku antologi hasil lomba menulis siswa di MediaGuru “Anak Indonesia Cinta Buku”, “Kami Rindu Bersua, Pengalaman Belajar Daring”, “Ramadan Ceria”, dan “Yuk, Membuka Dunia dengan Buku”. Kini sedang melanjutkan buku ketiga berjudul “Andaikan Aku Bisa Terbang” hasil pelatihan sasisabu 8.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar