Navigasi Web
Bapak-Ibu Guru Andaikan Kita Bisa Bertemu

Bapak-Ibu Guru Andaikan Kita Bisa Bertemu

Sejak kelas 1 semester 2 kami belajar daring. Menerima dan mengirim tugas melalui grup whatsapp yang diberikan Bapak dan Ibu Guru. Itu terjadi sampai aku naik kelas 3. Terasa berat sekali. Kami tidak bisa bertanya secara langsung. Akan tetapi, hanya melalui chat yang harus diketik.

Beberapa pekan lalu aku mendengar kabar bahwa sekolah akan melaksanakan belajar dan mengajar tatap muka. Itu artinya aku akan bertemu Bapak-Ibu Guru dan teman-teman. Duh, asyiknya! Ditambah lagi dengan dapat hadiah serba baru dari papa dan mama berupa sepatu, kaos kaki, tas, pakaian, dan peralatan sekolah lainnya. Juga uang jajan yang akan rutin setiap hari. Aku rencananya akan memasukkannya ke dalam buku tabungan sekolahku lagi seperti dulu. Betapa senangnya aku.

Akan tetapi betapa sedihnya aku ketika Ibu Guru menyampaikan di grup whaatsapp bahwa sekolah tatap muka dibatalkan. Karena zona covid-19 di daerahku dari kuning, berubah menjadi orange, dan begitu cepat menjadi zona merah kembali. Banyak pasien positif terinfeksi virus Korona. Meskipun telah diadakan vaksin. Duh, apaan ini? Kecewa deh jadinya. Aku menangis. Kapan ya aku bisa bertemu langsung dengan Bapak-Ibu Guru yang baik dan teman-teman yang lucu. Perasaanku sedih sekali. Sepertinya kehilangan semua yang kumiliki. Kapankah ini berakhir? Kapankah juga Korona menghilang dari bumi ini? Semua terasa hampa. Aku inginkan Korona cepat berlalu tanpa meninggalkan jejak. JIka kami belajar tatap muka semuanya akan terasa lebih mudah. Kami bisa bertanya langsung kepada Bapak-Ibu Guru jika ada kendala. Terasa begitu senangnya jika seperti itu. Selain aku bisa bermain bersama teman-teman. Makan bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah masing-masing. Membaca bersama di taman baca dan perpustakaan. Bergotong royong membersihkan kelas dan pekarangan sekolah. Duh, indahnya. Kapan ya itu bisa menjadi kenyataan?

Perasaanku saat ini selama belajar daring dilanjutkan kembali adalah rasa jenuh mulai terasa. Belajar di rumah saja, Tanpa teman dan Bapak-Ibu Guru di sisiku. Jika ada pelajaran yang tidak kuketahui, tak ada tempatku bertanya. Papa dan Mama ke sekolah juga. Bapak-Ibu Guru sangat kewalahan melayani kami melalui chat karena jumlah kami yang banyak. Tidak mungkin kan Bapak dan Ibu Guru menjawab pertanyaan kami semua? Terkadang lama baru dibalas. Berbeda jika tatap muka. Semua pertanyaan kami bisa dijawab secarah langsung. Juga dapat dibimbing langsung. Kami dan teman-teman orang tuanya juga memiliki kesibukan sehari-hari. Ada yang ke kantor, ke sekolah, mengurus rumah tangga, kebun, dan sebagainya. Sehingga tidak bisa mendampingi kami terus- menerus. Aku sudah dapat merasakan dan mengalaminya. Ketika aku belajar daring, sendirian tanpa orang tua di sampingku. Untungnya mama menyimpankanku laptopnya untuk kupakai menerima dan mengirim tugas kepada Ibu Guru. Belum lagi setelah tugasku selesai, Akulah yang mendampingi adikku yang masih duduk di kelas 1 SD. Dapat dibayangkan bukan? Aku yang masih duduk di kelas 3 harus menjadi guru buat adikku. Kasihan kalau harus menunggu papa dan mama pulang. Tugas kami bisa keduluan teman loh. Tidak asyik deh. Aku kan anak kuat.

Maka dari itu aku berdoa semoga Korona ini cepat berakhir. Tentu saja dengan tetap menjaga protokoler kesehatan. Seperti memakai, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga kebersihan tubuh, menjaga jarak 1 meter, dan tetap di rumah saja. Ayo terapkan protokoler kesehatan seperti aku teman-teman. Kita berdoa bersama ya! Kita sudah rindu untuk bisa bertemu Bapak- Ibu Guru kan?

Biodata Penulis

Nisrina Arij Hisanah Suhardi, biasa dipanggil Rina. Lahir di Enrekang pada tanggal 12 November 2012. Saat ini Penulis adalah siswi kelas 3 SDN 172 Enrekang.

Hobbi Penulis adalah membaca, menulis, dan bersepeda. Cita-cita ingin menjadi Guru dan Penulis.

Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected] dan WA 085242571812

Penulis telah menerbitkan buku perdana berjudul “Bingkisan Buat Mama” hasil pelatihan sasisabu 6 yang diadakan oleh MediaGuru Indonesia. Juga memiliki 6 buku antologi hasil lomba menulis siswa di MediaGuru “Anak Indonesia Cinta Buku”, “Kami Rindu Bersua, Pengalaman Belajar Daring”, “Ramadan Ceria”, “Yuk, Membuka Dunia dengan Buku”, “Aku Cinta Lingkunganku”, dan “Rumahku Istanaku”. Kini sedang melanjutkan buku tunggal kedua berjudul “Andaikan Aku Bisa Terbang” hasil pelatihan sasisabu 8.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, keren sekali kak .... Salam Semangat Berkarya kak

11 Aug
Balas

iya dek kamu juga ya

12 Aug



search

New Post