BAB 1 Perjalanan yang Menyenangkan
Pada hari Minggu kami sekeluarga akan mengantarkan Kakak Dhila ke Bandara Hasanuddin. Kakak Dhila yang tidur bersamaku di kamarnya lebih cepat bangun dan membangunkanku.
Setelah shalat subuh aku membangunkan Kakak Ida, Kakak Firah, dan adikku juga, Jihan. Aku dan adik menyiapkan handuk untuk mandi. Kami pun mandi bersama. Kami tidak bermain seperti biasanya. Karena mobil akan menjemput pukul 08.00. Lagi pula kami hanya memiliki satu kamar mandi. Jadi harus antre. Setelah berpakaian rapi, Mama memintaku menikmati sarapan yang telah tersedia di meja makan. Mama mengatakan kami harus sarapan dulu sebelum berangkat supaya tidak mabuk dalam perjalanan.
Setelah sarapan aku mengambil maskerku. Ke mana pun kupergi aku harus memakainya. Kakak juga telah menyiapkan hand sanitizer dalam tas kecil. Kami tetap harus menerapkan protokoler kesehatan agar terhindar dari virus Korona. Kakak Dhila karena mau berangkat ke luar provinsi jadi harus memiliki surat rafid tes. Papa sudah mengantarkan dua hari lalu ke Kantor Dinas Kesehatan untuk mengambilnya. Alhamdulillah hasilnya negative. Semoga sesampai di jawa kakak tetap sehat dan terhindar dari virus yang berbahaya itu.
Pukul 08.30 ternyata mobil yang menjemput baru datang. Papa yang mendapat giliran terakhir ke kamar mandi buru buru menyelesaikan mandinya. Karena Papa tadi banyak mengurus keperluan Kakak Dhila. Sementara Mama sudah mandi sejak subuh tadi. Merapikan dan menyatukan barang-barang yang akan di bawa kakak. Satu koper besar, gitar, laptop, dan tas kecil berisi handphone dan bunga-bunga.
Barang-barang dimasukkan ke bagasi oleh sopir, Setelah beres, kami masuk ke mobil. Aku duduk di kursi belakang. Tetapi aku sebenarnya ingin duduk di depan bersama Papa. Mengapa aku ingin duduk di depan? Karena aku ingin menulis pemandangan dalam setiap perjalananku. Aku melihat Papaku membuka pintu mobil depan. Kakak Dhila yang di sampingku bertanya, " Apakah kamu ingin duduk di depan?” Aku menjawab" hmmm, iya, tentu saja, Kak. " Kakakku melanjutkan, " Lalu mengapa kamu masih ada di sini? " Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung ke depan. Adikku ikut- ikutan ke depan, padahal tadi duduknya di jok tengah bersama Mama.
Saat melewati Kecamatan Cendana, di depan sekolah Papa yang dulu. Aku melihat dari jendela ada sawah yang luas dan menghijau. Aku juga melihat gunung tapi, gunungnya ditutupi banyak awan. Memang cuaca agak mendung. Namun perjalananku sangat menyenangkan. Karena aku dapat membayangkan akan menjadi bagian awal dari ceritaku.
Menjelang siang hari perjalanan telah sampai di Parepare, kampung halaman Mama. Tempat Kakak Dhila dan Kakak Ida dilahirkan. Adikku yang duduk di pangkuan Papa sangat menggangguku. Karena sebentar duduk, berdiri lagi. Sebentar maju ke depan, eh tiba-tiba ingin duduk lagi di samping Mama. Untung Mama memberinya kerupuk dan permen untuknya. Sehingga aku terbebas darinya dan dengan leluasa membanyangkan ide yang akan kutulis. Memang adikku sangat lincah, banyak goyangnya. Tapi aku tidak kesal padanya. Karena dia adikku satu-satunya. Dia adalah teman main dan teman belajarku. Ke mana pun kami selalu ingin bersama.
Pukul 12.00 mobil singgah dan memarkir kendaraan di suatu tempat. Letaknya di pinggir laut. Ada beberapa gazebo yang telah dihuni oleh beberapa orang. Mama memilih gazebo yang paling dekat dengan pantai. Tentu saja kami sangat senang. Sambil beristirahat, makan, dan dapat menikmati keindahan pantai. Mama dengan dibantu Kakak menurunkan bekal yang ada di mobil. Kami akan makan siang dan setelah itu melaksanakan shalat zuhur. Pak Sopir ikut bergabung dengan kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar