BAB 1 Kisah Ela dan Eli
Ela dan Eli kakak beradik yang selalu kompak. Ela berusia 7 tahun dan Eli 6 tahun. Ela sangat menyayangi Eli adiknya. Dia selalu menghibur adiknya ketika Papa dan Mamanya tidak di rumah. Mereka sering berdua saja saat pulang sekolah. Merekan pulang pukul 11.00. Sementara Papa dan Mamanya pukul 16.00. Papa dan Mamanya mengajar di Sekolah Dasar.
Suatu pagi Ela bangun terlalu cepat pukul 05.00, dia pun langsung ke kamar mandi. Ibu membangunkan Eli,” Bangun, Li!” Eli masih mengantuk dan ingin tidur lagi. Tapi begitu melihat kakaknya Ela sudah tidak ada di sampingnya, dia melompat bangun. Dia menguap padahal sudah pukul 05.30, dia pun beranjak dari tempat tidur. Sementara Ela sudah berpakaian dan memakai kaos kaki dan sepatunya. Eli pun dengan terburu-buru ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Seragam sekolahnya telah disiapkan ibu. Setelah berpakaian, mereka sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Tepat pukul 07.00 mereka ke sekolah diantar oleh Ibu dengan sepeda motor. Untung saja jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh hanya sekitar 500 meter sehingga mereka tidak telat. Ela duduk di kelas II SD sedangkan Eli di kelas I SD.
Pukul 07.30 bel masuk telah berbunyi. Ela dan Eli masuk ke kelas masing-masing. Baru saja Ela masuk ke kelas, temannya Zila bertanya kepadanya,” Ela, apakah kamu melihat tasku?’’ Tentu saja Ela terkejut mendengarnya dan menjawab,” Aku tidak melihatnya, Zila.’’ Zila tidak puas mendengar jawaban Ela menghadap Ibu Guru di ruang guru. Ibu guru yang mendengar laporan Zila mengatakan tidak apa-apa nanti akan dibantu mencari tasnya. Sesampai di kelas Zila dibantu teman-temannya dan Ibu Guru mencari tasnya. Setelah tas Zila ditemukan pelajaran pun dimulai.
Sepulang sekolah Zila mengejar Ibu Guru untuk mengucapkan terima kasih. Ibu guru mengatakan sama-sama sambil tersenyum. Tak lama penjemput Zila datang karena waktu telah menunjukkan pukul 11.45.
Sementara Ela dan Eli juga dijemput Papanya. Setelah sampai di rumah Papa menyiapkan makan untuk mereka berdua dan meminta mereka mengganti pakaian sekolah dan merapikannya. Sekolah Papanya memang lebih dekat sehingga Papa yang mengurusnya sebelum berangkat kembali mengajar. Mama sekolahnya jauh, tidak sempat mengurusnya di siang hari.
Setelah Papa berangkat kembali, Ela dan Eli tinggal berdua saja di rumah. Setelah memakai pakaian rumah, mereka bermain berdua. Ela mengambil kertas dan pinsil sementara Eli mengambil buku gambar dan pensil warnanya. Ela suka menulis. Dia ingin menulis cerita tentang buku yang dibacanya kemarin. Sementara Eli menggambar sampul buku cerita yang biasa dibacakan kakaknya. Mereka asyik dengan pekerjaan masing-masing.
Sore harinya, saat Mama pulang. Mama berkata,”Ela dan Eli besok akan penerimaan rapor di sekolah, ka?’’
Ela dan Eli serempak menjawab,‘’Iya, Ma.’’
Malam harinya, Ela dan Eli mengerjakan PR dari Ibu Guru yakni soal berhitung sebagai pengayaan. Ela membantu Eli menyelesaikan PR dulu baru dia sendiri menyelesaikan PRnya. Mama dan Papa sibuk merampungkan rapor untuk siswanya.
Setelah selesai mereka mengerjakan PRnya, mereka ke kamar mandi untuk cuci kaki dan sikat gigi. Selanjutnya mereka ke kamar untuk tidur. Ela dan Eli tidur di kasur di lantai kamar, tidak mau tidur di atas tempat tidur.
Keesokan harinya Ela dan Eli bersama-sama bangun. Sesudah itu Ela dan Eli pun mandi dan memakai seragam sekolah. Mama mengantar ke sekolah. Saat bermain di kelas bel masuk berbunyi. Ela belajar Agama sementara Eli belajar Tematik. Bu Guru Agama telah memulai pelajaran tentang hafalan surah An-Nas. Ela senang karena telah menghafalnya.
Saat istirahat, mereka ke kantin. Uang jajan yang diberikan Mama sama yaitu empat ribu rupiah. Mereka jajan dengan uang itu, tapi tidak dihabiskannya. Mereka ingin menabungnya. Karena tadi di rumah sarapan semua.
Sepulang sekolah Ibu Guru membagikan rapor kepada siswa. Zila yang pertama mendapat giliran, lalu Andra, kemudian Ela dan teman-teman lainnya. Eli pun juga sudah terima rapornya.
Teman-temannya, dijemput Papa atau Mamanya. Mereka dengan senang memperlihatkan nilainya. Ela dan Eli hanya terdiam, karena sudah diberitahu Mamanya, nanti akan cepat pulang setelah pembagian rapor di sekolahnya akan menyusul ke sekolah Ela dan Eli.
Pukul 10.00 Mama datang, Ela dan Eli memperlihatkan rapornya kepada Mama. Mama gembira dan memeluk Ela dan Eli karena melihat rapor Ela semuanya A. Kalau Eli ada A dan ada B pada pelajaran Olahraga. Mama berkata,” Mama beruntung mempunyai anak seperti kalian‘’sambil memeluk Ela dan Eli.
Malam hari tiba saatnya makan malam. Menu makanan malam hari ini adalah nasi, sayur bayam, dan ikan goreng. Ela dan Eli makan dengan lahap. Sesudah makan malam Ela dan Eli mengerjakan PR seperti biasa. Walau sudah terima rapor Ela dan Eli selalu minta PR kepada Ibu Guru atau Papa dan Mama. Ela dan Eli melihat bintang di langit melalui jendela. Eli memohon, ‘’Ya Allah, semoga kalau tahun depan aku mendapat nilai yang lebih bagus lagi dan dapat hadiah tas baru.‘’. Semetara Ela berkata,’’ Hmm Besok libur aku akan pergi ke taman.” Dalam hati dia berkata,”Besok kan aku berulang tahun.” Papa dan Mama pasti memberiku hadiah.’’ Ela dan Eli pun berangkat tidur karena Mama sudah memanggilnya masuk. Keesokan harinya pukul 05.00, sewaktu Ela bangun lampu tidak menyala tidak ada orang di rumah. Ela mencari dan memanggil,’’ Eli! Mama!,‘’teriaknya. Tiba-tiba lampu menyala. ‘’Selamat ulang tahun!,‘’ kata Papa, Mama, dan Eli. Mama memegang kue bolu besar rasa coklat. Eli pun maju dan berkata,‘’Ini kado untuk kakak‘’ kata Eli. Papa membelai rambut Ela. Ela membuka kado pemberian Eli. Matanya membelalak senang, ternyata isi kado itu tas baru. Setelah menikmati kuenya, shalat, mandi, dan sarapan. Mereka bersiap pergi ke taman.
Sesampai di taman ternyata ada Zila juga. Dia sedang bermain ayunan. Ela dan Eli menghampiri Zila. Ela menyapanya,‘’Zila aku mau ikut juga main’’ kata Ela.”
Zila membolehkan. Ela dan Eli pun bermain ayunan bersama Zila. Mereka asyik bermain sampai menjelang malam. Sebelum berpisah, Ela dan Eli mengucapkan,” Assalamualaikum”. Zila menjawab,”Waalaikumussalam.”
Malam harinya, Mama berkata sambil tersenyum,” Mama membuat makanan kesukaan kalian.‘’
Ela dan Eli penasaran ingin melihat masakan Mama. Ternyata makanan sudah siap sayur sop dan ayam goreng kecap. Ela dan Eli makan dengan lahap. Setelah makan malam Ela menulis pengalamannya saat di taman tadi. Eli memilih menggambar bunga yang ada di taman tadi dengan krayon dan kertas gambarnya.
Setelah menulis dan menggambar, Ela dan Eli ingin membuat kreasi dari bahan bekas. Eli ingin membuat perahu penyelamat. Diambilnya bahan yang terdiri dari botol, lakban, kardus, tusuk sate, kertas, dan gunting.
Diambilnya dua buah botol lalu diberikan kardus di atasnya. Kemudian diikatnya pakai lakban dan tusuk sate di tengah atasnya. Diguntingnya kertas menjadi segi tiga dan kertas itu di bagian atas ditusuk.
Sedangkan Ela ingin membuat aturan makan. Dia menyediakan bahan kertas, hiasan, spidol, pulpen , gunting, dan lakban.
Dia mulai menggunting kerats menjadi persegi panjang dan menulis pada kertas menggunakan spidol Aturan Makan. Ditulisnya aturan makan misalnya cuci tangan sebelum makan. Aturan lain boleh ditulis. Setelah itu dibuatnya hiasan di pinggir kertas.
Sedang asyik berkarya, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 21.00 saatnya untuk tidur. Mereka menyimpan hasil karyanya. Ela sangat kecapaian sehingga langsung naik di tempat tidur. Eli tidak lupa menyikat gigi. Dia sendirian masuk ke kamar mandi.
Keesokan harinya gigi Ela sakit. Dia mengatakan kepada Mama sambil menangis,” Maaa, gigiku sakit.”
“Mengapa bisa sampai sakit gigi, Nak?,”tanya Mama heran. Eli mengatakan Kakak Ela semalam tidak menyikat gigi sebelum tidur. Mama mengangguk-angguk dan mengingatkan untuk tidak lupa menyikat gigi tika kali dalam sehari. Ela sangat menyesal. Mama kemudian membawa Ela ke Puskesmas. Ela menangis dalam perjalanan. Dia takut giginya dicabut. Mama menghiburnya.
Saat dokter memberinya obat Ela menolaknya. Dokter mengatakan rasanya enak seperti rasa stroberi. Ela mengambil dan mengunyahnya. Kata dokter kalau giginya dicabut tidak akan sakit dengan rasa stroberi itu. Ela percaya dan dia berani giginya dicabut dan tidak menagis lagi. Apalagi Mama menjanjikan hadiah setelah giginya dicabut. Ela senang dapat hadiah dari Mama sebuah sikat gigi baru yang lucu. Ela sangat bahagia. Sebelum tidur Ela tidak pernah lagi lupa mengikat gigi. Mama juga selalu membelikan odol baru dengan rasa yang berganti-ganti seperti jeruk, anggur, dan stroberi.
Saat Ela sedang berdiri di dekat jendela, tiba-tiba dia melihat anak anjing. Dipanggilnya Eli untuk ikut melihatnya. Eli mengatakan tidak melihat anak anjing. Ela berpikir mungkin cuma khayalannya saja. Dia tidak ingin memikirkan itu lagi. Saatnya makan siang. Ela, Eli, Mama, dan Papa makan bersama.
Setelah makan Ela berkhayal membayangkan pergi ke puncak gunung melihat pemandangan di gunung. Kapan ya bisa kesampaian. Sementara Eli ingin melihat kepompong keluar berubah menjadi kupu kupu yang lucu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar