Niha Hanum Salsabila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BULAN KURMA, TAPI TIDAK DENGAN SAYA
Bulan Ramadhan memang bisa disebut bulan kurma, karena sebagian besar umat muslim ketika berbuka puasa selalu didahului dengan memakan kurma. Apalagi buah kurma adalah makanan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad Saw.

BULAN KURMA, TAPI TIDAK DENGAN SAYA

Bulan Ramadhan, bulan yang pastinya sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Salah satu bulan yang memiliki banyak kebaikan yang lebih dari bulan-bulan lainnya. Mendengar kata “Ramadhan”, pasti kita diingatkan dengan buah kurma yang merupakan ciri khas bulan ini. Selain itu, pasti ada saja hal yang menjadi ciri khas bulan Ramadhan yang menjadikan bulan ini berbeda dari yang lainnya. Apa saja? Ada iklan Marjan, sirup minuman yang selalu muncul dimulai pada hari-hari menjelang Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri. Tidak hanya iklan Marjan, pasti juga disusul dengan iklan sarung yang menjadi ciri khas seorang muslim. Selain itu, juga ada banyak sekali program-program tv yang disajikan khusus kepada umat muslim dan ditayangkan untuk menemani sahur.

Ramadhan kemarin, kita dihadapkan dengan virus Corona yang menyebar luas di Indonesia. Dan ternyata sekarang pun virus ini tak kunjung hilang. Tapi masih bersyukur karena ternyata pandemi ini kian mereda. Apalagi, vaksin telah disiapkan oleh pemerintah dan sudah banyak golongan yang tervaksin. Tenaga medis pun menyampaikan bahwa pasien Covid-19 ini telah mereda. Bahkan jauh lebih sedikit dari tahun lalu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa telah satu tahun lebih kita berperang melawan pandemi ini. Ngomong-ngomong soal pandemi, tak terasa selama satu tahun kita melaksanakan pembelajaran daring. Satu tahun hanya kita habiskan dengan berdiam diri di rumah dan konsisten menjaga kesehatan tubuh.

Bulan Ramadhan memang bisa disebut bulan kurma, itu karena mayoritas umat muslim ketika berbuka selalu menyediakan buah kurma sebagai makanan pembuka. Itu memang dianjurkan oleh nabi Muhammad Saw. Dan orang yang melaksanakannya pasti akan mendapatkan ganjaran. Bahkan, buah kurma adalah makanan favorit nabi Muhammad Saw. Juga, buah kurma memiliki khasiat yang sangat banyak. Salah satu khasiatnya adalah dapat menahan rasa kenyang lebih lama. Kalian tahu bukan, setiap kita memakan buah kurma, pasti langsung terasa kenyang bahkan untuk waktu yang lama. Karena memang buah kurma sangat familiar oleh umat muslim di seluruh dunia, tidak sedikit produk-produk yang memanfaat buah kurma sebagai salah satu dari beberapa varian untuk menarik minat pembeli. Apalagi di Indonesia mayoritas penduduknya adalah umat muslim.

Memang sebagian besar umat muslim ketika berbuka puasa selalu didahului dengan memakan buah kurma. Bahkan ada yang sampai menjadikan kebiasaan itu sebagai hal wajib yang harus dilaksanakan. Tak sedikit dari mereka yang sampai memenuhi meja makan dengan buah itu. Namun lain halnya dengan saya, buah kurma adalah makanan langka di keluarga saya. Kenapa sampai disebut langka? Karena sangat jarang sekali keluarga saya mengonsumsinya. Bahkan setiap berbuka puasa, tidak ada satu pun biji buah kurma di atas meja makan. Hal itu dikarenakan faktor perekonomian keluarga yang hanya cukup untuk membeli beras dan juga lauk pauk untuk makan. Jika uangnya digunakan untuk membeli kurma, mungkin ibu saya lebih memilih untuk dipakai ke hal-hal yang lebih penting. Bahkan, berbuka yang paling menyenangkan adalah menggunakan ayam atau lele dengan minuman bernama “rucuh”, itu adalah nama di daerah saya. Rucuh adalah minuman yang dibuat dari tape (singkong yang telah difermentasi) dan diberi gula lalu dicampur air.

Saya memang terlahir di keluarga sederhana, namun kebahagiaan selalu mengalir setiap saatnya. Kasih sayang dari kedua orang tua selalu saya dapatkan. Bahkan, saya sangat mengidolakan sosok ayah saya, belum kerja banting tulang setiap harinya sebagai seorang petani. Hanya dengan profesi itu beliau bisa menafkahi keluarganya yang beranggotakan enam orang. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kebahagiaan ini kepada saya. Ramadhan yang saya jalani setiap tahunnya selalu terasa sempurna dan sangat bermakna berkat pahlawan dan malaikat yang selalu berada di samping saya. Yang tak lain adalah ayah dan ibu saya.

Profil Penulis

Niha Hanum Salsabila, yang kerap disapa Hanum. Hanum lahir di Kediri, 20 Mei 2007. Ia sekarang menempuh pendidikan di MTsN 7 Kediri dan duduk di bangku kelas 8. Gadis cantik penulis cilik ini adalah anak dari ayah bernama Wuryani dan ibu bernama Yunanik. Gadis ini sangat ingin menjadi seorang jurnalis dan juga penulis sukses. Namun cita-cita terbesarnya adalah membahagiakan kedua orang tuanya yang telah membahagiakannya sedari ia masih bayi. Hanum sangat ingin membalas kasih sayang kedua orang tuanya lebih dari yang telah mereka berikan. Doakan agar Hanum bisa mewujudkan cita-citanya ya teman-teman. Alamat e-mail nya [email protected]. Kalian juga bisa menghubunginya lewat nomor 083861048137.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren .. kakak

10 Apr
Balas

Terimakasih banyak

10 Apr

Keren .. kakak

10 Apr
Balas

Keren kak, semangat. Semoga menang

10 Apr
Balas

Alhamdulillah, terimakasih banyak. Amin..

10 Apr



search

New Post