"Laskar Pelangi" menceritakan kisah sepuluh anak di Belitung yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah yang sangat sederhana dan miskin. Mereka dikenal sebagai "Laskar Pelangi", sebuah nama yang diberikan oleh guru mereka, Bu Muslimah, yang sangat menginspirasi. Novel ini menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi keterbatasan dan rintangan untuk memperoleh pendidikan, serta bagaimana mimpi dan semangat tidak pernah padam meskipun keadaan tidak selalu mendukung.

1. Kepemimpinan Bu Muslimah: Bu Mus, guru mereka, adalah sosok sentral dalam cerita ini. Ia memimpin murid-muridnya dengan penuh kasih sayang, dedikasi, dan kesabaran meskipun sekolah mereka terancam tutup karena kurangnya murid. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak selalu tentang jabatan, melainkan tentang memberi pengaruh positif pada orang lain, mendidik, dan memotivasi mereka untuk terus bermimpi besar.

2. Persahabatan dan Solidaritas: Ikal, tokoh utama, bersama dengan sembilan teman lainnya (Lintang, Mahar, Kucai, Harun, Trapani, Syahdan, Sahara, A Kiong, dan Borek), menunjukkan bagaimana persahabatan dan solidaritas membantu mereka menghadapi berbagai tantangan. Mereka saling mendukung di tengah perjuangan hidup yang penuh keterbatasan, tetapi tetap optimis dan ceria.

3. Karakter Lintang yang Inspiratif: Lintang, salah satu anggota "Laskar Pelangi", menjadi simbol kecerdasan dan ketekunan. Meskipun harus bersepeda sejauh 40 km setiap hari

4. Semangat untuk Pendidikan: Novel ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan sebagai alat untuk mengubah hidup. Meskipun fasilitas sekolah yang sangat minim,

5. Mimpi dan Harapan: Setiap anak di "Laskar Pelangi" memiliki mimpi yang besar, meskipun realitas hidup sering kali keras.

"Laskar Pelangi" adalah kisah yang menginspirasi tentang perjuangan anak-anak miskin untuk pendidikan, kekuatan mimpi, serta ketulusan seorang guru dalam membimbing murid-muridnya.