LIANA STORY #Part 1
Hallo👋 LIANA STORY come back 🥰
Happy reading 🤗
-
-
-
"Liana ikut Mama ya?" Pinta Liana kepada Saras yang berdiri dihadapannya.
"Maaf sayang, Mama gak bisa bawa kamu. Disini aja ya?"
Mendengar jawaban yang sama sekali Liana tidak inginkan membuatnya menunduk dalam. Kenapa tidak bisa?
"Mama tega tinggalin Liana sendiri?" Tanya Liana dengan lirih.
Saras tersenyum. Tangannya mengelus bahu Liana dengan lembut. Sejujurnya ia juga tidak ingin meninggalkan Liana, tapi ia juga tidak bisa terus menerus berada disini.
"Kamu gak sendiri sayang"
"Gak sendiri Ma? Mama, Papa, Kak Alex dan Fadil akan pergi. Liana sama siapa kalau gak sendiri? Tega ya."
Perlahan air mata Liana jatuh. Dirinya sudah tidak sanggup untuk menahan air matanya. Sekuat apapun Liana, tapi pertahanannya akan runtuh juga.
Farhan yang melihat saras diam, ia berjalan mendekat. Farhan berdiri dihadapan Liana menggantikan posisi mantan istrinya.
"Liana, ngerti ya sayang? Papa tau mungkin untuk saat ini kamu belum faham sama situasinya, tapi nanti kamu akan faham sayang."
"Apa yang gak Liana faham? Selama ini Liana lihat secara langsung pertengkaran kalian. Parahnya kalian bertengkar karena capek ngurus Liana. Jadi apa yang gak Liana faham Pa?" Liana menatap Farhan dengan tangisnya
"Ngak gitu sayang. Papa sama Mama bukan capek ngurus kamu tapi,,"
"Tapi apa Pa? Kalau kalian capek dengan kehadiran Liana, lalu untuk apa Liana dilahirkan?"
"Sayang jangan ngomong gitu, Mama gak sanggup dengernya." Saras mulai menangis.
"Liana gak sanggup Ma. Disaat semua orang tua berlomba-lomba untuk membahagiakan anaknya, tapi kalian malah berlomba-lomba untuk menghancurkan Liana."
"Liana,"
"Salah Liana apa sih? Gak bisa kalian kasih hukuman yang lebih ringan daripada tinggalin Liana sendirian?"
"Sayang dengerin Papa." Farhan menatap Liana dalam-dalam ." Kamu gak sendiri. Kamu masih ada kita. Kita pergi hanya untuk mengurus kehidupan yang baik dulu, tapi setelah itu ----"
"Setelah itu kalian lupakan Liana." Potong Liana dengan cepat sambil tertawa pelan." Boleh Liana merasa capek. Boleh Liana merasa bukan seperti anak kalian?"
"Kamu anak kita Liana. Gak akan ada kata kalau kamu bukan anak kita." Tegas Farhan.
"Terus kenapa cuma kak Alex dan Fadil yang kalian bawa?" Tanya Liana parau.
Farhan diam. Ia sangat sulit menjelaskan semuanya kepada Liana. Tapi ini sudah terjadi dan Farhan akan tetap dengan keputusannya.
Hari ini, hari dimana Liana akan kehilangan keluarganya. Hari dimana Liana juga akan sendiri, tinggal tanpa adanya orang tua. Sulit. Liana begitu sulit menerima semua kepahitan dalam hidupnya.
"Maaf Bu, Pak. Pesawat akan terbang beberapa menit lagi." Ucap Pak Asep, supir pribadi keluarga Farhan datang.
Farhan menoleh dan mengangguk kepada Pak Asep. Farhan kembali menatap putrinya yang menunduk sambil menangis.
"Liana,"
"Pergi Pa, Ma. Pergi yang jauh." Kata Liana.
Liana mengangkat kepalanya dan menatap Alex juga Fadil yang sedari tadi diam tanpa bersuara.
" Kakak sama Fadil beruntung." Kata Liana, membuat Alex dan Fadil menatapnya. "Disaat Mama dan Papa mencoba mengasingkan Liana, tapi kalian malah direbutkan. Beruntung sekali." Liana tersenyum dengan terpaksa.
Alex dan Fadil membeku. Seharusnya sekarang mereka bersama Liana melindunginya, tapi yang dilakukan malah ikut menyakiti Liana.
" Liana," Saras hendak mendekat tapi cepat dicegah.
"Pergi. Liana ikhlas." Kata Liana. " Kalau Mama terus mendekat itu malah membuat Liana sakit. Setidaknya kepergian kalian bisa membuat Liana tambah kuat.
Saras mengigit bibir dalamnya tak kuasa menahan tangis. Detik berikutnya saras memilih untuk keluar tanpa berpamitan pada Liana.
"Maafin Papa Liana. Papa janji akan menjenguk kamu sebulan sekali."
Sekarang Farhan juga keluar menyisakan Alex, Fadil, dan Liana. Mereka saling diam sampai akhirnya Liana mendorong pelan bahu Fadil agar menjauh darinya.
"Kak," Ucap Fadil.
" Pergi Dil." Kata Liana tanpa menatap wajah adiknya.
"Maafin kakak Li. Kakak belum bisa menjadi kakak terbaik buat kamu, tapi kakak janji akan pulang setiap kamu butuh bantuan kakak." Kata Alex segera beranjak sambil menarik paksa tangan Fadil.
Brukkk!
Liana tidak kuat lagi untuk berdiri. Kedua lututnya menahan tubuh Liana yang sudah melemah. Matanya menatap satu persatu keluarganya menaiki mobil yang akan membawa mereka ke bandara.
Tangis Liana seketika pecah. Suara tangisan terdengar nyaring di rumah besar yang tanpa penghuni, kecuali Liana.
" Hiks....hiks....hiks..."
Liana menangis sesenggukan. Hari ini Liana benar-benar sendiri, setelah keluarnya meninggalkan dirinya tanpa ada yang menemani.
Liana capek! Liana muak!
Kenapa ini semua harus terjadi kepada Liana? Kenapa? Sumpah, rasanya sakit sekali. Liana tidak kuat.
" Apa gak cukup perceraian kalian menghancurkan masa depan Liana?"
---------- BERSAMBUNG -----------
Jangan lupa follow and komen 🤗 Tunggu part selanjutnya yaa🤗
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Huaaa, sedih banget, tp bagus
Hheheh akupun sedih padahal aku yg ngetik hheheh,,,, terimakasih yaa
sedihhh,, aku jg kadang gitu v_v
Apapun yang terjadi tetap semangat yaa☺️ tunggu part selanjutnya
Apapun yang terjadi tetap semangat yaa☺️ tunggu part selanjutnya
Apapun yang terjadi tetap semangat yaa☺️ tunggu part selanjutnya
Apapun yang terjadi tetap semangat yaa☺️ tunggu part selanjutnya
sediihhh ceritanya, lanjutin ya, oiya follback aku jan lupa
Hheheh tunggu part selanjutnya yaa
Oksip
kok sedih :"" aku tunggu cerita selanjutanya ya kak
Hhehe sama aku pun sedih;( tunggu part selanjutnya yaa