My Lovely Cat
Date: Jan 10, 2020
Judul cerita :
*My Lovely Cat*
Ditulis oleh :
Nazwa Fairuz Zakiya
Kelas V SD
Hai!~ Perkenalkan, nama ku Natalia. Kalian bisa panggil aku Nata atau Lia. Terserah kalian. Asal, jangan panggil aku Tali-_- Aku sekarang kelas 4 SD. Dan.... Aku akan menceritakan kisahku! Selamat membaca!~
Pagi hari yang cerah, aku membuka mataku. Rasanya masih sangat mengantuk. Soal nya, tadi malam aku bermain HP sampai larut. Tapi, rasa kantuk Ku hilang, karena, hari ini hari libur. Yeaayyyyy.
Aku membuka jendela agar udara pagi yang sejuk masuk. Matahari di luar seakan menyambutku. Setelah itu, aku merapihkan tempat tidur agar kamar ku tetap rapih.
Aku mengambil celana olahraga ku, mengambil earphone ku, lalu keluar. Talk lupa aku menyapa mama yang sedang memasak di dapur.
"Pagi ma" sapa ku.
"Pagi juga sayang" jawab mama.
"Ma, aku pergi jogging dulu ya" ucap ku.
"Iya" jawab mama singkat lalu kembali memasak.
Aku memasang earphone ke telinga ku, lalu menyetel lagu favoritku. Aku pun berlari kecil sambil menikmati lagu itu.
Tiba-tiba, di teng ah jalan, aku menemukan seekor anak kucing. Dia sangat imut. Bulu nya tebal berwarna abu-abu. Aku menghampiri anak kucing itu.
"Meeeeong" Kucing itu mengeong kepadaku. Suara nya sangat imuttttt. Pokonya cute bangeet.
Aku menggendong kucing itu. Kebetuuan, di dekat situ ada bangku. Bangku itu terletak di bawah pohon. Aku duduk di bangku itu sambil mengelus-ngelus kucing itu. Bulu nya sangat lembut.
"Hey, kau dari mana? Apa tuan mu mengusirmu dari rumahmu?" Aku bertanya pada kucing itu walaupun aku yakin pasti tidak di jawab. Yaiyalah, mana ada kucing bisa ngomong-_-*
"Meeeeong" dia hanya menjawab seperti itu. Sudah kuduga.
Aku membawa kucing itu ke rumah.
"Maaa!!! Mama! Maa??" Teriakku sambil menaruh kucing itu di depan pintu.
"Iya nak, di dapur. Kenapa?" Ucap Mama.
Aku langsung ke dapur.
"Kenapa sih nak? Datang-datang bukannya salam malah langsung teriak-teriak-_-" kata Mama.
"Hehe" Aku hanya nyengir.
"Maaa... Aku.. Boleh ga...?" Kata ku ragu-ragu.
"Boleh apa sayang?" Tanya Mama.
"Um.. Boleh ga.... Aku..... Rawat kucing?" Jawab ku sekaligus bertanya.
"Tidak bo-" Mama ingin segera menolak tapi aku segera memperlihatkan muka memelas.
"Fyuuhh.... Ya sudah boleh" Mama akhirnya mengalah.
"Yeeeeeeaaayyyyy" Aku sangat senang.
"TAPI....!" Mama menghentikan teriakan ku yang mengganggu telinga.
"Tapi apa ma?" Tanya ku.
"Tapi....., kamu harus ngerawat dia dengan benar! Nanti Mama akan belikan kamu kandang kucing, makanan kucing, dll. Tapi, kamu harus bias mengurusnya. Kamu yang harus memandikannya, mencuci kandangnya, ngasih makanannya, dan buang bab nya. Mama akan menyiapkan tempat bab khusus yang ada pasirnya agar kamu mudah membuangnya. Oke?" Jelas Mama panjang lebar.
"Siap!" Jawabku semangat.
Aku pun segera pergi dari dapur lalu ke depan pintu. Tapi... Oh tidak! Kucing nya hilang! Aku ingin segera mencari nya. Tapi tiba-tiba Mama memnggilku.
"Sayang! Nih makan dulu! Sarapannya udah siap!" Teriak Mama dari dapur.
"Iya Ma! Bentar!" Jawab ku.
"Lho,? Kamu kenapa sayang, biasanya kamu paling seneng kalau Mama selesai masak?" Tanya Mama.
"Um... Itu Ma,.... Kucing Nata..... Hilang :(" Jawabku sedih.
"Lho? Kok bisa hilang?" Tanya Mama lagi.
"Tadi kan Nata taruh kucing di depan pintu, terus tiba-tiba hilang :(" Jawabku lagi.
"Yah.... Nata..... Kalau ditaruh di depan pintu ya bakal hilang lahh....-_-" Ucap Mama
"Yah..... :( berarti kucing nya udah diambil orang?" Tanya ku.
"Nggak, mungkin aja dia cuman kabur" Jawab Mama.
"Yaudah, Nata pergi cari kucing nya dulu ya Ma" Ucap ku sambil berlari keluar.
Mama hanya tersenyum.
"Di mana ya kucing itu?" Ucap ku dalam hati.
"Meeeoooongg" Terdengar suara teriakan kucing dari taman.
Terlihat 2 orang anak laki-laki sedang mengejar-ngejar kucing itu. Kucing itu berlari dengan muka ketakutan. Eh? Tunggu sebentar! Itu..... Kucing ku! Aku segera menghampiri 2 anak itu.
"Hey kalian! Kalian kenapa ngejar-ngejar anak kucing sih?! Kan kucing nya kasihan! Dia nya jadi ketakutan!" Teriakku kepada 2 anak itu.
"Nggak kenapa-kenapa kok. Kami cuma ingin menjaili anak kucing itu" Jawab mereka santai.
"Cuba deh! Kalian ga kasihan napa sama anak kucing itu?! Dia kan masih kecil! Masih penakut! Boleh bermain kejar-kejaran dengannya, Tapi jangan menjahilinya!" Omel ku lalu meninggalkan mereka berdua dan mencari anak kucing itu.
"Meeeooongg" terdengar suara anak kucing di dekat pohon yang rindang.
"Nah, itu dia!" Ucap ku dalam hati dan langsung ke dekat pohon itu.
"Kucing!!!" Teriakku sambil berlari menghampiri nya.
Aku duduk di sebelahnya.
"Meeeeooong" Anak kucing imut itu duduk di pangkuan ku. Aku mengajaknya pulang.
"Meeeooong" Aku langsung menggendong anak kucing itu dan segera kembali ke rumah. Di jalan, aku melihat 2 anak yang menjahili kucing ku.
"M-m-m-maaf....." Ucap salah satu anak yang satu nya lagi mengangguk. Awalnya, aku masih marah kerena perbuatan mereka. Tapi, entah kenapa aku merasa kasihan. Jadi ya,... Kumaafkan saja.
"Ya, ya, aku maafkan, tapi jangan diulangi lagi" Ucapku.
Aku pun pulang ke rumah.
Esoknya, Mama membelikanku kandang kucing, tempat bab kucing, makanan kucing, dan segala perlengkapan kucing lainnya. Dan, mulai sekarang, aku yang bertanggung jawab untuk mengurus kucing ku.
Oiya, aku belum memberi nama kucing itu. Hm...... Apa ya nama yang cocok untuknya? Bagaimana kalau.... Picky? Ya! Picky! Itu nama yang bagus untuk kucing imut seperti dia!
***
---
Shared using https://www.writediary.com/getapp
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar