Nazhif Syafa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hujan dan Rindu

Hujan dan Rindu

Hari menjadi gelap, cahaya matahari tertutup gumpalan awan hitam. Langit mengeluarkan isinya. Setetes air menjadi deras ditemani dengan angin yang berhembus. Air-air itu sudah tumpah ruah ke bumi membasahi setiap tempat. Hujan datang dengan deras mengingatkanku pada sosok pecinta hujan. Di saat hujan datang, dia selalu berada di teras rumah. Dengan membawa sebuah buku dan pena. Dia memandangi langit seolah-olah ada yg tersenyum kepadanya.

Keesokan harinya hujan datang lagi. Dia duduk di taman dengan hujan yg sudah membasahi tubuhnya. Dia tidak berteduh melainkan membiarkan hujan itu terus membasahi tubuhnya. Sampai akhirnya aku datang membawakan payung agar dia bisa berteduh. Tetapi dia menolaknya, aku bisa melihat senyuman kebahagiaan di bibirnya. Sampai akhirnya aku duduk bersebelahan dengannya sambil menikmati hembusan angin. Hanya ada suara hujan, dan entah mengapa aku mulai menyukai hujan karena hujan membuatku nyaman dan tenang. Ketika hujan mulai reda dia berdiri dari tempatnya dan tersenyum kepadaku. Senyuman itu tulus dan aku pun membalasnya. Dia berterimakasih padaku karena telah menemaninnya menikmati hujan.

Hari telah berlalu, singkat cerita aku berteman dengannya. Kita sering bermain bersama menikmati indahnya pemandangan dan bertemu dengan orang-orang baru. Dia sering mengajakku ke taman bahkan sampai menjelang sore. Dan hujan pun turun lagi, aku dan dia berteduh di warung yang ada di sekitar taman. Aku memejamkan mata sambil menikmati rintikan hujan serta angin yang berhembus. Perlahan ku buka mataku dan melihat dia yg perlahan mengeluarkan cairan dari matanya. Aku tidak tau mengapa dia menangis.

Lalu ku bertanya, "Mengapa?" tanyaku.

Dia menatapku dan tersenyum lalu dia berkata, "Tidak apa aku hanya senang hujan datang sampai membuatku menangis. Hujan mengingatkanku pada sosok yg sangat tangguh. Wanita yg kuat sangat kuat. Bahkan dia segalanya bagiku."

"Siapa?" tanyaku.

"Dia adalah bidadariku yaitu bundaku. Aku suka hujan karena bundaku. Setiap kurindu bunda hujan pasti datang. Hujan bukan hanya air yang mengalir, tetapi juga ada rinduku yg mengalir bersama air itu. Kehilangan bunda membuatku sadar bahwa setiap orang akan kembali." Ujarnya padaku

"Kau pernah kehilangan?" tanyanya padaku.

"Aku pernah kehilangan, dan mungkin setiap orang pernah kehilangan. Kehilangan sesorang adalah hal yg menyakitkan apalagi orang yg berharga dihidup kita. Sangat menyedihkan tetapi itulah hidup." Jawabku sambil memandangi langit

"Kau benar, mengapa takdir sangat jahat dan mengapa semua tidak seperti yang diinginkan. Tetapi kembali lagi tidak ada yang tahu takdir kapan mereka akan mati dan kapan mereka akan kehilangan." Ujarnya padaku.

Seketika itu hujan pun mulai reda dan kita melihat pelangi yg menghiasi langit. Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sulit untuk mengikhlaskannya. Namun kehilangan membuat kita belajar untuk menerima dan mensyukuri dengan apa yg masih kita miliki.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen bangett zhiiff

28 Nov
Balas

Ditunggu bukunya:)

28 Nov
Balas



search

New Post