Chapter 1 : DINA
Hai! Kenalin nama aku Dina Primasari biasanya di panggil Dina atau lucunya nana. Umur aku 9 tahun aku lahir di Jakarta 19 Febuari 2005 aku anak satu satunya di keluarga aku. Aku mempunyai bunda yang sangat cantik kadang aku itu iri sama ibu aku sendiri,dan tentu saja ayahku juga sangat ganteng kalo kata temen orang tua aku sih mereka kayak prince and princess di sekolahnya dulu. oiya tambahan cerita aku itu paling deket sama ayahku Dan ya ini adalah kehidupan aku.
Libur semester sudah habis yang membuat Dina untuk masuk sekolah seperti biasa lagi “hai na!” sapa Naira saat Dina baru sampai di depan sekolahnya “hai Nai! gimana liburanya seru gak?” tanya Dina sambal merangkul Naira “seru lah na, aku ke puncak terus ke taman safari, lucu – lucu banget hewanya” cerita Naira sambil matanya berbinar mengingat ngingat liburanya kemaren. “oiya kalo kamu kemana na liburanya?” “Ooh aku ke rumah nenek di Bandung, ketemu sodara – sodara juga seru lah disana” cerita Dina sambal tersenyum kearah Naira “ wahhh seru pasti tuh, oiya udah sampe kelas nih babay duluu yaa!” “oiya yaudah babay Nai, jangan lupa entar makan bekal bareng yaa!” teriak Dina sambil lari ke kelasnya.
Dina memasuki kelasnya sambil bersenandung lagu favoritnya dia. “Dina!” panggil salah satu teman kelas Dina yang membuat lamunan Dina hancur “kenapa vi? Ehmm pasti pr matematika nih ya?” jawab Dina yang sambil menyipitkan matanya dan menunjuk vina. “hehe ketauan deh, iya nih masih bingung aku gimana caranya” jawab Vina sambil memanyunkan mulutnya “yaudah entar aku ajarin habis istirahat” “AHHH YEYY DINA EMANG TER THE BEST!!” teriak Vina sambal berlari ke Dina untuk memeluknya “iya iya sama – sama, sekarang lepasin dulu enggak bisa napas aku ini” kata Dina sambal mendorong pelan tubuh Vina “hehe maaf na”.
Suara bel berbunyi yang menandakan pelajaran 1 sebentar lagi akan mulai. “Selamat pagi anak – anak gimana libur semesternya?” “SERU BU!!” jawab anak – anak dengan serempak “okeyy!!, tapi gak lupa sama pekerjaan rumahnya kan?” “iyaa buuu” bu guru pun tersenyum karna anak – anaknya walaupun sedang liburan tidak lupa untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. “Yasudah ayo kita mulai pelajaran pagi ini”.
“Krrring krrrig” bel istirahat berbunyi. Dina yang mendengar langsung berlari untuk menghampiri Naira. Tapi Dina tidak lupa untuk salam kepada gurunya “assalamualaikum bu saya istirahat dulu ya!” “iya na, hati – hati ya jangan lari” tapi nihil Dina sudah keburu lari dengan bekal yang ada di tanganya. “NAIRAA A- eh astaghfirullah maaf” Dina yang menyadari jika dia dilihati banyak orang karna dia berteriak “Iya na aku denger kok tenang, ayuklah kita ke kantin” kata Naira sambil menarik tangan Dina untuk ke kantin.
Sesampainya dikantin Naira dan Dina langsung menghampiri best camp mereka alias tempat duduk paling pojok, katanya sih karna adem sama deket toilet jadi enak kalo mau cuci tangan. “Eh Nai aku mau beli minuman dulu kamu mau nitip gak?” tanya Dina “Enggak deh na aku udah bawa minuman sendiri” balas Naira, Dina menjawab hanya dengan anggukan dan langsung berjalan ke tempat minuman, saat Dina berjalan dia tidak sengaja menyengol seseorang yang membuat minumanya agak goyang dan membuat baju Dina terkena cipratan minuman. “eh, aduh kena lagi bajunya” kata Dina yang sambal menepuk- nepuk bajunya untuk menghilangkan nodanya.
“Aduh sorry ya aku buru-buru jadi enggak liat” kata seseorang yang panik, Dian yang menyadari ada orang yang berkata, akhirnya dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa seseorang itu. “oh? Eh iya gak papa kok” kata Dian yang sambil memperhatikan muka seseorang itu. Dia seperti tidak pernah melihat mukanya, “ehh, kamu anak baru ya? Aku enggak pernah lihat muka kamu soalnya” “iya aku anak baru, nama ku pricil” kata anak baru itu yang sambil mengeluarkan tanganya untuk berkenalan. “hai! Nama ku Dina, salken ya!” Dinapun membalas jabatan tangan pricil.
Sehabis itu Pricil pun melihat baju Dina yang terkena tumpahan minuman dia sendiri, “ehh, baju kamu gimana? Mau aku ganti? Aku masih punya uang kok” tanya Pricil yang membuat Dina kaget, mengapa harus diganti? Ini kan hanya tumpahan minuman yang bisa hilang. “ahh tidak apa-apa ini hanya minuman biasa, bisa di hilangkan oleh air dan sabun” jawab Dina ramah. “oh oke deh, sekali lagi aku minta maaf ya” “iyaa gak papa kok” jawab Dina sambil tersenyum. “Kalo gitu aku duluan ya din” “iya dadah sampai nanti”.
Sesudah kejadian itu Dian balik lagi ke tempat duduk dengan membawa minumanya. “wow lama banget kamu. Ngapain aja? Abis BAB?” tanya Naira yang membuat Dina memutarkan bola matanya “yee kocak banget” bales Dina sambal menjitak pelan kepala Naira. “eh sakit! Santai aja dong, tapi beneran nanya kenapa kok lama banget?” tanya Naira yang menatap Dina dalam – dalam. “iya iya santai aja matanya dong” kata Dina sambal mendorong muka Naira karna terlalu dekat “Gini jadi tadi waktu aku mau ke tempat jual minuman aku kesenggol orang jadi buat bajuku basah deh” jelas Dina yang sambil menunjukan sebelah bajunya yang basah. “terus-terus, pasti ada yang lain kan?” tanya Naira meyakinkan.
Dina yang mendengar itu terkekeh karna tingkah lucu sahabatnya itu. “iya ada yang lain, nah orangnya itu ternyata anak baru dari sekolah kita nai” Naira pun yang mendengar itu pun sontak kaget “HAH ANAK BARU?” Dina yang mendegar sangat kaget, bagaimana tidak jika teman yang disebelahnya itu ngomong sambil berteriak. “ih iya enggak usah teriak juga elah budeg ini kuping” kata Dian yang sambil menunjukan telinganya. “hehe sorry sorry” Naira yang menyadari jika dia berlebihan akhirnya dia hanya bisa cengegesan.
Dina yang melihat tingkah laku temanya itu hanya tersenyum, dia Bahagia kalo dia mempunyai teman yang seperti Naira yang sangat ceria, “Bbrruk” lamunan Dina hancur karna ada yang menobrak meja mereka siapa lagi kalo bukan Naira “eh aku belom tau namanya siapa kasih tau dong pelit amat” kata Naira yang sambil menyilangkan tanganya di depan dadanya “idih idih sok ngambek jelek tau” jawab Dina yang sambal mendorong tubuh Naira dah mengeluarkan lidahnya untuk mengejek Naira. “Dahlah bye aku mau ke kelas lagi” dengan itu Dina kaget apa yang temanya ucapkan “Eh iya iya aku kasih tau Namanya” kata Dina yang panik karna takut temanya itu benar-benar marah. “Jadi Namanya itu Pricil, kalo kelasnya enggak tau deh ya enggak nanya juga aku”.
Naira yang mendengar penjelasan temanya itu hanya oh saja dan menganggukan kepalanya. Sehabis sudah mereka menghabiskan makananya mereka langsung pergi ke kelas masing “Babay Nai, aku enggak bisa ke perpus dulu mau ngajarin vina MTK” bilang Dina kepada Naira, kalau dia tidak bisa ke perpus kenapa perpus? karna perpus itu adalah tempat biasa mereka kunjungi jika sudah makan, mungkin untuk menenangkan diri? Atau hanya untuk tidur karna dingin? “ahhh yaudah deh ya besok aja, yaudah babay na semangat” jawab Naira dengan melambaikan tanganya kepada Dina.
Setelah menjawab lambaianya Dina masuk ke kelasnya, dia lihat vina yang asik tidur di bangkunya “idih katanya mau kerjain MTK malah tidur dia” kata Dina yang sambal terkekeh karna Vina. Ide cemerlang Dina tiba-tiba muncul, dia mau mengagetkan Vina untuk bangun. Dinapun berjalan mengendap-endap menuju meja Vina “DOR DOR” kata Dina sambal memegang tubuh Vina. “EH KAGET EH astagaa DINAAAA!!” yang tadinya vina bingung siapa yang menganggu tidur cantik dia, akhirnya dia tahu siapa seseorang itu “DINA ASTAGA ORANG LAGI TIDUR JUGA” cerewet Vina yang membuat satu kelas ketawa.
Dina yang tidak tahan dengan perilaku seseorang yang di depan dia, akhirnya dia tidak tahan lagi untuk ketawa “HAHAHA aduh sakit perut, sorry ya vin siapa suruh malah tidur yee” ejek Dina kepada Vina yang sudah tidak tahan ingin mengejar Dina karna kesal “HUH untung kamu mau ngajarin aku, kalau enggak aku udah ngejar kamu kali” kata Vina sambil menyilangkan tanganya dan memanyunkan bibirnya, tanda-tanda kalau dia itu sedang ngambek. “Aduhh iya iya vin enggak gitu lagi kok, iseng doang sekaligus bangunin kamu” jawab Dina dengan menambahkan dia memijat badan Vina, bisa saja dengan ini dia tidak ngambek lagi.
Vina yang merasakan pijatan enak di pundaknya itu pun Kembali tersenyum, Dian yang melihat itupun ikut tersenyum karna cara dia berhasil. “yaudah enggak ngambek lagi kan? Okey mari kita mulai pelajaran ini” kata Dina yang berlayak seperti guru, Vina yang melihat tingkah laku Dinapun tertawa “haha ada ada aja din, yasudah ayuklah aku siap jadi muridnya” jawab Vina dengan senyuman yang lembut. “okey mau nanya nomor yang mana nih?” “no 1 lah na, dari awal” Dina yang mendengar itu kaget dan membulatkan matanya, sepertinya matanya akan keluar sebentar lagi. “HAH kamu belum ngerjain satu soal pun?” “hehe belom” jawab Vina dengan cengegesan, Dina yang mendengar itupun hanya bisa mengelengkan kepalanya.
Pelajaran terakhir sedang berlangsung tapi dari tadi Dina tidak bisa tenang seperti ada ganjelan di hatinya itu. Vina yang di sebelahnya itu tersadar kalau teman sebangkunya itu sedikit aneh. “shut kenapa sih bengong mulu?” Dina yang tadinya melamun akhirnya tersadar karna pertanyaan Vina “Ah enggak papa kok” kata Dina berharap jika Vina tidak akan bertanya lagi karna dia sedang malas untuk bercerita. “ehmm okey deh, tapi bener ya enggak papa” Tanya Vina untuk meyakinkan “iyaa vinaa enggak papa aku, udah lanjut belajar”.
Tapi nihil Dina masih memikirkan kenapa hatinya itu tidak enak seperti ada sesuatu yang harus dia tahu sekarang, tapi itu apa? Karna sangat bingung Dina pun akhirnya memaksakan untuk kembali ke pembelajaran. “krrring krrring” bel pulang berbunyi membuat satu kelas bersorak riya karna akhirnya mereka bisa pulang ke ruamah. Sewaktu Dina sedang merapihkan bukunya, dia merasa ada yang berjalan di belakangnya, dan ternyata itu Naira sepertinya dia ingin mengagetkanya tapi ya bagaimana kalau orang yang mau dikagetkan sudah tau. “nai aku tau ya” ejek Dina Naira yang medengar itu pun langsung memakai muka malas.
“Ah elah, enggak seru banget sama dina” mendegar itu Dina hanya bisa terkekeh “lah siapa suruh juga jalan berisik banget” Naira hanya bisa diam saja, Dina yang bingung kenapa tiba-tiba temenya itu diam, “yasudah nai aku jajanin cilok deh ya” tanya Dina sambil menyenggol Naira untuk menggodanya “ah taulah” Dina yang mendengar jawabn sehabatnya itu hanya bisa tertawa, Dina pun langsung menarik tangan Naira untuk ke penjual cilok. “Pak ciloknya 2 ya satu pedes satu lagi enggak pedes” jelas Dina kepada penjual cilok tersebut.
Sehabis mereka memakan cilok itu ternyata Naira sudah di jemput jadi tinggal Dina sendiri di sekolah, dia dari tadi menunggu ayahnya tapi nihil tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Tapi tiba-tiba ada klakson yang mengagetkan lamunan Dina, dan ternyata itu bunda ‘kenapa bunda yang jemput?’ Tanya Dina dalam hati. Akhirnya Dina pun masuk ke dalam mobil itu “assalmualaikum bun” kata Dina sambil menyalimkan tangan ibundanya “waalaikumsalan na” balas bunda “gimana sekolahnya?” tanya bunda kepada putrinya di belakang “ehmm oiya ada anak baru di sekolahku Namanya pricil, cantik orangnya bu senyumnya manis” bunda yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum “wah bagus dong bisa nambah teman” Dina yang mendengar hanya bisa memberi anggukan kepada bundanya.
Sepanjang jalan Dina dan bundanya hanya diam, hanya ada alunan musik dari radio yang diputarkan. Tapi tiba-tiba dia ingin menanyakan sesuatu kepada bundanya. “bun kok ayah enggak jemput? Ayah baik-baik ajakan” tanya Dina kepada bundanya dengan nada agak serius, mendengar itu ibunya menghembuskan napasnya dengan lembut dan sambil tersenyum kearah Dina “ayah sedang ada meeting dadakan na, jadi dia enggak bisa jemput kamu deh”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
waaa kereen
semangat terus yaa-!