Cerita Anak Nelayan
Di kala matahari mulai menyembunyikan dirinya dan tiba saatnya para bintang mulai menampakkan dirinya, terlihatlah dua sosok manusia yang tengah menyiapkan peralatan berlayarnya. “Bagaimana, sudah siap?,” tanya ayah. “Iya ayah, aku sudah siap,” jawabku. “Ibu, aku dan ayah pamit yah?,” tanyaku pada ibu yang sedari tadi hanya melihat kami yang tengah bersiap-siap. “Kalian hati-hati yah. Ibu akan menunggu kalian pulang,” ucap ibu. “Baik ibu. Aku janji akan membawakanmu ikan yang sangat besar,” ucapku sambil tertawa kecil. Ibu hanya tersenyum melihatku.
Laut mulai membawa kami jauh dari daratan. Sedikit demi sedikit bayangan ibu yang tengah melambaikan tangannya mulai tak terlihat. Udara malam ini terasa cukup dingin. Hanya suara ombak yang terdengar. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, “Putra, tolong siapkan jalanya!,” ucap ayah meminta tolong. “Baik, ayah,” jawabku.
Ya, ini adalah pekerjaanku setiap malamnya. Aku selalu membantu ayah berlayar untuk menangkap ikan. Ketika matahari mulai terbit, barulah kami tiba kembali di rumah. Dan ketika kami tiba, senyuman dan pelukan hangat ibu selalu menyambut kami membuat semua perasaan letih semalaman berlayar menjadi hilang begitu saja.
Tak lama kemudian, “Alhamdulillah, tangkapan kita cukup banyak yah,” ucapku pada ayah dengan bahagia. “Ibumu pasti sangat senang melihatnya. Ayah sudah tidak sabar ingin pulang,” ucap ayah. Kapal pun mulai berlayar kembali pulang. Namun, siapa sangka tiba-tiba sebuah kapal besar menghadang kami. “Serahkan seluruh tangkapan kalian!,” ucapnya pada kami. “Kalian siapa? Jangan harap aku mau memberikannya,” jawab ayah dengan lantang. “Cepat tangkap mereka!,” perintah orang tersebut kepada anak buah kapalnya.
Segerombolan orang pun turun dari kapal mereka menuju kapal kami. Meskipun kecepatan kapal kini dinaikkan, namun percuma saja mereka tetap berhasil mendapatkan kami. “Ayah, tolong aku ayah!,” ucapku pada ayah yang mulai menjauh dariku karena orang-orang yang menangkap kami. Kulihat ayah dengan sekuat tenaga berusaha melawan mereka. “Putra, awas!.” Ayah jatuh tersungkur dengan darah yang terus mengalir dari perutnya. “Ayah!,” aku berteriak sekeras-kerasnya. Ayah telah mengorbankan dirinya demiku. Seharusnya pisau itu menikamku. Namun ayah masih ingin melihatku untuk hidup hingga dia rela mengorbankan dirinya demiku.
“Segera tangkap anak itu!.” Tanpa berpikir panjang lagi aku langsung mengambil pelampung lalu melompat turun ke laut. “Dia lolos kapten,” ucap salah satu penjahat itu. “Biarkan saja, mungkin dia sudah ingin mati,” jawab kapten tersebut. “Ambil seluruh tangkapannya!,” perintahnya lagi. Terlihat kapal tersebut mulai menjauh. Juga aku yang semakin terombang-ambing di lautan ini. Ingin rasanya aku kembali ke kapal untuk menemui ayah. Namun, itu sudah tidak mungkin. Kapalku sudah terlalu jauh.
Tubuhku mulai lemah. Mataku mulai ingin tertutup. Aku sudah tidak sanggup lagi melawan derasnya ombak malam ini. Hingga akhirnya kulihat sebuah kapal nelayan datang menghampiriku. “Ada anak dibawah sana. Cepat, tolong dia!.” Para nelayan tersebut lalu membawaku dengan kapal mereka hingga kami kembali pulang.
Aku tidak akan pernah melupakan hari itu. Bendera berwarna merah, putih, dan biru itu masih terus terbayang didalam ingatanku. Ya, itu bendera Belanda. Mereka berhasil masuk ke wilayah perairan Indonesia, mengambil seluruh tangkapan kami, juga membunuh ayahku. Aku bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menggapai cita-citaku. Aku akan menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut agar kejadian malam itu tidak akan terulang lagi. Aku akan menjaga wilayah perairan Indonesia serta tidak membiarkan kapal asing masuk ke wilayah negara ini lagi. Aku tidak mau akan ada orang yang mengalami peristiwa seperti yang kualami malam itu. Aku akan selalu memperjuangkan kemerdekaan untuk tanah airku, Indonesia.
- The End -
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar