BAB 4, Perpisahan
BAB 4, PERPISAHAN
“Sabrina!” seru salah satu siswi memanggil Sabrina yang kurang semangat. Sabrina yang dipanggil menoleh.
“iya?”
“biasanya kamu bersama anaknya pak Ronaldo. Yang pengusaha itu.. memangnya dia kemana?” tanya anak itu lagi. Sabrina terdiam, tidak menjawab. “hey kok kamu tidak menjawab sih?” tanya siswi berkacamata itu lagi. Sabrina tetap berjalan, tidak menghiraukan pertanyaan anak itu. “kau kenapa?” dia tetap bertanya belum puas.
“tidak ada” kata Sabrina pelan. Gadis berkacamata itu menatap prihatin.
“ceritakan saja padaku. Aku bisa menjaga rahasia kok.. oh iya, namaku Sania” kata anak itu riang, tidak seperti Sabrina yang lesu dan tidak bersemangat. Sabrina menceritakan dengan cepat. Tidak terlalu detail. Sania menatap Sabrina prihatin.
“kalau kau mau… aku mau menjadi temanmu kok” Sania tersenyum lebar. Sabrina menoleh. Tatapan wajahnya redup.
“maaf.. tapi, Tania adalah temanku. Tidak ada yang bisa menggantikannya” kata Sabrina dengan mata berkaca kaca. Lantas berjalan meninggalkan Sania. Sania ber-puh sebal. Hilang sudah kesempatannya untuk berteman dengan salah satu putri pengusaha tersukses di Indonesia.
Di kamar mandi, Sabrina mengunci pintu lantas terdiam. Menangis tanpa bersuara. Kenapa? Kenapa, Tania? Kita berpisah tanpa ada ucapan ‘selamat tinggal’ atau ‘sampai jumpa’? gumam Sabrina sambil menyeka air matanya.
Sedangkan di sisi Tania, tepatnya posisi Tania saat ini, di asramanya. Tania tidak nafsu makan setiap hari. Teman sekamarnya telah berkali kali menyuruhnya untuk makan. Namun jawaban dari Tania hanya menggeleng. Tidak menjawab sama sekali. Sering melamun sendiri. Intinya, sikap Tania benar benar berubah. Itu karena perpisahan. Bukan perpisahan yang menyenangkan. Tapi perpisahan yang menyakitkan. Langsung the end begitu saja. Bagai daun yang direnggut dari pohonnya, lantas berguguran, tercecer dijalan. Hanya seperti itu.
“Tania? Kamu tidak mau makan lagi?” tanya teman sekamar Tania. Tidak ada jawaban. Tania hanya diam, menggeleng samar. “ayolah sedikit saja.. aku mohon” kata anak itu membujuk Tania dengan segala rasa. Smart Pad yang dibawa oleh Tania bergetar. Masuk notifikasi, entah dari siapa.
Kak Hana? Gumam Tania, langsung meraih smart pad yang ada di meja sebelahnya.
Hana Supreme:v : Tannie.. ini kak Hana.. Tannie baik baik aja kan disana?”
Tanya kak Hana di chat itu. Tania me-replay chat dari kak Hana.
Tania miss Sabrina:-( : “buruk :’ )”
Hanya itu yang dijawab oleh Tania. Kemarin ada chat dari mama Tania. Namun Tania tidak menjawab. Sudah dua minggu dia sekolah di tempat yang kurang disukainya. Terutama karena tidak ada Sabrina di sisinya, tidak ada kak Hana yang selalu mendampingi Tania saat sedang merasa sedih. Bahkan Tania mengubah nama profile nya menjadi ‘Tania miss Sabrina’.
Hana Supreme:v : “iya kakak tau Tannie.. maaf ya:-(… Tania sudah
makan belum? Tania harus makan ya.. nanti sakit.. mama dan papa khawatir lohh.. kata mama dan papa, Tania gak mau replay chat dari mama dan papa. Kenapa, sayang? Tania masih marah sama papa dan mama?”
Tania miss Sabrina:-( : “kan mama dan papa yang mulai!”
Hana Supreme:v : “bukan begitu, Tania”
Tania miss Sabrina:-( :“kenapa sih kak? Persahabatan Tania dan Sabrina kayaknya dilarang banget. Padahal kan, Cuma papa dan mamanya yang saingan bisnis. Tapi apa hubungannya sih dengan Sabrina dan Tania?kan itu urusannya papa dan mama. Kenapa Tania yang dilarang? Kenapa sih Tania tidak diperbolehkan memiliki teman? Kalau boleh kan, Tania pasti sudah punya banyak teman, sekarang”
Hana Supreme:v : “Tania, dengarkan kakak. Memiliki sejuta teman, bukanlah hal yang hebat. Tapi memiliki satu teman, menghadapi sejuta orang, itu baru hebat. Sabrina selalu ada di sisi Tania kok. Di hati Tania. Sahabat yang tidak akan berpisah. Dan kakak yakin, Tania dan Sabrina akan bertemu lagi, akan bertatap muka lagi. Tapi bukan sekarang. Kakak yakin kalian akan bertemu lagi. Karena sahabat akan datang disaat kau membutuhkannya. Tania tau kata itu kan?”
Tania miss Sabrina:-( : “iya kak.. Tania tau. Tapi Tania maunya sekarang. Tania rindu dengan Sabrina:-( Tania ingin sekarang”
Hana Supreme:v : “yang dibutuhkan Tania, adalah bersabar. Kalau Tania bersabar, semua akan terlewati dengan cepat. Percaya dengan kakak, oke?”
Hening sejenak. Setelah Tania membaca baca kembali kata kata kak Hana, Tania mengerti. Tersenyum simpul.
Tania miss Sabrina:-( : “hmm.. iya kak… makasih ya kak.. bilangin ke papa mama kalau Tania baik baik aja disini”
Tania langsung sign out. Namun, tetap saja Tania benci kejadian dua minggu lalu. Sangat benci. Membuat Tania dan Sabrina berpisah beribu-ribu kilometer jauhnya. Perpisahan yang menyakitkan. Tanpa ucapan selamat tinggal atau sampai jumpa. Tania benci hari itu. Namun Tania tetap tidak peduli. Dia akan bertemu dengan Sabrina lagi apapun caranya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar