“Syifa, ayo cepat berangkat!” Ibu memanggilku dari luar rumah. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh keluargaku, aku akan pindah rumah, ke rumah yang lebih besar.

Aku segera berlari seraya memakai tas selempangku, menaiki mobil, lalu mobil pun mulai melaju.

Mobil pun berhenti berjalan ketika sampai di suatu rumah. Rumah itu sangat besar. Rumah tersebut tak terlalu jauh dari sekolahku, jadi aku tak perlu pindah sekolah. Tentunya aku sudah pernah meilhatnya, bahkan berulang kali. Tadi pagi barang-barang dari rumahku yang lama sudah di pindahkan.

Sampai di sana, aku turun dari mobil dan berjalan melewati halaman yang luas. Kira-kira bisa untuk dua mobil, dua motor, dan empat sepeda. Itu hanya garasi, halaman berumput mengelilingi rumah. Rumah yang membuatku sangat mendambakannya. Ya, aku memang suka berkebun, kupikir kami bisa menanam berbagai macam tumbuhan di sini.

Langkah kakiku sudah mulai memasuki rumah. Aku berlari menyusuri lantai satu. Di sana ada ruang tamu, mushala, ruang keluarga, dapur basah, dapur kering, dan dua kamar mandi. Setelahnya aku menaiki tangga menuju lantai dua. Di sana terdapat tiga kamar tidur (untukku, adikku, dan ayah bundaku), satu kamar mandi, dan ruang tengah.

Aku pun masuk ke dalam kamarku. Sekarang kamarku lebih luas dari sebelumnya! Pikirku. Itu adalah sebuah ruangan yang cukup luas. Dindingnya berwarna biru langit dangan lampu tidur bintang dan bulan yang tertempel di dinding dekat Kasur. Di sana juga ada meja belajar, sebuah lemari pakaian, seubuah sofa kecil di dekat jendela, rak buku yang cukup besar, dan beberapa peralatan lainnya.

Aku melempar tasku begitu saja ke sofa kecil di ambang jendela. Lalu menghempaskan tubuhku ke Kasur. Tak lama kemudian, ibuku memanggil, “Syifa, ayo ke bawah!”

“Iya bu!” Aku pun pergi keluar kamar dan segera menuruni tangga menuju lantai bawah.