Naisha

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

The Adventure in The Magic Library-BAB 2: Dunia Fantastis

BAB 2

Dunia Fantastis

Keesokan harinya di sekolah saat jam istirahat,

“Jajan yuuuk!” Ajak Syerli sambil berlari menuju kantin.

“Ayooooo!” Kataku dan Tifany sambil menyusul Syerli.

Sama seperti kemarin, kami berpencar mencari makanan lalu berkumpul dan mencari meja yang kosong. Oh iya, hari ini kami hanya membeli makanan ringan karena makan siangnya akan lebih cepat.

“Makan yuk!” Kataku.

Setelah selesai makan, aku dan kedua sahabatku bermain bola basket sebentar, lalu kami pergi menuju kelas untuk minum.

“Aaah, segar sekali minum air setelah berolahraga” Kata Tifany.

“Iya” Kataku dan Syerli.

“Setelah ini kita mau ngapain nih?” Kata Syerli bertanya.

Beberapa menit kemudian, aku, Syerli, dan Tifany memutuskan untuk berkeliling sekolah. Kami pun mulai berkeliling, pertama-tama kami berkeliling gedung kelas. Kami memulai dari lantai tiga.

“Di sebelah kelas kita ada kelas dua.” Kata Tifany.

Di dalam kelas itu terdapat whiteboard besar di depan kelas, lalu di dekat whiteboard, terdapat meja panjang yang cukup untuk dua orang yang terbuat dari plastik, dan berwarna cokelat yaitu meja guru, dan tentu saja, terdapat banyak meja yang terbuat dari plastik berwarna biru dan abu-abu, yang disusun menjadi tiga meja tiga meja untuk murid-murid. Dan terdapat juga rak besar yang berisi buku-buku pelajaran milik guru (ketika guru menerangkan, biasanya memakai buku pelajaran), permainan-permainan, dan buku cerita (novel, komik, cerita bergambar,dll.). Dan, di dalam kelas itu juga ada lemari kecil yang berisi: alat tulis cadangan milik guru, map raport, dll.).

“Lalu di seberang kelas kita dan kelas dua ada ruang IT (Information Technology/Technology Information).” Kata Tifany menjelaskan.

Di dalam ruangan itu terdapat banyak komputer, dan terdapat karpet bulu lembut berwarna merah.Kami pun turun ke lantai dua.

“Di lantai dua ada tiga ruangan. Salah satunya adalah kelas lima.” lanjut Tifany.

Barang-barang di kelas itu sama saja seperti kelas sebelumnya (sebenarnya semua kelas barang-barangnya hampir sama, tetapi hanya dekorasi kelas, penempatan barang-barang, jenis/bentuk rak dan lemari saja yang berbeda).

“Di sebelah kelas lima ada kelas enam,” kata Tifany. (Tidak perlu dijelaskan ya didalam kelasnya seperti apa) “Lalu, di seberang kelas lima dan enam, ada ruang extrakulikuler (kecuali extrakulikuler olahraga).” Lanjutnya.

Di dalam ruangan luas itu, ada peralatan seperti batrai,dll (untuk extrakulikuler robotic). Setelah itu terdapat manik-manik, kain flannel, kertas warna, kertas lipat, kapas, kardus yang tebal dan tipis, spidol, pensil warna, dll (untuk extrakulikuler craft,).Dan terdapat spiker, dan perlengkapan untuk menari (untuk extrakulikuler tari) Dan di ruangan itu juga dilakukan extrakulikuler Tahfidz. (Oh iya, extrakulikulikulernya tidak setiap hari dan selalu bergantian ya.)

Mereka pun menuju ke lantai satu. Disana juga ada tiga ruangan, ada kelas satu, kelas empat, dan kantin.

Setelah selesai mengelilingi gedung, aku, Tifany, dan juga Syerli mengelilingi luar gedung (tidak usah dijelaskan ya…).

Setelah selesai mengelilingi sekolah, kami memutuskan untuk ke perpustakaan. “Loh?” kata Tifany terkejut “Wow perpustakaannya udah selesai di renovasi!” Lanjut Syerli.

“Iya, udah selesai di renovasi, dua hari yang lalu sebenarnya udah selesai, tapi rencananya hari ini mau dibukanya, biar di beresin dulu..” Kata bu Nisa yang tiba-tiba keluar dari perpustakaan.

“Kok bu Nisa yang di perpustakaan?” Tanya Syerli. “Iya, bu Eka lagi izin karena sakit.” Kata bu Nisa.

“ooh..” Kata Syerli dan Tifany.

“kalau begitu kita masuk ya bu…” kata Kami bertiga.

“Silahkan.” Jawab bu Nisa tersenyum.

Kami bertiga pun masuk ke dalam perpustakaan. Saat sedang mencari buku, aku menemukan sebuah pintu di belakang lemari buku yang terdapat sebuah lorong yang jarak antara dinding dan lemari bukunya agak sempit, tapi sepertinya kami bisa masuk (kan kami bertiga kurus kurus, termasuk aku hehehe..).

Aku pun memanggil sahabat-sahabatku dan menunjukkan pintu itu.

“Pintu apa ya ini? Sebelumnya aku belum pernah melihatnya?” Tanya Tifany.

“Oh ya? kukira kamu pernah melihatnya.” Kataku pada Tifany.

“Yaudah cobain masuk aja yuk!” Kata Syerli yang akhirnya berkata-kata.

“Boleh.” Kataku.

“Ikut-ikut aja deh.” Jawab Tifany santai.

Kami pun melewati lorong itu dan membuka pintunya, lalu kami masuk kesebuah lorong berwarna warni yang ada di balik pintu itu, dan membuat mereka seperti pusing, mereka pun menemukan pintu yang memasuki ke sebuah taman yang indah. Di sana terdapat tiga pintu, masing masing pintu du tulisannya. Pintu pertama bertuliskan dunia fantastis, pintu ke dua bertuliskan dunia bermain khusus anak-anak, dan pintu yang ke tiga bertuliskan dunia manisan.

“Menurut kalian kita masuk pintu mana dulu?” Tanya Syerli,

“Menurut aku sih, dunia fantastis, mau nggak?” tanya Tifany,

Gimana ya? kataku dalam hati. “Ikut deh.” kataku.

Kami pun membuka pintunya, ternyata pintu itu menuju ke sebuah taman yang indah, tetapi… “Eh, bentar dulu, 20 menit lagi istirahat selesai!” Kata Tifany terkejut sambil melihat jam miliknya.

“Hah, beneran?” Kataku dan Syerli terkejut,

“Yaudah, balik aja dulu yuk.” Kataku tanpa pikir panjang.

Kami bertiga pun bergegas keluar, kami berlari ke pintu tadi, lalu berlari di taman yang sebelumnya, memasuki lorong berwarna warni yang puaaaanjaaaang itu, lalu mebuka pintu keluarnya. Setelah sampai di perpustakaan, Tifany melihat jam miliknya, dan ternyata tinggal lima menit lagi istirahat selesai!

“Lima menit lagi istirahat selesai!” Kata Tifany menarik tanganku dan Syerli.

“Ok ok, tapi jangan tarik tanganku dan Fatiha dong, sakit tahu.” Kata Syerli sambil menarik tangannya. Aku pun menarik tanganku.

***

Setelah sampai di kelas,

“Kalian habis dari mana aja sih?” Kata Zahra sambil memegang tas miliknya “Kan kita pulang lebih awal karena guru-guru mau rapat.”

“Oh iya ya” Kata kami bertiga bersamaan.

Kita agak kesal, karena, ya iyalah, kita udah lari lari, sampe ngos-ngosan, di lorong warna-warni yang bikin pusing kayak lagi di hipnotis (wkwkwk), terus kita bertiga sama-sama lupa kalau di pulangin lebih awal karena gurunya rapat, hadeeeeh… Setelah itu kami berencana pergi ke perpustakaan lagi.

“Ayoooooo.” kataku langsung berlari.

“Ayooo.” kata Tifany dan Syerli sambil menyusulku.

***

Setelah sampai di dunia fantastis, kami bertemu dengan seorang peri imut yang memiliki sayap berwarna ungu, dia juga memakai baju putih bergliter ungu, dan memakai rok ungu berenda lucu, yang katanya akan mendampingi kami.

“Selamat datang di dunia fantastis, aku adalah seorang peri pendamping bagi orang yang berhasil menemukan dunia ini dan tentu saja salah satunya kalian. Oh iya perkenalkan nama saya peri Feira, siapa nama kalian?” kata kata peri yang benama Feira.

“Hai Feira, namaku Syerli.” Ujar Syerli bersemangat.

“Hai juga Feira, namaku Fatiha dan ini temanku, Tifany.” Lanjutku.

“Hai Feira, senang bertemu denganmu” Kata Tifany tersenyum.

“Hai Syerli, Fatiha, dan juga Tifany, kalian dapat bermain di sini hari ini, karena menurut pemberitahuan, besok setelah kalian akan ada tamu yang akan ke sini…” kata Feira.

“Wow, benar-benar dunia fantastis, pemberitahuan pun ada yang seperti itu disini!” kata Syerli terkagum-kagum.

“Iya ya… memang benar-benar dunia fantastis..” kataku sambil melihat sekeliling, “Ngomong-ngomong Feira, kok disini sepi banget.” kataku mulai tersadar.

“Iya juga ya..” Kata Tifany dan Syerli bersamaan sambil melihat sekeliling.

“Iya, disini, ada peringatan seperti ini, agar kita bisa mempersiapkannya, dan disini sepi, karena disini kami akan membuat para tamu bahagia, karena disini banyak permainan yang bisa kalian mainkan” Kata Feira.

“Ooh…” Kata kami bertiga.

“Ok, ayo kita bersenang senang” kata kami bertiga berteriak.

“Eh, sebentar coba kalian berputar dulu” kata Feira.

Kami bertiga pun berputar, ternyata kami memakai baju yang sama dengan Feira hanya saja warna rok, gliter di baju, dan warna sayap saja yang berbeda.

Warna rok, gliter di baju, dan sayapku berwarna biru langit. Warna yang ada di pakaian Syerli berwarna ungu muda seperti Feira, dan warna pakaian Tifany berwarna pink muda.

“Wow memang benar-benar fantastis, kalo gitu…. Ayoooo” kata kami bertiga berlari, kami belum tahu, kalau sayap itu memang bisa membawa kami terbang.

Saat kami melompat, tiba-tiba kami terbang, kami pun terkejut.

“Aaaaaaah!” teriak kami bertiga.

“Tenang saja kalian tak akan jatuh.” kata Feira menenangkan.

“Benarkah?” kata kami bertiga memastikan.

“Ya!” kata Feira tersenyum.

Kami pun mulai bermain, mulai dari Timezone, oh ya di Timezone dunia ini, bisa main sepuasnya tanpa bayar, setelah itu kami ke wahana bermain seperti Dufan tapi lebih besar, kami juga berenang, di sana kolam berenangnya sangaaaaaaaaat besar, ada Waterboom, kolam berenang biasa, ada kolam kecil, kolam air hangat, oh iya, kolam air hangatnya juga ada yang besar dan kecil, dan yang lainnya. Baju renangnya juga bagus, dan di dunia ini, jika ingin berganti pakaian hanya tingal melompat, pokoknya benar-benar fantastis deh.

Setelah selesai bermain, kami pun bersiap-siap pulang, kami juga sudah berganti baju seragam lagi.

“Kami pulang ya Feira, semoga kita dapat bertemu lagi.” kata kami tersenyum.

“Sebentar, sebelum kalian pulang, ayo, ambil oleh-oleh dulu!” Kata Feira.

Kami pun dibawa bersama Feira ke sebuah toko.

“Tunggu, kami tidak bawa uang.” kata Syerli.

“Tenang saja, ini semua gratis untuk para tamu.” kata Feira tersenyum. Aku memilih gantungan kunci bergambar peri lucu, karena aku memang suka mengoleksi gantungan kunci, Syerli memilih gelang unicorn yang lucuuuuuuu sekali, sedangkan Tifany memilih jepit rambut yang tak kalah lucu, jepit rambut itu bergambar pelangi yang sedang tersenyum. Setelah itu, kami pun pulang ke rumah masing-masing.

Bersambung...

Oh iya temen-temen, maaf ya waktu itu aku nggak upload-upload cerita ini.

Sebenernya ini udah selesai dari waktu itu, Agustus kalo nggak salah. Tapi lupa terus mau apload. Makasih juga ya yang udah follow aku

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post