Kenanganku di Perpustakaan

Perpustakaan adalah salah satu tempat favoritku di sekolah. Di sana terdapat banyak sekali buku. Hampir setiap jam istirahat dan pulang sekolah aku datang ke sana, entah untuk sekedar membaca buku atau meminjam buku.

Dari pertama kali sampai terakhir kali aku memasukinya, perpustakaan sekolahku telah memberi banyak kenangan untukku. Rasanya aku ingin kembali ke masa sebelum pandemi,saat aku bisa menikmati waktu di perpustakaan.

Aku teringat, saat jam istirahat setelah makan, aku dan temanku pergi ke perpustakaan. Berjalan melalui karpet besar di lantai lalu sampai di meja perpustakaan. Kami mengisi daftar ‘Datang ke Perpustakaan’, lalu mencari buku yang ingin kami baca. Buku-buku berbaris dengan rapih di rak buku. Para siswa hanya perlu memilih dan membaca buku.

Pengalaman yang tak pernah kulupakan, saat aku duduk di bangku kelas 2 SD, tepatnya di akhir semester 2, ada sesuatu yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Saat itu pentas akhir tahun, di saat aku dan temanku sedang asyik mengobrol di lapangan bola seraya menunggu giliran tampil, tiba-tiba aku dipanggil oleh wali kelasku untuk masuk ke belakang panggung. Aku tak tahu ada apa, kupikir hanya untuk menyaksikan kakak kelasku yang sedang tampil. Namun tiba-tiba namaku dipanggil saat kakak kelasku selesai tampil. Aku pun maju ke atas panggung. Selain aku, saat itu ada kakak kelasku yang dipanggil juga.

Setelah kami naik ke atas panggung, ibu guru menjelaskan mengapa kami dipanggil ke atas panggung. Ternyata aku dan dua kakak kelasku menjadi tiga siswa yang meminjam buku paling banyak. Kalau tidak salah sepertinya aku meminjam 20 buku dalam tiga bulan. Kami pun diberi hadiah berupa buku. Itu adalah pengalaman yang tak kulupakan hingga sekarang, bahkan buku yang diberikan masih tersimpan dengan keadaan baik di rumahku.

Tak hanya itu saja, masih banyak sekali pengalaman yang tak akan kulupakan dengan perpustakaan.

Pernah suatu saat aku dan tiga temanku ingin mengejutkan salah satu temanku yang lain. Saat itu jam sekolah belum mulai, masih ada 30 menit sebelum bel berbunyi. Aku dan tiga temanku ingin mengejutkan salah satu teman kami yang belum datang. Kami berlari menuruni tangga dan masuk ke perpustakaan, lalu bersembunyi dibalik pintu. Beberapa kali kami mengintip keluar untuk memeriksa apakah temanku yang ingin kami kejutkan sudah datang atau belum.

Sampai waktu yang kami tunggu-tunggu telah tiba, kami melihat teman kami sedang melewati lapangan sekolah menuju gedung kelas. Tak berapa lama ia keluar dari gedung kelas, sepertinya sedang mencari kami. Kami pun keluar dari perpustakaan dan mengejutkannya. Di sana kami tertawa bersama-sama. Rasanya ingin sekali mengulang waktu-waktu seperti itu.

Mungkin perpustakaan yang kukunjungi hanya sebatas perpustakaan sekolah. Namun itu tidak menjadikan penghalang bagiku dan teman-temanku untuk membaca dan meminjam buku.

Ada beberapa orang yang berpikir bahwa jika kita pergi ke perpustakaan besar, misalnya perpustakaan kota, itu baru namanya pergi ke perpustakaan. Karena disana lengkap sekali buku-bukunya, kita bisa mencari apa yang kita mau dan buku yang tersedia pun lebih bervariasi. Namun bagiku perpustakaan sekolah sudah cukup, bahkan jika kita membaca buku di rumah pun sudah cukup. Buku adalah jendela ilmu, maka, tidak ada satupun penghalang untuk kita menuntut ilmu.

Tentang Penulis

Hai! Perkenalkan namaku Naisha Syifa Ramadhani. Umurku 11 tahun, aku lahir di Cimahi pada tanggal 5 September 2010. Sekarang aku duduk di kelas 5 SD Firdaus Percikan Iman, Kab. Bandung Barat. Hobiku adalah membaca buku, melukis, menggambar, dan sekarang aku juga suka menulis. Kalau kalian mau berkorespondensi, boleh hubungi aku ke email [email protected] ya!