Naghita Puteri Fashihah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
-2.Terpaksa Mendewasakan Diri.-

-2.Terpaksa Mendewasakan Diri.-

-2.Terpaksa Mendewasakan diri-

Hal ini dimulai sejak 1 bulan yang lalu , dimana Papa Ajeng yang sangat sibuk sekali dengan alasan pekerjaan. Ajeng dan Mamanya mulai terbiasa dengan kepadatan waktu tersebut , karena memang belakangan ini proyek kantor Reno yang sangat membludak keras. Namun , tentu saja Reno tidak bekerja sendirian. Ia selalu di bantu oleh sekretaris pribadinya dikantor , Yura.

Yura adalah sekretaris pribadi Reno selama bekerja di kantor. Ia sudah mengabdi kepada kantor Garuda selama 5 tahun. Diumurnya yang 30 tahun ini , Yura masih belum memiliki pasangan hidup. Bukan karena tidak ada yang mau , namun Yura memang belum siap untuk ke jenjang yang lebih serius. Ia memiliki paras yang cantik , bahkan beberapa orang kerap menganggapnya mirip dengan Artis Bollywood Tina pemeran kuch – kuch hota hae. Yura memang dekat dan ramah dengan anak – anak , terutama Ajeng.

Ajeng memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tante Yura. Karena Yura memiliki sifat yang baik , dan peramah. Bahkan , jika papanya sibuk Ajeng sering dijemput oleh Yura serta juga sering ditraktir. Dapat dibilang bahwa Yura adalah karyawan papanya yang paling baik dan dekat dengan Ajeng.

Karena sering berkunjung dan memiliki kedekatan dengan Ajeng , Yura bahkan dianggap adik sendiri oleh mama Ajeng. Terkadang setiap hari minggu , mereka sering memasak kue bersama di rumah Ajeng . Yura juga sering membantu Ally berjualan kue secara online di media social nya.

Sikap dan kebaikan Yura ini lah yang membuat dirinya menjadi dekat dan diterima oleh keluarga Ajeng. Ia juga sering bersedekah kepada yayasan anak – anak yatim dengan jumlah materi yang bisa disebut banyak. Ally juga sering pergi kemana – mana bersama Yura , biasanya pergi ke Mall. Selera fashion Yura juga sangat bagus dan perfect , sehingga sangat seru jika shoping bersama Yura.

“Mama , papa kok belakangan ini sibuk terus yaa? Lembur terus lagi , bahkan pulangnya sekali dua hari doang mah,” keluh Ajeng dengan nada yang sangat memelas dikasur princess-nya. Ia segera menarik selimutnya hingga seluruh tubuhnya tertutup seperti kepompong.

Ally merebahkan badannya di sebelah Ajeng dan menurunkan selimut yang menutupi wajah Ajeng. Ia mengusap – usap lembut rambut Ajeng sembari berkata , “Sayang,Papa kamu kan lagi kerja .Terus belakangan ini proyeknya membludak keras kan. Papa juga cari duit buat kamu , supaya kita bisa main lagi ke Mall. Kamu pasti kangen dong main di time zone lagi bareng Mama sama Papa.”

“Iya juga sih ma, proyek Papa emang membludak. Tapi nanti Papa kelelahan ngurus semua proyek itu sendiri. Kalau papa sakit , aku ga bisa main lagi dong sama papa.”

“Kan Papa punya banyak karyawan, juga punya sekretaris Tante Yura yang selalu nolong Papa kamu. Kalau ada kamu , Papa bakalan selalu kuat dan inshaallah gak bakal sakit. Papa kan udah janji sam Ajeng , kalau kerjaannya udah siap kamu bakalan di bawak jalan-jalan lagi.”

“Kalau karyawan Papa emang banyak , kenapa gak suruh Tante Yura sama yang lain aja mah? Tadi pas aku telpon, Tante Yura juga ikut lembur di kantor tapi tante Icha gak ikut lembur. Kalau gitu kenapa gak Tante Yura sama yang lain aja yang lembur? Kan papa bos nya,”

Ally sempat tertegun mendengar ucapan Ajeng. Ia berpikir keras , kenapa hanya Reno dan Yura saja yang lembur? Karyawan lain seharusnya ikut lembur menyelesaikan proyek – proyek tersebut. Namun , Ally tetap berpositive thingking dan menjawab,

“Ajeng , di kantor Garuda itu yang memegang peranan terpenting adalah Papa kamu dan sekretarisnya , tante Yura. Kalau Papa kamu gak lembur , kebayang gak gimana kacaunya proyek – proyek itu nanti?”

“Tapi ma-“

“Shhhtt. Udah jam sepuluh malem , besok kamu kan sekolah. Biar mama temenin kamu tidur ya malam ini. Good night princess kecil.”

“Good night maa.”

~0~

Hari ini , minggu adalah yang paling di nanti – nanti Ajeng. Papanya akan memiliki jadwal kosong , dan akan membawa Ajeng dan Ally jalan – jalan ke pantai. Ajeng meminta agar Yura ikut juga pergi ke pantai. Ally menerima keputusan itu , karena akan lebih bagus jika Yura ikut daripada ia tidak ada kerjaan di rumahnya.

Ketika Ally menyiapkan bekal untuk duibawa di dapur , Yura menghampiri Ally agar pekerjaannya cepat selesai. Ia berdiri di sebelah Ally yang sedang sibuk mengemas makanan – makanan itu.

“Sist , kenapa gak minta bantu sih? Padahal kan aku pengen bantu jugaa.” Yura menyenggol lengan Ally dengan sikunya sambil membantu menyiapkan bekal.

“Duh Yuraa. Takut nanti aku malah ngerepotin kamu , makanya aku kerja sendiri aja hehe.” Jawab Ally sambil menyenggol kecil Yura.

“Ih nggak papa kok sist , aku kan juga senang kalau udah bantuin kamu. By the way , kamu keliatan cantii banget hari ini sist. Baju kamu serasi banget deh.”

“Eh bisa aja kamu. Kamu juga keliatan cantik hari ini , baju merah kamu serasi sama kamu. Jadi mirip banget sama Tina pemain film india itu hihi.”

Pandangan Ally tertuju pasa cincin emas bersimbol love di jari manis Yura.

“Ciee , yang udah dapat tunangan nii. Cincin nya manis bangeet Yur.”

“Hehe , iya nih sist. Doain langgeng ya nyampe ke pelaminan ehe.”

“Pastinya dong Yura. Aduh , aku jadi penasaran siapa sih laki – laki beruntung itu. Bisa – bisa nya dia mencuri hati Yura cantik ini.”

“Hehee, surprise dong sist. Nanti pas timingnya pas , bakalan aku tunjukin sama Sist Ally.”

“Oke. Udah siap nih bekalnya. Yuk kita ke mobil.”

Reno , Ally , Ajeng dan Yura segera masuk ke mobil dan langsung menuju ke pantai Air Manis. Mereka menempuh perjalanan selama 4 jam di mobil sambil ngemil kue – kue yang sudah disiapkan Ally dan Yura.

"Ajeng , jangan main HP di mobil. Nanti kamu malah sakit kepala di pantai nanti," tegur Mama sambil memegang tangan Ajeng.

"Mama kamu benar tuh Jeng. Nanti kalau kamu sakit kepala kita gak bisa poto - poto bareng doong." Tambah Tante Yura.

"Iya Mamaa, Tantee bentar doang yah. Ini dikit lagi kelar kok Mah." Jawab Ajeng meyakinkan Ally disertai dengan puppy eyes nya.

"Duuh , yaudah deh. Bentar aja yaa sayang. Habis itu ponsel nya dimatiin lagi yah."

"Siap Mamaah."

Setelah menempuh perjalanan panjang , akhirnya mereka tiba di Pantai Air Manis, Padang. Ajeng yang sedang tertidur , langsung terbangun seketika setelah melihat air Pantai yang berwarna biru.

Dari mobil mereka segera menuju ke tepi Pantai untuk menikmati keindahan alam Padang tersebut. Sedangkan Yura pergi sebentar untuk membeli empat buah kelapa muda. Ajeng berfoto - foto dengan Ally dan Reno secara bergantian. Setelah itu , Yura mengambil foto mereka bertiga dan melakukan selfie berempat.

Tiba - tiba , Ajeng merasakan sakit kepala dan mengadu kepada Mamanya.

"Maah , maaf ya Mah. Aku sakit kepala Mah. Jangan marah ya Mah," ucap Ajeng memelas.

"Astaga, yaudah. Mama gak marah kok , besok - besok jangan diulang lagi ya. Ayok mama antar ke mobil buat minum obat." Jawab Ally tenang dan segera menuntun Ajeng ke mobil. Jarak dari pantai ke mobil kurang lebih 100 meter. Sedangkan Yura dan Reno duduk di saung menikmati kelapa muda mereka. Ally sudah menganggap Yura sebagai adiknya sendiri ,sehingga ia tidak pernah sekalipun berpikir yang tidak - tidak terhadap Yura.

Setelah meminum obat dari Ally , Ajeng sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Mereka berdua kembali lagi ke saung pantai dengan membawa bekal dari rumah. Setibanya di saung pantai, mereka segera membuka makanan - makanan tersebut dan menikmatinya bersama.

Waktu terus berjalan. Dengan rasa puas walaupun sedih , Ajeng kembali pulang kerumahnya. Saking lelahnya karena mengeluarkan banyak energy , Ajeng menghabiskan waktu pulangnya dengan tidur. Sungguh hari yang menyenangkan. Ajeng sangat menanti – nanti waktu seperti ini , hari inI benar – benar menjadi hari terbaik baginya yang takkan terlupakan. Ditambah , Papanya yang semakin sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak memiliki waktu yang banyak untuk Ajeng kecuali hari minggu (kalau free saja). Oleh karena itu , sekali memiliki waktu , Ajeng akan sangat gembira walaupun hanya di rumah saja tidak jalan – jalan. Ajeng hanya menginginkan bermain bersama Papa tersayangnya , Reno.

Alarm pagi hari senin yang cerah ini berdering. Seperti biasa Ally segera menyiapkan Sarapan dan pakaian untuk Ajeng dan Reno. Setelah menyiapkan perlengkapan, mereka segera melahap sarapan bersama di meja makan. Ajeng pergi ke sekolah hari ini diantarkan oleh Papanya ,Reno.

Sesudah keberangkatan Ajeng dan Reno , Ally istirahat sejenak di kasurnya sebelum membuat kue. Tiba – tiba suara dering berbunyi dari telepeon Reno yang tertinggal di laci kamar. Ally segera menghampiri ponsel itu dan hendak mengangkatnya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat sebuah cincin yang sama dengan Yura di dalam laci tersebut. Ia terus memerhatikan cincin itu sehingga panggilannya keburu mati.

Ally sudah merasa ada yang salah disini , ada yang seharusnya tidak terjadi namun terjadi.Ketika ia menyalakan ponsel Reno , ia dikejutkan lagi dengan Wallpaper foto selfie Reno dengan Yura tanpa jarak. Ally benar – benar merasa tertusuk saat ini.

Ia segera menuju kantor Garuda untuk mengantarkan ponsel Reno. Diambilnya kunci mobil dan segera berangkat menempuh waktu 10 menit.

Setibanya disana , ia bertemu dengan Icha yang merupakan karyawan Reno sekaligus teman kuliah Ally.

“Hai , Ally! Tumben kamu kesini . Ada apa Al?” Tanya Icha yang menghampiri Ally di depan kantor.

“Eh , Hai Icha! Gak ada , aku cuman mau balikin ponselnya Reno yang ketinggalan nih. Oh iya , aku boleh nanya gak?”

“Oh, boleh dong. Mau nanya apa Al?”

“Kamu kan satu bidang nih sama Reno, apa benar belakangan ini Reno selalu lembur ke kantor Cha?”

“Hah?! Kata siapa? Bos Reno aja gak pernah lembur sejak tahun ini. Malahan dia selalu pulang sore lebih cepat , dan kalo gak salah sih dia pulang nya selalu sama-“

“Yura?” Ally memotong kalimat Icha dengan yakin.

“Nah , bener tuh! Yang mirip Tina itu lho.”

“Oh iya, aku emang deket sama Yura . Ajeng pun juga deket sama Yura.”

“Tapi kamu hati-hati aja ya, jangan sampai kamu dikhianati orang yang kamu percayai.”

Ally segera masuk ke dalam kantor dan hendak menuju ke ruang Reno.

“Ibuk , ada janji sama Pak Reno?” Tanya perempuan di receptionis.

“Oh ,saya istrinya mbak. Tadi udah saya telpon kok.” Ucap Ally agar ia bisa langsung menuju ruang Reno tanpa harus menunggu.

Setelah menggunakan lift ke lantai 10 , Ally segera berlari ke ruang Reno tanpa sepengetahuannya. Ketika tiba di depan pintu , ia langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Ia langsung dikejutkan dengan pemandangan yang tidak mengenakan dari Suaminyaa dan Yura. Mereka duduk berdekatan ditambah Yura menopangkan kepalanya di pundak dan Reno memegang tangannya.

“OOH, INI SURPRISE YANG MAU KAMU TUNJUKIN KE AKU YA?!” tukas Ally dengan amarah yang membludak – bludak. Ia mengeluarkan kamera ponselnya dan segera merekam peristiwa itu.

“Eh , sist. Aku gak bermaksud kok.” Jawab Yura dengan tampang sok suci.

“SIST APA HA?! GAUSAH SOK LUGU YURA! AKU UDAH TAU KEBUSUKAN KALIAN BERDUA! KAMU UDAH AKU ANGGAP SEBAGAI ADIK SENDIRI. TAPI , APA YANG KAMU BALAS BUAT AKU HA?! DASAR PELAKOR!!!”

“Ally , Ally! Aku minta maaf Ally. Aku bisa jelasin Al. Aku gak akan ngul-“

“Bacod! Semua udah jelas sekarang. Jadi ini ya rasanya dikhianati orang terdekat cuih! PUAS KALIAN HA?! PIAS?!!”

Ally melemparkan cincin Reno kepada mereka berdua. Ia segera pergi dari sana dengan menahan tangisan. Ally melepasakn tangisannya itu ketika mengendarai mobil menuju rumah. Air mata berderai dari matanya dan membasahi pipinya. Hatinya benar – benar hancur saat ini. Ia merasa benar – benar hancur dan frustasi tidak karuan.

“Ally! Ally!” Reno segera mengambil kunci mobilnya dan menuju keluar.

“Mas , Mas kamu mau kemana Mas?” Tanya Yura sambil menahan tangan Reno.

“Aku harus pulang sekarang , aku harus temui Ally sekarang juga.”

“Yaudah , aku harus ikut!”

Yura dan Reno menaiki mobil dan segera berangkat menuju rumahnya. Reno mengendarai mobil dengan kecepatan yang maksimal sehingga ia dengan cepat sampai di rumahnya. Reno dan Yura langsung masuk ke rumah dan menyaksikan Ally yang sedang menangis di kursi ruang tamu.

“Ally , kamu jangan kayak gini. Aku bisa perbaiki semuanya Al.” ucap Reno meyakinkan Ally.

“Hah?! Maksud kamu apa mas? Terus gimana dengan calon bayi kita ini? Kamu mau menelantarkan dia?” bentak Yura .

“Csh!! Lawak kalian, sampe punya anak Yura ini. Kalian gak malu apa? “ Tutur Ally emosi.

“APA LO HA!! PELAKOR PARAH SIH KAMU! SAMPAI HAMIL GINI! DASAR MURAHAN , SUAMI ORANG KAMU AMBIL, CUIH! MUARAHAN!!”

Ally langsung menampar Yura disertai dengan emosi yang memuncak. Menyaksikan hal itu , Reno langsung menampar balik pipi Ally hingga memerah.

“HAHA! Berani kamu Mas? Kenapa kamu tega lakuin ini sama aku? Kamu ga ingat Ajeng ha?!”

“Aku udah nikah sirih sama Yura sejak 2 bulan lalu. Kami udah tinggal serumah sejak itu!” jawab Reno tegas.

“Kenapaa?! Kenapa Mas?! Kenapa?!”

“Karena Yura lebih cantik dari kamu. Kamu jauh lebih rendah dibandingkan Yura! Kamu yang murahan , bukan Yura!”

“Maaf sist, kayaknya Mas Reno lebih milih aku. Maaf bangrt nih yee , kalau bisa operasi plastic ya sist.” Ucap Yura menyombongkan dirinya kepada Ally.

Emosi Ally memuncak – muncak , ia bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini. Ally melempar asbak di ruang tamu kearah Reno dan Yura serta mengenai kaki Yura hingga berdarah. Disaat yang bersamaan Ajeng yang baru pulang dari sekolahnya dan sedang berdiri di depan pintu.

“Mamaa..” Ajeng segera berlari ketempat Ally berada dan langsung memeluknya.

“Mama kenapa nangis? Pipi Mama kok merah sebelah mah?” Ajeng langsung menangis terisak melihat Ally menangis.

“Ajeng , dengar Mama. Tante Yura bukan wanita baik, dia udah ngerebut Papa kamu dari Mama.”

“Nggak Jeng , papa masih sayang sama kamu. Ayuk , kamu tinggal sama Papa dan Mama baru kamu aja.”

“Ngaco kamu ya! UDAH GAK WARAS APA!? KITA CERAI SEKRANG JUGA! AJENG TINGGAL SAMA AKU. AKU GAK AKAN BIARIN AJENG TINGGAL SAMA PEREMPUAN MURAHAN YANG TIDAK TERHORMAT ITU!!”

“Cuih!!” Yura mendengus kesal.

“Mah?”

“Papa selingkuh sama Tante Yura?!”

“Iya nak , mereka berdua udah khianatin kamu sama Mama Jeng!”

“TIDAAAAKK!!” Ajeng berteriak begitu kencang sehingga ia tidak bisa menstabilkan kesadarannya.

Ajeng jatuh pingsan kepada pelukan Ally. Reno langsung terkejut melihat hal itu.

‘AJENG , AJEEENG!”

Suara itu samar – samar terdengar oleh Ajeng yang tidak sadarkan diri. Ia segera dilarikan ke UGD terdekat.

Ally benar - benar terpukul dengan semua ini ,ia merasa Ajeng terlalu kecil untuk harus mendewasakan dirinya setelah apa yang ia alami ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post