Pak Rudi, Si Penegak Keadilan
Siapa yang tidak takut dengan guru killer? Pasti takut, bukan? Namun kata takut tidak ada dalam kamus seorang murid bernama Syaqeela Aina. Gadis yang biasa dipanggil Syaqeel.
Syaqeel adalah salah satu murid nakal di SMP Jatrijati. Ia tak pernah memakai seragam lengkap dan selalu memakai sepatu berwarna. Hampir setiap hari Syaqeel selalu dipanggil guru BK bernama Pak Rudi.
Pak Rudi sosok guru berkepala plontos dengan perut besar menjadi ciri khasnya. Hampir setiap hari, Pak Rudi tidak pernah absen untuk memarahi Syaqeel. Seperti sekarang ini, Syaqeel terlambat karena bangun kesiangan. Seragam yang lusuh dan bantuan tangga yang diambil dari warga belakang sekolah, ia melompat pagar. Tanpa suara, sambil mengendap bagaikan kucing Ia berusaha tidak berisik. Namun usahanya gagal ketika Pak Rudi dengan senjata andalannya yaitu tongkat pramuka serta muka marah.
"He ... he ... he... Selamat pagi Pak Rudi, makin ganteng saja", goda Syaqeel sambil tersenyum seringai.
Namun, Pak Rudi tetaplah guru BK yang memiliki tugas mendisiplinkan siswanya. Ia menyeret Syaqeel ke ruangan yang hampir tiap hari dikunjungi.
"Saya sudah bosan melihat kamu berada diruangan ini, cepat sana lari mengelilingi lapangan enam kali !, " perintah Pak Rudi.
Syaqeel pun bergegas menuju lapangan, ia tak ingin gurunya semakin naik darah. Baginya hukuman yang diberikan sudah menjadi makanan kesehariannya. Waktu lima belas menit cukuplah menyelesaikannya. Akhirnya hukumanpun selesai juga. Selain Syaqeela, pastilah tak akan kuat menjalankan hukuman ini. Terkadang Pak Rudi juga heran dengan siswa satu itu, kenapa bisa sekuat baja.
Teeet... Teeet...
Bunyi peluit panjang, tanda waktu untuk istirahat. Kesempatan bagi Syaqeel untuk menemui Bu Ani, guru kesayangannya. Namun sebelum sampai dikelas 8E, ia dihadang oleh Rina dan gangnya. Rina adalah siswa yang kriterianya hampir sama dengannya, bedanya bila Syaqeel berani berbuat berani bertanggung jawab, berbanding terbalik dengan Rina. Teman-temannyanyalah yang sering menjadi kambing hitam.
"Ngapain kalian disini?" ucap Syaqeel dengan santai
"Syaqeela Aina, aku akan membuatmu dikeluarkan dari sini. Dengan cara..." Rina berbicara sambil menuangkan bensin disekitarnya. Blup ... dalam sekejab mata terbakarlah tirai jendela kelas. Tak berselang lama bara mulai meninggi, Syaqeel terkejut dengan perbuatan Rina, ia tak menyangka yang dilakukan oleh Rina.
Bu Fitri yang melihat kejadian itu menutup mulutnya tak percaya. Matanya tajam melihat Syaqeel berada disitu, ia menganggap Syaqeellah yang membakar tempat itu. Segera Bu Fitri berteriak memanggil Pak Dani, satpam sekolah untuk memadamkan api.
"Sudah berkali-kali kamu berulah Syaqeel. Tapi kali ini ibu tidak akan memberimu kesempatan lagi,"
Ibu Kepala sekolah meminta TU untuk membuat surat pengajuan mengundurkan diri bagi Syaqeel.
"T-tapi saya bisa menjelaskan itu Bu," Syaqeel menyanggah
"Saya melihat kamu diarea kejadian Syaqeel!" bentak Bu Fitri
Air mata Syaqeel tak bisa terbendung, bukan dia yang membakar tempat itu. Ia merasa dijebak oleh Rina dan kawan-kawannya.
Bu Tuti sebagai Kepala Sekolah memberikan surat panggilan berikut surat pengunduran diri yang harus ditanda tangani oleh orang tuanya. Ia meremas rok dengan kepala tertunduk, hatinya terasa sakit.
"Ulah kamu sudah terbukti dengan jelas dan sangat fatal Syaqeel," kata bu Tuti.
"Bukan saya Bu..hiks..hiks.." untuk pertama kali ini, ia menangis didepan semua orang.
"Tunggu!" cegah Pak Rudi.
"Rekaman CCTV menunjukkan bukan Syaqeel yang membakar, melainkan Rinalah," jelas Pak Rudi membela Syaqeel
Syaqeel menatap Pak Rudi tak percaya, guru yang dianggapnya killer karena sering menghukumnya kini berbalik menjadi penyelamat. Selama ini ia salah menilai, Pak Rudi tak pernah memandang siapapun namun kebenaran perlulah ditegakkan. Terima kasih bapak, engkau telah menyelamatkan dari ketidak adilan.
Biodata Penulis :Nadya Shakirani Ashya, biasa dipanggil Nadya. Anak pertama dari bunda Evita dan Ayah Satrio Raharjo. Putri pertama dari tiga bersaudara lahir di Kabupaten Semarang tanggal 3 juli 2007. Saat ini bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas IX.
Penulis memiliki hobi membaca novel bergenre fiksi remaja. Saa ini Penulis dapat dihubungi melalui laman media sosial instagram dengan nama @nadyshrn_ atau email [email protected]
"Jangan benci jika belum pernah disakiti"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus jadi aku mau cepet cepet menulis
TERIMAKASIIH!!SEMANGATT NULISNYAA
Semangat kak Nadya
nadya keren ckalii, ayo follback pacar haechan xixixi..
Cakep cerpennya kak! Ini berdasarkan kisah nyata atau fiksi kak?
fiksii hehehe
Ohh gitu. Bagus kak