Bagian 1 - Ta'aruf
Ta’aruf
“Shadaqallahul’adzim” ucap Raya sambil menutup Alqur’annya. Hai, namaku Faraya Putri. Biasa dipanggil Raya. Aku lahir di Makassar, 28 Oktober 2005. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Aku memiliki dua adik laki-laki. Hobiku membaca, menulis puisi, mengaji, dan mendengarkan sholawat.
Sekarang aku duduk di kelas dua SMP. Aku bersekolah di salah satu Boarding School yang ada di Kota Bogor. Dulu aku bersekolah di salah satu Sekolah Dasar yang termasuk sekolah favorit di Makassar. Aku bertemu dengan orang-orang yang pintar dan keren. Hampir semua temanku adalah anak yang gaul dan aktif di sosial media. Ada sebuah ungkapan, “Temanmu Cerminan Dirimu”. Sepertinya aku tidak perlu menjelaskan ungkapan itu. Kalian mengerti kan hubungannya dengan ceritaku tadi?
Ayo kita lanjutkan. Aku pindah ketika aku masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Kira-kira umurku saat itu adalah 12 tahun. Belum terlalu lama, tapi aku mendapatkan banyak hal baru disini. Walaupun aku sudah tiga tahun tinggal di Bogor, masih banyak sekali tempat yang belum aku kunjungi.
Aku memiliki banyak teman yang sangat baik disini. Mereka selalu ada disampingku dalam keadaan senang maupun susah. Kata mereka aku cantik, hehe. Ini adalah waktunya libur sekolah. Sudah tidak ada tugas dari sekolah yang menumpuk. Aku pun bisa merasakan bahagianya bisa berkumpul kembali dengan keluargaku.
“Kak, buka mukenahmu dulu. Ayo sarapan bersama.” perintah Mama. Oh iya, aku lupa membuka mukenahku setelah aku membaca Alqur’an. Ya, itulah salah satu kebahagiaan yang kurasakan. Aku bisa makan bersama keluargaku setelah lama tinggal di Boarding School. Mungkin kedengarannya kehidupan di boarding itu sangat membosankan ya? Nanti aku akan ceritakan juga tentang kehidupan di boarding. Tidak, bukan sekarang. Mungkin di pertengahan ceritaku, ingatkan saja.
Aku sudah kenyang, tak lupa kuucapkan hamdalah sebagai tanda syukurku kepada Allah SWT. Kalian mau tau makanan kesukaanku? Tentu saja rendang. Siapa sih yang gak tau sama makanan khas padang itu? Sepertinya rendang sudah menjadi makanan kesukaan hampir semua orang di Indonesia.
Aku masuk ke dalam kamarku. Aku membuka lemari bajuku. Kulihat banyak jilbab yang tergantung disana. Hmm, sepertinya aku perlu memberitahu kepada kalian agar tidak salah paham. Kebanyakan orang mengira jilbab adalah kain penutup kepala dan leher, padahal jilbab adalah kain yang menutup dari atas sampai bawah. Mungkin jilbab lebih dikenal dengan istilah gamis. Itulah kostum sehari-sehariku setiap akan keluar rumah atau bertemu dengan orang yang bukan mahrom. Apakah kalian masih bingung dengan apa yang dibicarakan? Baiklah, suatu saat nanti kamu akan mengerti. Ikuti terus ceritaku ya!
Setelah aku membuka lemari baju untuk merapikan isinya, aku mengambil buku tebal bersampul coklat yang sudah agak berdebu. Aku mengusapnya pelan untuk menghilangkan debu yang menempel. Kubuka perlahan buku bersampul coklat itu. Kulihat seorang wanita cantik yang sedang mencium pipiku. Aku juga melihat seorang pria tinggi yang sedang menggendongku. Ya benar sekali, itu adalah buku album.
Satu per satu kutatap foto yang berisi kenangan indah tersebut. Ada fotoku yang sedang tertidur, fotoku bersama adikku, fotoku memeluk mama, fotoku bersama teman-teman di sekolah dasar, dan masih banyak lagi. Hingga tatapanku berhenti pada salah satu foto yang menarik perhatianku. Ketika itu, aku sedang bergaya dengan rambut pirangku. Mungkin aku akan sedikit cerita tentang foto ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar