Nama saya Nadia Nafalia. Siswi kelas lXA SMPN 1 Suboh Kabupaten Situbondo. Pengalaman pribadi saat melaksanakan daring atau belajar online membawa kesan tersendiri. Mengapa diadakan daring atau belajar di rumah? Salah satu alasannya adalah karena ada penyebaran virus yang mematikan yaitu covid-19 sehingga membuat seluruh masyarakat untuk menjaga jarak dan di rumah saja agar dapat memutus penularan covid 19 atau Corona. Saya dan teman adalah siswa dan siswi angkatan Corona part 2 karena part satunya adalah kakak kelas, namun lebih parah angkatan kami dikarenakan kakak kelas hanya melaksanakan daring dari semester 2 sedangkan kami full dari semester 1 sampai 2. Nah, selama berdaring atau belajar online, kami belajar dari jam 08.00 pagi sampai jam 12.00 siang.

Dalam pembelajaran daring tentu saja ada suka dan dukanya. Sukanya adalah saya bisa leluasa belajar di rumah tanpa memakai seragam, menggunakan HP untuk melakukan pembelajaran serta bisa menelpon atau video call dengan teman. Sekedar menanyakan kabar atau tugas yang kurang paham, saya bisa mengerjakan tugas di mana saja dan kapan saja yang saya mau. Namun, dibalik suka tersebut ada duka yang membuat saya tidak nyaman belajar di rumah, yaitu tidak dapat bertemu teman seangkatan saya, adik kelas, guru dan seluruh warga sekolah. Selain itu, saya juga rindu tatap muka dengan guru. Jika berdaring, saya merasa kurang paham dengan materi yang diberikan oleh guru di Google classroom. Selanjutnya, saya tidak bisa leluasa melaksanakan tanya jawab. Jadi, menurut saya belajar daring atau online kurang efisien sebab setiap siswa berbeda pemikiran. Ada yang paham dan ada pula yang tidak paham. Sisi baik yang didapat dalam pembelajaran daring atau online adalah semua siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan modern. Hal ini menghindari GAPTEK (gagap teknologi) sehingga siswa dan siswi dapat mencari informasi di internet dengan mudah, cepat dan jelas.

Pada semester satu kegiatan belajar lebih sering daring daripada tatap muka. Namun, setelah semester 2 sekolah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka karena sudah diberi izin oleh pihak satgas covid-19. Tapi, semua warga sekolah tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Pada minggu pertama yang bersekolah dari nomor absen 1-16, minggu kedua nomor absen 17-32. Bagi siswa yang tidak bersekolah seperti biasa dapat melaksanakan pembelajaran daring atau online sambil menunggu giliran masuk untuk bersekolah. Namun, minggu ini seluruh siswa masuk sekolah tanpa melaksanakan daring. Namun, sekolah dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama nomor absen 1-16 dari jam 07.30-09.00 dan sesi kedua nomor absen 17-32 dari jam 09.30-11.30. Namun, setelah sampai di sekolah dan melakukan pembelajaran di kelas, saya sangat merasakan suasana yang berbeda karena hanya separuhn siswa yang berada di dalam kelas untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Semua siswa wajib menjaga jarak dan memakai masker. Suasananya sangat berbeda dibandingkan dulu sebelum adanya covid 19 atau Corona. Namun, di luar hal itu, saya sangat bersyukur bisa bertemu teman-teman, guru serta semua masyarakat sekolah. Saya bisa merasakan kembali pembelajaran tatap muka meskipun suasananya berbeda dari sebelumnya.

Seperti itulah pengalaman saya saat berdaring dan tatap muka. Selalu ada suka yang membuat saya senang dan duka yang membuatku merasa tidak nyaman. Semoga pengalaman saya dapat membuat teman senang serta bertambah semangat dalam belajar. Tetap jaga kesehatan serta patuhi protokol yang sudah dianjurkan oleh pemerintah agar virus Covid-19 ini cepat berlalu. Tentunya, kegiatan kita bisa berjalan lancar seperti sedia kala. Jangan lupa, kita doakan semoga covid-19 di Indonesia cepat berlalu. Salam sehat buat semuanya.