Nadia Hafizzha

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Waktu yang Berharga Bersama Ayah

Waktu yang Berharga Bersama Ayah

Tak seperti ayah pada umumnya, aku hanya bisa bertemu ayah satu bulan satu kali. Kalau pun bertemu, waktunya sangat singkat, bisa tiga atau empat hari. Paling lama mungkin sekitar satu minggu ayah bisa diam di rumah.

Ayahku adalah seorang pelaut yang waktunya dihabiskan di tengah samudera. Ketika masih kecil aku tidak mengerti, kenapa ayah tidak bisa pulang setiap hari seperti ayah teman-temanku.

Namun lambat laun, aku kini paham jika pekerjaan seorang pelaut memaksa ayah untuk tidak pulang setiap hari. Setiap momen kedatangan ayah pulang, aku sangat senang dan menyambutnya dengan sukacita.

Aku bisa dibawa ayah bermain mengelilingi kompleks perumahan subsidi, atau pergi ke pusat perbelanjaan menghabiskan waktu. Di sisi lain, waktu menjelang ayah pergi untuk melaut menjadi momen paling berat.

Sebab di waktu itulah ayah pergi bekerja berbulan-bulan, terkadang tak bisa memberi kabar. Terkadang aku marah dan mengunci kamar setiap kali ayah hendak pergi lagi bekerja.

Ayah dan ibu pun mencoba membujuk aku untuk keluar supaya bisa berpamitan. Egoku masih tinggi sehingga aku tak mau keluar, justru menangis karena tak mau ayah pergi. Tetapi kebiasaan buruk itu lambat laun sudah mulai hilang. Aku mencoba lebih tegar untuk melihat ayah pergi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post