Bab 2. Kecemburuan Rania pada Zaskia
BAB 2 – Kecemburuan Rania pada Zaskia
”Ayo bunda, nanti terlambat sampai di tempat lesnya.”kataku memanggil bunda. Hari ini adalah pertemuan keduaku mengikuti les biola, aku sangat bersemangat untuk mengikutinya, jadi aku tidak mau terlambat pastinya. “Ayo Zaskia, kita berangkat sekarang, maaf ya, tadi bunda baru selesai berias.”kata bunda. “Iya deh gapapa, ayo kita berangkat, nanti keburu telat.”
***
“Have a nice day, Zaskia! Nanti kalau sudah selesai akan bunda jemput.”kata bunda. “Oke bunda! Dadah!” balasku sambil melambaikan tangan. Aku langsung bergegas untuk pergi ke kelasku. Sesampainya di kelas, aku langsung mengeluarkan dan menyiapkan biolaku. Aku juga bertegur sapa dengan teman-temanku. “Hai Zaskia!” sapa Clara. Lalu kami mengobrol dan bercanda sampai akhirnya, Miss Violin datang ke kelas. “Selamat pagi semuanya!” “Pagi miss.” kami menjawab serempak. Kemudian, Miss Violin menjelaskan apa yang akan mereka pelajari hari ini. “Sekarang bagian Zaskia, ayo Zaskia mainkan apa yang tadi sudah di contohkan.” Kata Miss Violin. Akupun langsung mematuhi apa yang Miss Violin suruh. “Hebaat Zaskia.” Clara berseru kepadaku. “Ih apa hebatnya? Baru begitu aja kok hebat.” Rania berceletuk. “Emang keren kok. Iri aja deh” balas Clara sambil memasang tampang sebal. “Masih kerenan juga aku.” Rania kembali menyombongkan diri. “Udah anak-anak, jangan pada ribut, lebih baik, kita lanjutkan lagi ya..” Miss Violin mencoba melerai pertengkaran antara Clara dan Rania. “Rania, ayo, kamu minta maaf dulu sama Zaskia.” kata Miss Violin. “Tidak mau.” Rania menolak apa yang diperintahkan oleh Miss Violin. “Yasudah, yuk kita lanjutkan kembali.”
***
“Rania itu sombong sekali ya.” kata Kanisha memulai obrolan saat istirahat tiba. “Iya tuh.” kata teman-teman yang lainnya. “Udah teman-teman jangan ngomongin orang, lebih baik, kita lanjutkan menghabiskan makanan saja.” aku menimpali sambil tersenyum. “Wah, kalian sedang makan bersama ya. Miss ikutan dong, boleh ya..” tiba-tiba Miss Violin datang menghampiri kita semua. “Boleh Miss.” Clara mempersilahkan Miss Violin untuk bergabung bersama kami.
“Zaskia, kalau Rania suka iri, atau berbicara seperti itu kepada kamu, biarkan saja. Sepertinya, Rania itu hanya cemburu karena kamu memiliki banyak teman yang akrab kepadamu. Lebih baik, kita tetap bersikap baik kepada orang-orang yang suka iri kepada kita.” Miss Violin menasihatiku sembari tersenyum. “Siap Miss, lagipula, kata-kata yang diucapkan Rania, tidak aku masukkan ke hati kok Miss.” balasku sambil tersenyum. “Miss Violin tahu tidak? Tadi pagi, sebelum Miss masuk kelas, Zaskia memberikan kami coklat. Zaskia baik sekali.” Clara menceritakan kejadian tadi pagi, setelah aku selesai mengeluarkan dan menyiapkan biola, aku memang membagikan coklat yang aku bawa dari rumah untuk teman-temanku. “Oh begitu? Wah Miss juga mau dong, hehe, boleh tidak?” kata Miss Violin bercanda kepadaku. “Boleh kok, kebetulan coklatnya masih ada.” kataku. “Ini Miss.” aku memberikan coklat yang aku bawa kepada Miss Violin. “Terimakasih ya Zaskia.” “Sama-sama Miss.” kataku. Lalu, kami menghabiskan makanan kami saat istirahat dengan senang dan riang. Karena seperti biasa, Kanisha melontarkan celotehan yang membuat suasana menjadi tambah asyik.
“Kemarin hanya teman-teman yang akrab sama Zaskia, sekarang Miss Violin juga. Kenapa sih, Zaskia bisa sedekat itu sama teman-teman yang lain. Sedangkan aku, ada yang mau berteman saja tidak ada. Padahal, aku ini cantik, berkulit putih, dan jago bermain biola, kurang apalagi coba?” Rania yang ternyata memperhatikan dari jauh merasa cemburu terhadap Zaskia yang dikelilingi oleh banyak teman. “Awas saja ya Zaskia, lihat saja nanti.” kata Rania.
***
“Dadah! Nanti aku akan bawakan coklat lagi ya teman-teman.” kataku berpamitan karena ini memang sudah jadwalnya untuk pulang, dan akupun sudah ditunggu oleh bunda sedari tadi. “Daah! Hati-hati dijalan ya Zaskia!” kata teman-teman yang lain. “Thank you!” kataku sambil tersenyum dan melambaikan tangan. “Hari ini mungkin kamu bersenang-senang bersama teman-teman yang lain. Tapi, tunggu saja Zaskia! Apa yang akan aku lakukan terhadapmu.” kata Rania dalam hati. Tanpa aku sadari, Rania memperhatikan aku yang sedang berpamitan kepada teman-teman. Setelah, berpamitan, aku segera berlari untuk menemui bunda yang sedari tadi sudah menunggu di mobil. Setelah itu, aku dan bunda segera pulang ke rumah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar