Zaman sekarang, merupakan sebuah zaman dimana teknologi amat mendominasi umat manusia. Hal tersebut, karena adanya globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah proses dimana seluruh informasi dari belahan dunia lain, dapat diakses dengan mudah oleh semua orang. Globalisasi yang semakin cepat dalam dua dekade terakhir disebabkan oleh kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi.

Globalisasi, serta perkembangan teknologi mampu memberikan dampak yang begitu besar. Terutama saat kasus pandemi covid19 melanda seluruh dunia. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat dipaksa untuk melek teknologi. Karena segala aktivitas yang dilakukan secara manual, bertemu, berinteraksi, serta tatap muka harus dilaksanakan secara daring. Pandemi covid19, juga merupakan sebuah momentum untuk mendorong percepatan transformasi digital yang telah mengubah pola hidup masyarakat.

Salah satunya adalah bidang pendidikan. Pandemi covid19 membuat pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bertumpu pada penggunaan internet. Membuat tenaga pendidikan semerta merta membuat platform pembelajaran digital untuk para pelajar. Seperti Google Classroom, dan Learning Management System lainnya. Hal ini membuat pelajar dapat mengakses informasi, memperluas wawasan serta ilmu pengetahuan. Dengan membuat media pembelajaran yang menarik, diharapkan para pelajar semakin tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagai seorang pelajar, tentunya kita mempunyai kewajiban menuntut ilmu apapun keadaannya.

Tetapi, meskipun berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah kejenuhan dalam pembelajaran, ada saja pihak yang menggunakan pembelajaran daring untuk berbuat kecurangan. Salah satunya pada saat ujian. Mereka berbuat curang dengan mencari jawaban dari Google. Selain perbuatan tersebut, ada juga yang menghack soal, lalu sistem tersebut menampilkan sejumlah jawaban. Hal ini erat kaitannya dengan kemudahan pencarian informasi yang disalahgunakan. Selain itu tidak sedikit siswa berbuat kecurangan yang menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi saat ujian berlangsung.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh minimnya hasil belajar yang selalu menjadi tolak ukur kepintaran seseorang. Hasil belajar tersebut telah menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah pelajar. Dengan alasan inilah yang kemudian membuat sejumlah pelajar menghalalkan segala cara supaya hasil belajar meningkat. Hal ini harus ditindak lanjuti sesegera mungkin. Karena, para pelajar berpotensi menganggap sepele terkait proses belajar mengajar. Serta dapat menjadikan langkah kebodohan pada siswa kedepannya.

Faktor penghambat proses pembelajaran selain penyalahgunaan internet, yaitu dampak dari penggunaan media sosial. Media sosial, merupakan sebuah situs yang paling banyak digemari oleh kalangan pelajar. Mereka menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi, serta hiburan. Namun, ketika digunakan secara berlebihan, maka akan memberikan dampak negatif. Yaitu timbulnya kecanduan. Hal ini dapat menyingkirkan tujuan belajar. Sehingga, mendapat hasil belajar yang kurang memuaskan. Karena kecanduan pun, prestasi juga dapat menurun. Adapun dampak negatif lain, yaitu minimnya interaksi nyata. Mereka akan cenderung memilih berinteraksi lewat dunia maya daripada dunia nyata. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Pola pikir kritis, serta sistematis amat dibutuhkan dalam menghadapi arus globalisasi serta digitalisasi. Dapat dengan mudah mencari solusi terkait berbagai permasalahan teknologi yang ada, Menjadikan kita semakin cakap menggunakan teknologi. Dan sebagai seorang pelajar, pergunakan teknologi dengan baik sebagai sarana untuk mencapai prestasi

Biodata penulis :

Hai!, Perkenalkan namaku Nabila Zahrofatuz Zakini. Siswa MTsN 1 Jember yang saat ini duduk di bangku kelas 8. Lahir pada tanggal 26 April 2009 di Jember. Untuk kenal lebih dekat, silahkan kunjungi [email protected] atau hubungi nomor berikut : 082141108737.