Penerus Bangsa Tanpa Pergaulan Bebas
Manusia, kerap disebut sebagai makhluk sosial. Atau dengan kata lain, tidak bisa hidup dengan sendirinya. Manusia Itu saling butuh, saling menguatkan. Memang begitu sejarah nya. Manusia membutuhkan seorang teman. Dalam hal pilih memilih teman sendiri, manusia lebih suka bergaul dengan seseorang yang sama dengannya. Baik sikap, perilaku dan pikiran. Siapa yang tidak? Punya teman yang perilaku nya bertolak belakang terkadang hanya cari pertikaian saja.
Lalu, disini lah masalahnya. Bergaul tak hanya fokus pada frekuensi yang sama. Tetapi juga dampak apa yang akan di timbulkan jika bergaul dengan mereka. Baik dampak positif ataupun negatif, perlu pemikiran yang matang. Apalagi dalam masa-masa remaja. Masa dimana mencari jati diri. Tentunya banyak hal yang berubah, berdasarkan ruang lingkup sosialnya.
Lingkungan sosial hendaknya juga lebih diperhatikan. Karena lingkungan sosial sendiri memiliki pengaruh yang cukup kuat. Dan mampu merubah perilaku seseorang dalam kawasannya. Jika lingkungannya baik, maka akan baik juga pengaruhnya. Lain lagi kalau lingkungannya buruk. Maka buruk lah pengaruh yang ditimbulkan. Dalam hal lingkungan sosial, tergantung kita untuk memilih mana yang akan menjadi ruang lingkup untuk bergaul.
Tetapi, hal Itu tak berguna tanpa adanya sebuah pemahaman. Pemahaman antara yang baik dan buruk. Karena, tanpa diberi pemahaman yang benar dalam hal pergaulan, mereka akan cenderung kelewat batas. Bahkan sampai melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya. Mulai dari pacaran, minum minuman keras, atau membuat kerusuhan. Pergaulan yang menyimpang tersebut bisa diartikan sebagai pergaulan bebas. Dan tahukah mengapa hal ini dapat terjadi di kalangan para anak muda penerus bangsa? Tentu beragam benyebabnya. Mulai dari kekerasan rumah tangga, kurangnya pemahaman tentang pergaulan, kondisi lingkungan, serta penyalahgunaan internet.
Pergaulan bebas juga dapat terjadi karena adanya era globalisasi. Era di mana semua hal dapat terakses ke seluruh dunia. Era globalisasi juga memungkinkan adanya budaya asing yang masuk dalam negeri. Budaya asing tersebut kemudian ditelan mentah-mentah oleh para remaja ingusan, lalu tanpa pikir panjang mencobanya. Hal ini kemudian di contoh oleh remaja lain. Tak berhenti disitu saja, terkadang mereka membentuk sebuah kelompok yang berisi pada remaja salah arah, salah pergaulan. Ini bukan soal membatasi ataupun melarang. Tetapi ini soal pemahaman.
Orang yang tidak tau dampaknya bisa saja menganggapnya sebuah hal lumrah yang kerap terjadi di kalangan remaja zaman sekarang. Kurang berpendidikan, kurang bermoral. Itulah anak muda sekarang yang sudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Tetapi, kita tidak bisa menghapus begitu saja sebuah fakta. Bahwa anak muda sekarang tak lain ialah para calon penerus bangsa kedepannya.
Ingatkah ketika seseorang berkata, "Jika engkau ingin menghancurkan sebuah negara! Rusaklah generasi mudanya!". Dari kalimat tersebut, dapat dipahami bahwa sebuah negara tidak akan berkembang dengan generasi yang buruk. Menurunnya kualitas anak bangsa hanya akan menuntun sebuah negara menuju kehancuran. Tentunya, kita sebagai generasi penerus bangsa yang mengerti akan bahaya pergaulan bebas tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sudah tugas kita untuk membela bangsa, dan negara. Mari kita habisi pergaulan bebas dan menjadi penerus bangsa yang bermoral, serta punya jiwa nasionalisme tinggi.
Profil penulis :
Nabila Zahrofatuz Zakini. Siswa kelas 8 MTsN 1 Jember. Lahir di Jember pada tanggal 26 April 2009. Yang saat ini berumur 13 tahun. Jika ingin berkenalan, kunjungi [email protected] atau hubungi nomor berikut : 082141108737
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar