Naba karima Aulalhida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Santri?-#1 Takdir Kasim

Aku Santri?-#1 Takdir Kasim

Aku Santri?

Jakarta,04 Oktober 2017

Baskara menyambut hari kasim yang sangat berkesan,ia beranjak dari tempat tidurnya dan langsung membersihkan badan,tanpa Shalat.

”Brusssh...” suara air menyeriak jatuh dari shower

“Hari ini,hariku,aku bisa!” teriaknya di dalam kamar mandi,setelah itu ia mulai berkemas badan sembari menatap cermin dan menata rambutnya.

“Fight,fight,kasim! sebentar lagi kau akan bebas dari kekangan guru,rayakan!” semangatnya dengan mata berbinar.

“Kasim, sarapan sudah siap...!” Mama memanggil dengan nada yang panjang.

“Iya Maa... tungggu sebentar”Kasim bergegas dengan memasang wajah ceria,lalu duduk di meja makan. Tak lama sarapan pun habis,tak ada percakapan di meja makan,Kasim hanya memasang ‘wajah barbie-nya’

“ Aku berangkat ma...!”seraya membuka pintu dan keluar.

“ Kok sendirian,gak mau di anter?” tanya Mama.

“ gak usah lagi pula Kasim udah gede kok maa.” Jawabya, hanya berbalas senyum dari sang mama dengan diakhiri kata “Hati-hati yaa..”

“86 maa..!” sahut jawab Kasim.

Kasim berjalan menuju rumah Zain,seorang karibnya dengan maksud pergi ke acara graduasi bersama,sambil mengepulkan asap rokoknya. Kasim mengirim pesan pada teman-temannya untuk merayakan kelulusan dengan berpesta ria di salah satu rumah teman yang kaya raya.

Guys don’t forget after this,kita party ria di rumah gibran,let’s fun,see you next time”

Pesan itu ia kirimkan di group chatnya,lalu meneruskan perjalanannya.

Sesampainya...

Ia mengetuk pintu, lalu tampaklah wajah temannnya yang juga bersemangat mengakhiri masa-masa sukarnya bersekolah.

“eh kamu sudah datang,cabut!,kita bergegas”

“kamu gak ngizinin aku istirahat apa?”

“udah,gak ada waktu nanti aja di party”

“oh yo wis,cabut!”

Dengan bergegas mereka menuju acara graduasi dengan penuh semangat kebebasan,perbincangan pun terjadi,di tengah perjalanan mereka berbicara untuk kedepanya,dengan sangat yakin mereka berdua berbincang di tengah jalan.

“habis ini,memangnya kamu mau sekolah kemana?”

“Gak tau sih,masih belum kepikiran,mmm...kayaknya aku bakalan masuk STM,biar agak bebas gitu”

“oh,orang tuamu bagaimana?,udah tau?”

“belum sih,tapi yakinlah!”

Seketika percakapun padam,saat mereka berdua bertatap wajah dengan teman-temannya di acara itu.

“hei gimana partynya?jadi?”,tanya seorang temannya

let’s go,kita abisin”jawabnya

Acara berlangsung sangat meriah,dengan beradu rasa antara sedih dan bahagia. tetapi untuk Kasim dan teman-temannya,acara ini adalah awal mula kebebasannya tercipta.

“sekarang detik ini bapak melepas kalian,meskipun berat namun sudah seharusnya seperti ini,anak-anak bapak yang dibanggakan,bapak…”

Sampai habis pidato itu,di dalam hati,Kasim senang sekali,ia mulai merasakan sensasi kebebasan hidup liar.

“Ah ngomong apa sih si bapak Kumis tebal,ya kalo lulus udah lulus aja,jangan sok sedih gitu,ribet amat sih”,hatinya bergerutu.

Selesai acara Kasim dan teman-temannya bergegas pergi ke rumah Gibran. Dengan penuh rasa bebas mereka berpesta pora, suara music kemenangan bergemuruh dari Dalam rumah itu, dengan dibarengi teriakan.

“Haa…seru banget” sahut salah seorang teman Kasim

“Makanya Bran sering-sering kayak gini” ucap Kasim pada Gibran dengan wajahnya yang merah karena efek alkohol.

Beberapa saat setelahnya, ketika kasim sedang istirahat sehabis menari ria dengan teman-temannya.

‘ suara lonceng’ Ponselnya bordering

“Halo bi, ada apa ?” dengan nada yang tenang dan pelan Kasim menjawab telepon pembantunya.

“Den Bapak, Den..!”

“Ayah kenapa bi?” dengan nada yang naik dan kaget.

“Bapak ditangkap Polisi, katanya Bapak tertuduh kasus korupsi.”

“Hah…! Mama dimana bi?”

“Ibu kabur pas tahu Bapak ditangkap.”

“Sialan, tunggu bi aku kesana!”

Dengan secepat kilat Kasim meninggalkan rumah Gibran. Dengan memasang wajah yang cemas dan hati yang tidak enak, sembari mengepalkan jemarinya ia berlari menuju rumahnya yang tidak jauh dari rumah Gibran.

“Bi…,Bi…” mencari sosok pembantunya.

“Iya Den,tunggu”

“Ayah bagaimana? dimana sekarang?”

“Bapak di kantor polisi, kakinya den, Bapak tadi mau coba kabur, polisi tembak Bapak” sambil bergetar tangannya dia tak kuasa melihat majikannya seperti itu.

Kasim terdiam memikirkan nasibnya kedepan, membayangkan dirinya sebatang kara, lalu suara bibi memecah keheningan.

“ini ada surat dari mama buat aden”

“Surat apa bi?”

“Dilihat dulu aja den”

Alangkah terkejutnya kasim melihat huruf yang berderetan di surat itu.

Untuk anakku tersayang

Kasim maafkan mama, mama terpaksa menyembunyikan ini demi kebaikan mu, mama tak mau kamu tahu pekerjaan ayah, tapi untuk kali ini sudah saatnya kamu harus tahu hal ini, terakhir, mama ingin kamu masuk pesantren agar tak seperti ayahmu, mama selalu sayang padamu anaku kasim, jangan cari mama sebelum kamu sukses.

Dengan kasih sayang

Mama

Tubuh kasim bergetar membaca surat tersebut. Kasim sangat berat untuk menerimanya, dia tidak ingin masuk pesantren, tapi apa boleh buat, dia harus melasanakan keinginan mamanya tersebut, karena mama adalah sosok yang membuatnya semangat dalam hidup, dengan berat hati harus menerimanya.

Surat itu terjatuh dan terlihatlah uang dan halaman lain dari surat itu yang berisikan kontak mamanya.

+62 877-5432-9210

“Kalau kamu kangen telfon saja, oh iya!, uang iu untuk pendaftaranya dan minta bantuan bibimu untuk daftarnya”

“Apa ini?, apakah ini takdirku?”

Sambil meratap hatimya berbicara

“Bila ini takdir, aku harus terima ini, demi mama yang telah mengandung dan memperjuangkanku, tuntun aku Ya Allah”

Kasim menerima demi Mamanya, tapi dalam hati Kasim masih belum siap untuk jauh dari orang tuanya.

Keesokan harinya, ia mempersiapkan perlengkapanya ke pesantren.

“Kenapa harus begini, aku ini anak urakan yang sebatang kara, lalu apakah aku akan di terima di pesantren” Ujarnya setengah hati untuk berangkat ke pesantren

Tetapi hatinya bulat untuk membanggakan mamanya yang sangat berjasa dalam hidupnya selama ini. ia pun pergi kerumah bibinya, untuk meminta mengantarkanya ke pesantren.

“Assalamualaikum...”

“Waalaikumsalam, eh Kasim!, kemana aja kamu?, bibi baru liat kamu lagi”

“Ada kok bi”

“Udah ngobrolnya di dalem aja, ayo masuk!”

Sapaan hangat dari bibi membuatnya lebih baik lagi, setelah apa yang ia alami kemarin.

“Ada apa ya kasim?, kelihatannya cemas banget” tanya bibi.

“A..anu...bi Kasim mau minta bantuan bibi, bisa gak bi...?” tanya Kasim sambil terbata-bata.

“Bantuan apa? Silahkan bibi akan bantu semampu bibi” jawab bibi mencairkan hati Kasim.

“Tolong bantu Kasim masuk pesantren bi!” Kasim tersipu malu mengucapkan itu.

“Yang bener!, kamu mau masuk pesantren?, waaaah bagus itu, tapi kenapa?” bibi bertanya ragu dan terkejut mendengar ucapa Kasim.

“Bibi udah tahu kan, tentang ayah?”

“Emangnya ayah kamu kenapa?” tanya balik bibi kepadanya

“Ayah ditangkap karena korupsi, lalu mama pergi dari rumah, dan dia bilang dia ingin aku masuk pesantren, dan dia bilang jangan mencarinya sampai aku sukses”.

“Apa?, kakak kabur. Oke, bibi akan daftakan kamu ke pesantren dengan satu syarat!”.

“Apa bi?”

“Kamu harus bersungguh-sungguh, setelah itu bibi akan biayain kamu sampai lulus nanti, setelah itu kita cara mamamu” tegas bibi kepada kasim.

Cianjur,07 Oktober 2017

Hari itu hari yang sakral untuk Kasim, dia mulai meninggalkan rumahnya menuju sebuah pondok pesantren Modern-Salafiyyah[1], yang sangat besar dan termasyur di daerahnya, hari itu Kasim bersama Bibinya pergi ke ruang pendaftaran santri baru, dengan membawa tas besar dan jinjingan yang penuh mereka berdua masuk seraya membawa formulir pendaftaran,

“Bi aku mau lihat-lihat dulu sekeliling”,sambil menatap setiap sudut ruangan.

“Oh,boleh,tapi jangan jauh-jauh”, sambil tersenyum menatap Kasim.

Hari ini adalah hari yang berharga bagi kasim, karena Kasim memaknai hari ini sebagai pelajaran menghormati orang tunya, meskipun ia masih berat hati untuk menerima dirinya di pesantren. Kasim bertekad bulat membanggakan orang tuanya, dan berjanji akan bersungguh-sungguh untuk itu.

1. Salafiyyah berarti terdahulu, untuk pesantren biasanya salaf dalam aktivitas kesehariannya misalnya, masak mandiri.

image source: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsociety6.com%2Fproduct%2Fhuman-face-with-question-mark_print&psig=AOvVaw2ifz4sWWiElKgBqsstx-Ox&ust=1602949449838000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwi4mtaVurnsAhXnnEsFHSljBSEQr4kDegQIARAb

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post