Prolog:

...

"Syah! Kenapa ngelamun?".

"eh, gaada wis, aku lagi mikirin sesuatu".

"cielah, pake rahasia-rahasiaan segala, cerita dong Syah".

"Hmm, aku lagi sedih wis".

"oalah, jangan sedih, ini-sini aku peluk".

"Aduh! bentar dulu wis, belum juga selesai cerita".

"oh ya ya maaf", tawa iwis cengengesan.

"jadi gini wis, ayahku sakit ginjal, setiap minggu sudah harus cuci darah di rumah sakit kota" .air mata aisyah mulai berjatuhan.Hatinya belum pernah sesedeih ini rasanya.

"innalillah, kenapa kamu baru cerita syah?".

"Aku baru tau kemaren juga wis, jadi habis kelulusan aku bakalan langsung ke kota, lanjut SMA sana.jadi kita ngga bisa satu sekolah lagi",jawab aisyah sesegukan.

"Aku ikut sedih syah, kamu yang kuat ya, banyak-banyak berdoa, semoga allah berikan jalan terbaik buat kamu".

"makasih ya wis".

"udah dong jangan nangis, kamu baik-baik juga ya ada syah, jangan lupain aku lo, awas aja lupain aku, tak susul kamu kesana, heheh",tawa Wisly mencoba menghibur Aisyah.

Wisly memberikan pelukan terhangat yang ia punya sebagai teman terbaik Aisyah, teman yang sejak kecil selalu menemaninya.Wisly memang selalu pandai menhibur dan menguatkan Aisyah dan Aisyah tau,ia akan rindu sahabatnya itu,pasti.