Cerita berawal dari sebuah dusun di desa jangkurang sebuah desa yang ada di kabupaten Enrekang.

Cerita ini berkisah tentang seorang pemuda dari keluarga yang sederhana yang kesulitan saat belajar online.

kisah dimulai saat ia berumur 15 tahun tepatnya kelas 3 SMP ia adalah anak keempat dari empat bersaudara.

Saat itu dunia diguncang dengan merebaknya wabah covid-19, saat itu iya sudah memasuki semester 2 tapi iy diharuskan belajar di rumah karena wabah covid-19

Saat itu semua siswa belajar lewat dari namun apalah daya iya, ia tidak mempunyai HP hp-nya dulu rusak pas kelas 2 SMP.

Karena keluarganya belum mampu membelikannya hp maka dari itu ia harus ke temennya untuk belajar bersama.

beberapa hari berlalu sekolah menemukan bahwa tidak ada lagi ujian terakhir atau ujian kelulusan yang nyatanya dimulai pada tahun 2021 harus dimulai tahun 2020 karena wabah covid-19

meskipun ia tak jarang menemui kesulitan saat belajar kan lain ia tetap bersemangat adapun kendala yang ia temui adalah jaringan dan temannya yang malas belajar padahal tugas udah.

karena bosan menunggu temannya yang malas akhirnya ia memberanikan diri untuk meminjam HP milik kakak pertamanya kakak pertamanya sudah menikah dan mempunyai anak.

meskipun sudah memiliki siap untuk belajar tapi terkendala lagi dengan jaringan

Iya pernah berbincang dengan ayahnya kata ayahnya" maaf ya nak, karena belum bisa beli hp untukmu.

" Tidak apa apa, yang saya butuhkan saat ini adalah doa dan dukungan dari ayah dan ibu." Ujar iya menjawap.

Hari hari iya lalui dengan suka cita iya tak kelanl lelah saat belajar walau tugas yang masuk banyak nya minta ampun iya tidak pernah tidak mengirim tugas.

Setiap selesai sekolah online iya selalu menyempatkan waktu untuk membantu ke dua orang tuanya.

Di samping ayah dan ibunya membiayai sekolahnya. Ibu dan ayah nya juga membiayai kakaknya Yang sedang kuliah.