Bahasa kasih sayang
Aku dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan. Namun, segala keinginan dan permintaanku semasa kecil selalu diusahakannya. Dari sewaktu kecil aku sudah di bimbing untuk menggunakan bahasa yang halus untuk berkomunikasi. Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan anak anaknya sopan dan santun dalam berbahasa.
Ibu mengajarkanku untuk menanbung ketika menginginkan sesuatu. Bukan tidak sayang menjadi alasannya, namun sekarang aku mengerti bahwa semua kebutuhan dalam rumah tangga itu tidaklah kecil. Sedangkan bapak mengajarkanku bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin. Semua hal bisa kita capai dengan ikhtiar dan doa, namun apabila sesuatu tersebut belum bisa tercapai juga, pasti akan ada sesuatu yang lebih baik akan terjadi.
Tidak ada kata berat untuk orang tuaku dalam membiayai anak-anaknya dalam menuntut ilmu. Ibuku hanyalah seorang guru TK, sedangkan bapak seorang calo atau perantara SIM,STNK dan sejenisnya, beliau juga memiliki TPQ yang digunakan anak-anak kecil untuk mengaji setiap sorenya.
Orang tuaku membesarkanku dengan lemah lembut, tetapi tak jarang aku dimarahi olehnya, bukan tanpa sebab, namun karena kesalahanku sendiri. Tak ada yang mampu menandingi kasih sayangnya, jika tumbuhan memiliki cahaya matahari, maka aku memiliki ibu yang terus menyayangi. Jika tumbuhan memiliki air untuk sumber energi, maka aku memiliki bapak yang selalu melindungi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar