Liku-liku Perjalananku Menjadi Seorang Penulis
Liku-liku Perjalananku Menjadi Seorang Penulis
Penulis: Muhammad Rohim Arrosyid
Kegiatan menulis merupakan hal yang rumit. Oleh karena itu, banyak siswa yang tidak mau menulis. Walaupun sudah dipaksa terkadang masih tidak mau. Ada juga sih yang mau menulis bukan karena paksaan, melainkan karena keinginan diri sendiri. Akan tetapi, jumlahnya mungkin hanya bisa dihitung dengan jari.
Ketika aku baru masuk sekolah, aku bertemu dengan guru Bahasa Indonesia yang bernama Ibu Sri Wahyuni. Beliau mengajakku menulis tetapi spontan aku menolaknya. Mau tahu alasannya? Karena aku tidak tertarik dan malas.
Akan tetapi, sesampai di rumah aku jadi kepikiran. Aku merasa nggak enak telah menolak ajakan guruku. Akhirnya aku mencoba untuk menulis. Seperti yang disampaikan Bu Yuni, aku mencoba menulis apa saja yang aku pikirkan. Sungguh tak menyangka, ternyata menulis itu menyenangkan. Tanpa terasa ternyata aku sudah membuat tulisan yang banyak sekali, sampai dua lembar.
Keesokan harinya, kutunjukkan tulisanku kepada Bu Yuni. Beliau tampak senang sekali. Lalu, beliau menawariku untuk ikut lomba menulis di Media Guru dan aku pun langsung menyetujuinya. Aku diajari membuat akun di Sasisabu.id terlebih dahulu. Lalu aku diminta memposting artikel pertamaku di Sasisabu.id.
Setelah sukses menulis artikel pertamaku, aku disuruh menulis naskah lomba berupa puisi dengan tema “Merdeka”. Aku pun menulis konsep puisiku di catatan agar tidak salah. Setelah yakin, barulah aku mempostingnya di Sasisabu.id. Lalu, aku juga menyiapkan file naskah lomba dengan membuat file berbentuk doc di WPS office. Ketika aku membuat file naskah lomba, satu masalah terjadi. Penyimpanan handphone-ku penuh sehingga membuat pekerjaanku jadi terhambat. Tentu saja aku merasa panik. Segera aku menghapus satu aplikasi yang sudah tidak berguna bagiku. Lega, akhirnya aku berhasil mengirim file naskah lombaku ke link lomba sebelum deadline tiba.
Suatu hari, saat membuka WAG Piabin 7H, aku kaget. Dalam pengumuman pemenang lomba menulis siswa bulan Agustus ternyata ada namaku. Rasanya seperti tak percaya. Puisi yang aku buat ternyata bisa menang. Hore, aku senang sekali. Bangga dan lega karena ternyata aku bisa menulis. Yang lebih membagiakan tatkala apel pagi, aku dan 21 pemenang lainnya diberi piagam di hadapan peserta upacara.
Karena keberhasilanku dalam lomba, aku diminta menyebarkan literasi kepada seluruh siswa yang ada di sekolah. Aku pun senang menjadi seorang penulis cilik yang berkarya. Di rumah aku pun berusaha mengajak tetanggaku yang lain kelas untuk ikut menulis. Kami membuat naskah lomba bersama untuk persiapan mengikuti lomba bulan September yang diselenggarakan oleh Media Guru, dengan tema “Dari Aksara Jadi Karya.” Aku membuat naskah berjudul “Perjalanan Menjadi Seorang Penulis”.
Ketika menulis naskah lomba, lagi-lagi ada kendala. Lagi-lagi, ruang penyimpan handphone-ku penuh dan aku terpaksa merelakan beberapa aplikasi dan foto-fotoku untuk kuhapus. Setelah aku berhasil mengirim naskah lomba dan temanku telah menyelesaikan sekitar 70 persen, kami merayakannya dengan makan bersama. Aku berharap kami berdua dan juga teman-temanku yang lain berhasil mendapatkan juara lagi di lomba bulan ini.
“Menulis itu bukan kebutuhan orang lain, tapi kebutuhan dalam dirimu sendiri. Kita harus percaya diri untuk melakukan apa yang kita mau.” (Muhammad Rohim Arrosyid).
***
Jember, 6 September 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar