Cerita Toleransi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh saya anak kelas 6 dari Sdn Sumur Batu Pagi 01 Jakarta Pagi.
Pada kesempatan saya kali ini akan berpidato tentang cerita toleransi.
Cerita ini berada di kampung saya berada di kota Pekalongan dan provinsi Jawa tengah.
Di sebuah desa kecil yang terletak di antara dua bukit, tinggal dua kelompok warga yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang berbeda. Di satu sisi sungai, terdapat kelompok warga yang menghormati dan memuja agama Kristen Di sisi lainnya, terdapat kelompok warga yang menjunjung tinggi agama IsIam.
Kedua kelompok ini hidup dalam keharmonisan, saling menghormati satu sama lain, sampai suatu hari terjadi peristiwa yang mengubah segalanya. Jembatan kecil yang menghubungkan kedua bukit dan memungkinkan pertemuan mereka roboh akibat banjir yang melanda.
Masyarakat di kedua sisi sungai saling menyalahkan satu sama lain karena bencana ini. Perseteruan dan ketegangan mulai tumbuh di antara mereka. Namun, dua anak dari kedua kelompok ini, seorang anak yang menyembah agama Kristen dan seorang anak yang menghormati agama IsIam, memiliki persahabatan yang kuat sejak kecil.
Dengan tulus dan tanpa memandang perbedaan keyakinan, kedua anak ini mulai merencanakan pembangunan kembali jembatan yang roboh. Mereka melibatkan warga dari kedua kelompok, mendorong mereka untuk bekerja bersama, saling menghargai, dan saling memahami.
Melalui kerja keras dan semangat kerja sama, jembatan pun berhasil dibangun kembali. Saat jembatan itu selesai, kedua anak itu menyadari bahwa jembatan ini bukan hanya menyambungkan dua bukit, tetapi juga menyatukan dua kelompok warga yang telah terpisah oleh perbedaan.
Jembatan itu menjadi simbol persatuan, saling pengertian, dan keharmonisan. Warga dari kedua kelompok akhirnya menghargai dan merayakan perbedaan mereka, menyadari bahwa kebersamaan jauh lebih kuat daripada perselisihan yang terjadi sebelumnya. Mereka belajar bahwa toleransi, kerja sama, dan persahabatan sejati dapat membangun jembatan untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan semangat dan ketulusan anak-anak, warga kembali hidup dalam damai dan menghargai keberagaman, menjadikan jembatan itu sebagai cermin dari nilai-nilai toleransi yang akan terus dijaga dan dirayakan.
Sebuah cerita yang mengingatkan kita bahwa toleransi dan persahabatan sejati dapat meleburkan perbedaan, membangun hubungan yang erat, dan membawa kedamaian bagi semua.
Sekian pidato cerita tentang toleransi dari saya Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. (cerita
nyata).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar