Pendiam, kutu buku, ia selalu sebut seperti itu. Roki namanya, Roki adalah anak SD kelas 4, dan iya berumur 9 tahun. Ia selalu menjadi korban pengganggu dari teman-teman karena sifatnya yang sudah saya jelaskan tadi, walau seperti itu, Roki adalah anak yang baik, cerdas dan kreatif. Makanya ia selalu mendapatkan juara di kelasnya.

Di saat itu sekolah Roki, anak murid kelas 3 dan 4 sedang makan siang di kantin, Roki pun duduk di tempat yang sepi karena takut di ganggu. Dari belakang tiba-tiba ada yang menepuk bahu Roki, Roki terkejut dan memutar balikkan badan, oh ternyata itu adalah sahabat Roki yakni Yogi. Mereka tetanggaan dan menjadi sahabat di sekolah, kadang Yogi juga sering ganggu dan digunakan oleh teman, karena berteman dengan Roki.

Akan tetapi Yogi tetap tabah dan terus akrab dengan sahabatnya Roki, tiba di suatu saat, Roki sedang duduk di area pinggir lapangan sekolah. Dan kebetulan ia melihat ada anak perempuan yang sedang di ganggu oleh anak laki-laki yang memegang penggaris besi, Roki menghampiri mereka, dan terjadilah perkelahian. Karena anak laki-laki tadi memiliki senjata, ia menggores batang hidung Roki hingga berdarah, dan akhirnya mereka di amankan oleh guru.

Karena hidung Roki lukanya sangatlah parah, Roki di larikan ke rumah sakit, sedangkan anak laki-laki tadi sedang di interogasi oleh guru. Beberapa jam kemudian Roki kembali ke sekolah dengan perban di hidungnya. Yogi sebagai sahabat Roki, menanyakan apa ia baik-baik saja atau tidak dengan wajah yang gemetaran, Roki menjawab "tidak apa-apa kok, udah mendingan, hehe". Dan saat masuk kelas perempuan yang ia tolong beri awal kasih kepada dirinya, dan banyak orang yang terharu dengan, Roki, sekarang Roki tak lagi di jauhi dan sekarang juga banyak yang ingin berteman dengan Roki. Jadi kita harus menjadi diri sendiri, tidak perlu memperdulikan ejekan orang lain, dan terus memperjuangkan.

Karimun, 6 November 2020