Sahabat Terhebat Bagian 1: Masa Orientasi Siswa (MOS)#1
Sahabat Terhebat
Masa Orientasi Siswa
Suatu saat dipagi hari, ada seorang remaja yang sedang berjalan melangkahkan kakinya meunuju sekolah. Sinar mentari yang cerah, udara pagi yang sejuk, membuatnya sangat bersemangat untuk menuju kesekolah. Karena hari ini adalah hari pertamanya kembali berjuang setelah tamat dari tingkat dasar.Ya, kawan. Dia baru saja masuk sekolah ketingkat selanjutnya, Sekolah Tingkat Pertama (SMP). Yap, itulah diriku. Perkenalkan,namaku adalah Iqbal. Teman-temanku di SD sering mengejekku dengan nama Ibal. Oh, sungguh sangat menyebalkan mendengarkan nama itu. Aku adalah anak yang terlahir dari keluarga sederhana.
Ayahku bekerja sebagai kuli bangunan yang kadang mendapatkan proyek kadang tidak. Sedang ibuku hanyalah seorang pejahit rumahan dan ibu rumah tangga. Aku adalah anak keempat dari berempat bersaudara. Yah, aku adalah anak terakhir kawan. Namun ketiga saudaraku sudah meninggalkan rumah, karena harus memulai kehidupan baru bersama keluarga barunya. Oke, kali ini aku akan menceritakan bagaimana aku menjalani hidupku dijenjang pendidikan ini. Terutama ditingkat SMP ini. Karena aku bertemu dengan teman-teman yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Teman-teman yang memiliki kecerdasan yang luar biasa, imajinasi yang tak hentinya. Atau bisa kusebut sebagai Sahabat Terhebat.
Pagi itu adalah hari pertama aku mengenal guru baru, kakak kelas baru,teman baru dan banyak lagi. Pokoknya yang ada disekolah itu adalah hal yang baru bagiku. Hari ini adalah hari pengenalan diri siswa kepada sekolah. Atau yang biasa disebut dengan Masa Orientasi Siswa (MOS). Pada masa orientasi ini, adalah pertama kali aku mengenal yang namanya OSIS. Yang pertama kali kubayangkan dari OSIS ini adalah sekumpulan orang yang sangat sombong. Yang dapat berbuat seenaknya kepada siswa lain, yang memiliki kekuasaan penuh terhadap sekolah. Namun ternyata aku menyadarinya bahwa yang kubayangkan itu tak seusai dengan kenyataan.
Para kakak-kakak OSIS itu mulai membimbing kami para siswa baru untuk berbaris. Kami akan melakukan upacara bendera sebelum masuk pada pembukaan MOS. Seiring berjalannya proses upacara bendera, sampailah dibagian amanat pembina. Yang membuatku bertemu dengan seorang luar biasa, ya, itulah dia sang kepala sekolahku, Pak Malik. Pak malik mengucapkan kata sambutan kepada kami para siwa baru. Kata-katanya yang penuh semangat, berwibawa dan penuh dengan makna yang terdapat didalamnya. Seakan-akan kami yang mendengar di barisan itu memiliki motivasi tersendiri akibat dari kata–kata Pak Malik. Selanjutnya setelah amanat pambina selesai, diiringi dengan menyanyikan lagu nasional Hari Kemerdekaan, tibalah saatnya pembukaan MOS.
Pembukaan MOS dibuka oleh ketua OSIS yang sangat bersemangat den penuh riang gembira menyambut kami. Namanya adalah Kak Khaira. Ya, kawan, dia adalah seorang perempuan. Awalnya tak kusangka pemimpin kami para siswa ini adalah perempuan. Namun ketidaksangkaan itu akan menjadi kerelaan karena ketua OSIS kami ini adalah perempuan tercantik disekolah ini. Kami biasa memanggilnya dengan sebutan Kak Ira. Dia adalah siswa kelas VII di sekolah ini. Dia yang menyambut kami dengan penuh semangat juga, membuat kami sangat bangga mempunyai ketua OSIS seperti dia. Dan disaat itu juga aku sangat ingin bergabung menjadi bagian dari OSIS. Namun disampingku, kulihat ada seorang anak yang memakai pakaian yang sangat lusuh. Baju putih yang sudah memudar dan memiliki noda, serta celana birunya yang kelihatan tipis seakan sangat mudah jika disobek. Dia memiliki sifat yang sangat misterius, tampangnya yang mistis dan kalem membuatku sangat penasaran tentang dirinya. “Siapa dia?” hanya kata itu yang ada didalam benakku selama pembukaan MOS ini.
Setelah Kak Ira selesai menyambut kami, para anggotanya mulai berbaris disampingnya dan mulai memperkenalkan dirinya kepada seluruh siswa yang ada dihadapan mereka. Setelah mereka memperkenalkan dirinya, Kak Ira membawa kami keliling sekolah. Dia menunjukkan letak semua kelas, ruang guru, koperasi, toilet, ruang BK dan banyak lagi. Selagi kami berjalan mengelilingi sekolah, pikiranku bercampur aduk. Memikirkan kecantikan Kak Ira yang melayang-layang dipikiranku. Mungkinkah ini yang namanya cinta? Ah, dasar remaja. Serta anak yang tadi kusebutkan, “Siapa dia sebenarnya?” lagi-lagi kata itu yang kusebutkan di hati ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar