Dampak Kurangnya Minat Baca Masyarakat Bagi Negara

Oleh: M.Fatan Davinul Islam

Apa yang ada dipikiran kalian jika mendengar kata perpustakaan?

Mungkin kita akan memikirkan sebuah bangunan yang jarang dikunjungi, jadul, kumuh membosankan dan di dalamnya terdapat rak yang dipenuhi buku-buku dengan suasana yang sepi, hening dan menyeramkan.

Namun pendapat tersebut sangatlah salah, menurut Prof. Sulistyo Basukie, Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah Gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Seiring dengan perkembangan zaman perpustakaan juga memiliki fungsi lain yakni sebagai tempat referensi terpercaya untuk membuat tugas.

Perpustakaan adalah sumber ilmu yang dapat dimanfaatkan bagi semua kalangan anak-anak hingga dewasa sebagai tempat rekreasi dan berimajinasi.

Di era yang sudah sangat modern ini, minat membaca masyarakat mulai menurun, masyarakat banyak yang enggan untuk pergi ke perpustakaan hanya untuk membaca, mereka lebih memilih untuk melakukan hal-hal lain yang kurang bermanfaat, dengan timbulnya masalah ini, masyarakat sekarang sudah dapat membaca dengan hanya diam dirumah.

Seperti yang kita ketahui dizaman yang sudah modern ini semua sudah serba canggih, salah satunya kita dapat melakukan apapun hanya dengan diam dirumah, seperti belanja online, sekolah online, ojek lain termasuk juga perpustakaan online, kita dapat mencari aplikasi perpustakaan online di PlayStore maupun AppStore.

Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana cara agar minat membaca masyarakat diperpustakaan meningkat? Apa harus diwajibkan oleh pemerintah? Jawabannya tentu tidak, salah satu cara agar minat membaca masyarakat di perpustakaan meningkat adalah dengan menjadikan perpustakaan itu terlihat menarik. Menarik bagaimana? Kita harus lebih dulu mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat terutama bagi anak muda zaman sekarang.

Hampir semua jejaring media sosial mengungkapkan data terbaru terkait dengan minat baca negara Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan UNESCO, secara presentase minat baca masyarakat kita diberi skala 1:1000. Hanya didapat satu persen dari pembaca dibanding seribu orang. Negara Indonesia memiliki 270 juta jiwa itu berarti 0,001 sama dengan 250.000. Bayangkan saja, dari 270.000.000 orang hanya ada 250.000 orang saja yang gemar membaca.

Negara Indonesia juga mendapat peringkat 74 dari 79 negara sebagai negara yang memiliki minat baca dari yang paling tinggi hingga paling rendah. Tentu saja dengan prestasi peringkat 6 dari bawah itu adalah prestasi yang memalukan.

Penyebab rendahnya minat baca masyarakat kita terdapat beberapa hal, dua diantaranya adalah kurang penyebaran akses bacaan terutama di daerah terpencil dan juga kurangnya minat baca masyarakat yang menganggap membaca adalah hal yang membosankan.

Oleh karena itu, kita memerlukan penelitian guna mengetahui penyebab budaya baca di Indonesia tergolong rendah, setelah diketahui akar dari permasalahan kita melakukan hal yang strategis untuk melakukan masalah tersebut.

Tentunya masalah budaya itu bukan 100% tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita bersama bagi masyarakat Indonesia yang ingin sukses meraih cita-cita dan menggapai masa depan yang cemerlang.

Biodata penulis:

Haii, saya M.Fatan Davinul Islam. Saya siswa kelas 9 disekolah MTs Negeri 10 Jember. Saya lahir di Jember pada 13 Oktober 2008. Saya tinggal di desa Tutul kecamatan Balung Kabupaten Jember provinsi Jawa Timur. Jika ingin berkunjung terdapat di Instagram saya @me_dav.lbr Email saya [email protected], nomor saya 0812 4917 2612