Melyana putri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanpa Batas Tiada Akhir

Tanpa Batas Tiada Akhir

Aku pernah membaca ungkapan kasih sayang ibu itu tanpa batas tiada akhir. Awalnya aku tidak percaya, tapi seiring waktu dan bertambahnya usia barulah aku percaya bahwa kasih sayang seorang ibu tanpa batas tiada akhir. Bagiku ibu adalah wanita paling kuat dan hebat yang pernah ada. Dia tidak pernah menunjukkan rasa sedih di depan anak-anaknya. Ia selalu tersenyum di depan anaknya. Hebat dan kuat bukan? Ia mampu menutupi kesedihannya dengan senyum manisnya.

Ibuku adalah ibu sekaligus kepala keluarga setelah ayahku meninggal. Beban yang dipikul setelah ayahku meninggal banyak sekali, tapi ia tidak menunjukkan rasa lelah. Aku bangga pada ibuku. Ia sangat kuat. Aku yakin, aku tidak akan sekuat dia setelah kehilangan cinta pertama dan cinta terakhir.

Setelah ayahku meninggal ekonomi keluarga menurun. Aku melihat ibu yang bingung harus mencari kerja. Ibu hanya lulusan sekolah dasar. Ibu juga sakit, tidak bisa berjalan untuk mencari kerja. Aku selalu berfikir dari mana ibuku mendapatkan uang. Ibu pasti pusing memikirkan itu semua. Aku ingin membantu tapi apa daya aku cuma bisa membantunya lewat doa di setiap sholatku.

Tuhan sungguh baik, kami dapat melewati masa-masa sulit ini. Ibu tidak mudah menyerah. Ibu selalu berkata,"Kamu jika sudah dewasa harus menjadi orang sukses agar nggak ngerasain kayak Ibu”. Aku hanya tersenyum merespon ucapan ibu. Dalam hati kecilku berkata,"Iya Bu,amin. Aku bakal jadiin ibu ratu nantinya”. Ibu amat menyayangi anaknya. Ia tidak membedakan anak-anaknya. Kasih sayang yang ia berikan tulus tanpa batas.

Ibu tidak pernah mengeluh di depanku. Ia selalu terlihat tegar dan kuat. Saat aku bangun pagi, ibu sudah selesai membersihkan rumah. Kalian ingin tahu bagaimana cara ibu membersihkan rumah sedangkan ibu tidak bisa berjalan? Ia mengerjakannya dengan mengesot. Aku sedih melihatnya. Orang lain bisa berjalan kesana kemari. Ibu hanya duduk tapi mampu mengerjakan semuanya. Kadang aku merasa Tuhan tidak adil. Kenapa harus ibuku yang mengalaminya? Ibu hanya berkata,"Ini cobaan yang Tuhan kasih untuk ibu. Tuhan sedang menguji ibu apakah ibu bisa melewati ini semua atau tidak.” Aku sangat menyayangi ibu. "Terimakasih Bu sudah menyayangiku begitu besar," bisik hati kecilku.

Ibu pernah mengalami sakit parah. Wanita yang selalu kuat dan mudah tersenyum itu hanya bisa berbaring di kasur dengan lemah. Aku selalu menangis melihat ibuku sakit dan tak berdaya. Aku tidak ingin membuatnya sedih. Tak ingin kutunjukkan kesedihanku di depannya. Aku menangis di kamar ketika ia sedang tertidur. Saat aku sedang sholat, aku berdoa agar Tuhan memindahkan rasa sakit ibuku padaku saja. Aku tidak kuat melihatnya menahan sakit. Titik terlemahku adalah melihat ibuku sakit. Semua orang boleh sakit tapi jangan ibuku.

Aku senang ketika ibuku sudah sehat kembali dan bisa beraktivitas walaupun tetap tidak bisa berjalan. Kalian pasti heran, darimana ibuku mendapat uang untuk membiayai sekolahku selama ini? Jawabannya, ibuku kuli mengupas bawang putih. Kerjanya cepat sekali. Terkadang jika hari libur dan setelah pulang sekolah, aku membantu pekerjaannya agar cepat selesai supaya ibu tidak terlalu capek. Dari pekerjaan itu, ibu dibayar ketika sore hari. Meski tidak terlalu besar nilai uangnya tapi cukup untuk kebutuhan kami. Ibu berkata,"Ibu akan tenang jika ongkos sekolah kamu besok ada Nak. Ibu tidak usah beli ini itu, asal ongkos sekolahmu ada buat besok." Begitu besarnya rasa sayang ibu padaku. Maaf bu, untuk sekarang aku masih merepotkan ibu. Tapi nanti aku akan balas, walaupun tidak setara dengan apa yang sudah ibu lakukan untukku.

Terima kasih sudah kuat selama ini. Aku dapat belajar dari kisah hidup keluarga kita. Setiap kehidupan akan selalu ada masalah dan cobaan dan Allah pasti tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan umat-Nya. Terima kasih ibu sudah menyayangiku tanpa batas.

Bagiku tidak ada yang menyayangi tanpa batas kecuali ibuku. Ibu tidak pernah mengutarakan rasa sayangnya begitupun juga aku. Tapi aku yakin seorang ibu akan selalu sayang pada anaknya. I love you Mom.

Biodata Penulis

Hai, salam kenal. Namaku Melyana Putri. Aku lahir di Bekasi tanggal 2 Maret 2004. Saat ini aku bersekolah di kelas 12 MIPA SMA Negeri 2 Sukatani Kabupaten Bekasi. Hobiku adalah menulis tetapi aku kurang percaya diri. Ini adalah tulisan perdanaku. Semoga kalian suka ya.

Saran dan kritik dapat menghubungi alamat emailku [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali Kak

10 Dec
Balas

Terimah kasih

10 Dec

mengkece pcrnya mas jamal

10 Dec
Balas

Woah iy dong

11 Dec

Keren kak

11 Dec
Balas



search

New Post