MEMILIH TEMAN DALAM BERGAUL

UNTUK MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS

Oleh : MELISA

Kelas : IX A SMPN 3 BANGSALSARI-JEMBER

“Masa remaja merupakan masa mencari jati dirinya masing-masing. Dengan kemajuan jaman saat ini banyak remaja tergelincir pergaulan bebas,” Kata bu Mimik guru Prakaryaku. Belum banyak yang aku tahu tentang pergaulan bebas dan dampaknya sebelum Bu Mimik memberikan tugas untuk browsing tentang hal tersebut dan disuruh menuliskannya dengan kalimatku sediri.

Ternyata pergaulan bebas sangat membawa pengaruh negative pada kehidupan remaja. Akibat pergaulan bebas, mereka bisa putus sekolah karena tidak bisa fokus pada pelajaran apalagi berprestasi. Dalam hal ini remaja bisa kehilangan masa depan yang cerah apabila telah terjerumus pada pergaulan bebas.

“Nduk, hati-hati memilih teman, ndak usah neko-neko, kasihan kakek dan nenek sudah renta dan biaya sekolahmu saja serasa berat bagi kami. Nak usah ikut-ikutan temanmu yang gak jelas kegiatannya,” kata kakek yang terlalu sering aku dengar hingga rasanya bosan diingatkan hal itu-itu saja. Aku ingin berontak, apa salahnya sih berteman dan punya banyak teman? Bahkan aku ingin marah pada ayah yang menampakkan wajah kurang suka ketika aku bermain dengan Ara teman baruku dari desa sebelah. Anehnya, kakakku juga menasehati agar aku tidak bergaul dengan Arad an teman-temannya.

Tapi semakin dilarang, aku semakin penasaran dan semakin sering bermain dengan Ara dan teman lainnya. Ternyata semakin mengenalnya memang membuatku semakin takut karena gaya pergaulan mereka memang jauh dariku. Seketika itu aku sadar bahwa Ayah dan kakakku benar. Aku mulai menjauh dari mereka. Tapi tentu saja tidak mudah, mereka bahkan berbalik membuliku. Mereka mengatakan aku sok rajin, sok alim dan dijauhi. Aku sedih tidak bisa berteman dengan mereka, tetapi aku mencoba mengambil hikmah, sebab cara bergaul mereka yang sering hura-hura ke sana kemari dengan kegiatan tak jelas bahkan mulai berpacaran memang tidak cocok denganku yang ingin fokus mengejar cita-cita untuk meringankan beban kakek, nenek dan ayah.

Aku mulai memilih teman yang seide denganku, bersama mengikuti kegiatan-kegiatan positif di sekolah. Ada ekstra volley, seni tari, seni music, paskirbra dan kegiatan literasi. Karena rumahku jauh, aku memilih kegiatan literasi yang memang cocok dengan hobiku. Sehingga aku bisa menyibukkan diri dengan kegiatan positif dan tak terseret pada pergaulan bebas.

Ngeri rasanya mendengar cerita bahwa ada remaja seusiaku tapi kemudian harus putus sekolah gara-gara dia hamil di luar nikah. Aku bergidik takut, aku tak ingin mengecewakan orang tuaku apalagi kakek dan nenek yang merawatku dengan penuh kasih sayang. Aku juga tak ingin kecewakan ayah ibuku yang saat ini hidup masing-masing dengan keluarga baru masing-masing dan meninggalkanku bersama kakek dan nenek yang sidah renta.

Oh Allah, semoga hambamu ini diberi kekuatan untuk fokus belajar agar bisa menjadi kebanggan orangtua. Do’aku setiap kali aku ingat. Aku juga sangat hati-hati dalam menjaga pergaulan. Aku takut terjerumus. Aku tak ingin mengecewakan kakek nenekku. Aku ingin membuktikan pada orangtuaku bahwa aku bisa meraih masa depan dengan baik.

Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mudah mengikuti arus teman-teman yang menghabiskan waktu dengan hanya bermain dan bersenang-senang. Bagiku, hal itu terlalu sulit karena untuk hadir ke sekolah setiap hari saja aku perlu berjuang. Aku ingin selalu fokus berusaha belajar, mengikuti kegiatan positif di sekolah dan berteman dengan mereka yang punya cita-cita sama denganku.

Profil Penulis

Penulis lahir di Jember pada tanggal 13 Mei 2007. Saat ini penulis adalah siswa kelas IX SMPN 3 Bangsalsari. Alamat rumahku cukup jauh dari sekolah, yaitu di dusun Siraan Papak Tisnogambar. Bangsalsari. Kritik dan saran bisa melalui wa 0812351622201 atau via email [email protected]