Alif mengikuti perintah ibunya yaitu belajar di pondok. Alif mondok di pesantren Madani (PM). Sebelum masuk pesantren madani atau PM, Alif harus mengikuti ujian seleksi dulu dengan dua ribu orang lainnya. Alif adalah salah satu orang diantara empat ratus orang yang lolos atau masuk. Saat pertama masuk pesantren madani Alif terpana dengan man jadda wa jada yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Alif terus mengulang kata itu sampai tenggorokannya panas.

Alif bersahabat dengan Raja, Said, Dulmajid, Atang, dan Baso. Mereka semua berasal dari daerah yang berbeda-beda. Raja berasal dari Medan, Said berasal dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang berasal dari Bandung, dan Baso berasal dari Goa. Walau berbeda daerah tetapi mereka tetap bersatu. Tyson adalah murid senior bernama lengkap Rajab Sujai dan menjabat sebagai kepala keamanan pusat, pengendali penegakan disiplin di PM. Dia bekerja berkeliling pondok pagi, siang, dan malam dengan kerata angina.

Setelah dia kelas enam, dia harus menghadapi imtihan, ujian akhir kelas enam. Setelah itu, mempersiapkan untuk classic show. Dia harus bekerja keras untuk menghadapi itu. Raja dipercaya jadi anggota the three musketres, yaitu tiga orang yang menjaga program pengembangan Bahasa dan menjaga kedisiplinan. Sedangkan Alif diberi dua pilihan yaitu penggerak Bahasa asrama Cordoba dan redaktur majalah syams. Akhirnya Alif mencoba menjadi penggerak Bahasa selama satu bulan. Beberapa lama kemudian hari dimana perpisahan mereka untuk mencapai cita-cita mereka masing-masing. Selang sebelas tahun kemudian, mereka bertiga yaitu Atang, Alif dan Raja bertemu di Trafalgar Square, London. Kelima sahabat tersebut sukses karena mereka mempercayai mantra man jadda wa jada.