1.Tentang Andini
“Tid tid, tid tid,tid tid,”suara muncul dari jam bekernya Andini ,menunjukan pukul 05.00 waktunya solat subuh.Andini si gadis kecil terbangun dari tidurnya, dengan mata yang masih terpejam dia mencari ikat rambut kemudian mengikat rambutnya yang tergerai panjang lurus dan hitam tebal. Dia menuju ke pintu kamar lalu membuka pintunya dan ternyata di depan pintu sudah ada Ibu yang sedang berdiri, tangannya memegang tangan pintu berniat untuk membangunkan gadis kecilnya dan ternyata dia sudah bangun, ”rupanya gadis kecil ibu sudah bangun,”
Andini si gadis kecil hanya tersenyum dengan mata masih terpejam rasa ngantuk belum pulih, dia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu.
Lantunan penyejuk hati berkumandang dari masjid sekitar komplek dekat rumah, si mungil Andini melantunkan iqomah, solat di pimpin oleh ayah di iringi oleh tiga orang ma'mum perempuan.
Di kamar Andini sibuk mencari sabuk sekolahnya yang tak tahu dia simpan di mana, dia merasa gelisah dan tidak berani bertanya kepada sang ibu karena takut di marahinya. Andini di panggil ibu turun ke bawah untuk sarapan bersama, dengan tidak menggunakan sabuk sekolah.
“Ayah pergi kerja dulu” seru ayah kepada ibu dan kedua anaknya ketika selesai melaksanakan makan bareng, ibu dan kedua anaknya pergi mengantarkan ayah ke depan rumah dan mencium tangannya, Andini si gadis kecil meminta kepada ayahnya untuk mengantarkannya ke sekolah, sebab ayah bekerja satu bulan satu kali pulang, Ayah tidak bisa menolak permintaan gadis kecilnya itu , dia langsung menggendongnya, dari belakang terlihat anak yang cemburu ,andini dan kakaknya saling memberikan ejekan wajah.
Di dalam mobil Andini tidak berhentinya membicarakan apa yang dia alami olehnya, dia ceritakan kepada sang ayah,ayah sudah mulai geram dengan tingkahnya dia hanya tersenyum sambil menyetir.tak terasa mobil sudah berhenti di depan gerbang sekolah dasar negeri santa maria.
Kringgggggggg,, suara bel sekolah berbunyi, Andini dan Meira yang sedang duduk di taman sekolah bergegas merapihkan barangnya kemudian pergi menuju kelas,begitu pun teman-teman lainnya, ada yang berlarian karena takut telat dan ada juga yang santai karena sudah terbiasa telat ke sekolah,ketua kelas sudah berjajaran di depan kelas masing-masing untuk memeriksa siswa/I yang tidak menggunakan atribut lengkap, dan tidak membersihkan kuku.
“ kenapa kamu tidak memakai sabuk” seru ketua kelas kepada Andini dengan nada yang keras, Andini dengan wajah yang takut dan gugup tidak bisa menjawab pertanyan ketua kelasnya dia hanya menunduk dan di perkenankan untuk menunggu di depan kelas tidak di perkenankan masuk ke dalam dan tidak mengikuti pelajaran sampai jam istirahat. karena keteledorannya sehingga tidak memakai sabuk
Di rumah ibu sedang merapihkan rumah, kemudian menuju kamar Andini yang begitu berantakan, perbuatan Andini waktu mencari sabuknya yang tak tahu ke mana, Ibu hanya menggelengkan kepala dan tersenyum sambil membereskan kamarnya, ketika ibu merapihkan selimut terdengar seperti suara benda yang jatuh. Dia mencari sumber suara tersebut dan ternyata ada sebuah sabuk sekolah Andini yang tertumpuk oleh selimut . selepas merapihkannya Ibu berpikir Andini tidak memakai sabuk kemudian bergegas membawa kunci motor lalu pergi menuju sekolah Andini,ketika sampai di gerbang,
“maaf pak ,saya dengan ibunya Andini ingin memberikan sabuk yang tertinggal di rumah,”sambil menyondorkan sabuknya kepada penjaga gerbang.
”baik bu akan saya hantarkan kepada anak ibu”pak satpam membawa sabuknya kemudian pergi mencari kelas Andini ,tepat di depan tiang bendera dia menemukannya, Adini sedang duduk di depan kelas sambil mendengarkan pelajaran yang di berikan ibu guru, kemudian dia berikan dan menceritakan kepadanya, kalau Ibunya datang ke sekolah hanya untuk mengantar sabuk saja.
Andini di persilahkan masuk oleh ketua kelas dia mengikuti pelajaran sampai selesai ,selama pelajaran berlangsung tak henti-henti memikirkan ibunya,dia measa bersalah kepada ibunya karena kecerobohannya sehingga menyusahkan sang ibu.
Hari ini sekolah pulang lebih lambat,mereka mempersiapan ujian nasional yang akan di laksanakan senin depan semua sibuk dengan tugasnya,begitu pun Andini dan Meira yang sedang merapihkan bangku di dalam kelas.
Selepas pulang sekolah dia langsung meminta maaf kepada sang ibu, karena kecerobohannya ehingga dia lupa menyimpan sabuknya di mana.
Tok,tok,tok..kakak sedang menonton televisi sehingga tidak terdengar suara ketukan pintu dari luar,”kak lihat di depan ada siapa?” suruh ibu dengan suara yang keras,
”baik bu” timbalnya.dia pun menuju ke pintu ,membukakan gordeng jendela ternyata ada Meira teman adiknya
“ada Meira bu”sahut kakak dari depan
“buka saja pintunya langsung suruh saja ke atas”
kemudian dia membukakan pintu lalu menyapa dan bertanya “eh Meira, mau belajar bareng Andini?”
“ ia kak,Andininya ada kan kak “ jawabnya ,
” ada silahkan langsung masuk saja keatas dia sudah menunggu sedari tadi”
“baik kak “
Meira pergi ke lantai atas, di balik pintu terlihat Andini yang sedang belajar di atas meja belajarnya sambil menghadap ke jendela, setelah mengetahui Meira datang dia pun berbalik badan kemudian merapihkan bukunya lalu di pindahkan ke atas kasur ,mereka belajar dengan asiknya sambil di temani dengan suara musik dan makanan,tak terasa waktu sudah siang Meira pamit pulang padanya ibu dan kakaknya.
Andini si gadis kecil membaringkan badannya di atas kasur sambil melihat bintang ke arah jendela yang sedang terbuka ,setiap malam dia selalu melakukannya seperti itu,malam ini berbeda dengan sebelumnya selepas solat isya dia langsung menutup jendelanya kemudian membaringkan badannya meratapi sejuknya udara malam dan tak terasa diapun tertidur.
Sebelum subuh Andini si gadis kecil sudah bangun, dia solat malam dan meminta kelancaran kepada allah untuk ujian nasional adan subuh berkumandang dia beserta ibu dan kakaknya solat berjama’ah di musola rumah,ibu yang menjadi imam, giliran kakak yang menjadi iqomah, selepas solat subuh si gadis kecil tidak melanjutkan tidur seperti biasa, dia langsung menghapal pelajaran di temani oleh ibu, ibu selalu ada jika si gadis kecilnya meminta pertolongan .
“Ibu, sekarang ibu yang antar aku ke sekolah” pintanya manja, ibu yang tidak bisa menolak permintaan si gadis kecilnya langsung mengikuti keinginannya kemudian dia menyiapkan kendaraannya, melihat tingkah adiknya kakak juga menginginkan di perlakukan sepertinya, tapi ibu menolak karena kendaraannya hanya muat untuk dua orang dan ibu rasa kakak sudah dewasa bisa berangkat sendiri naik angkutan umum, setelah mendengar ucapan ibu kakak langsung bergegas pamit dan pergi mencari angkutan umum, dia merasa sakit dengan perlakuan ibunya yang mementingkan adiknya dibanding dengannya.
Sampai di depan gerbang sekolah ibu menurunkan gadis kecilnya, kemudian mencium jidat dan pipinya begitupun sebaliknya,
Kringgg, bel berbunyi semua siswa/I kelas enam berbaris dengan pakaiannya yang rapih di lapang utama, apel ujian di mulai, di pimpin oleh ketua kelas kemudian sambutan dari sebagian guru, selepas itu semua memasuki ruangan yang sudah di sediakannya, di dalam kelas mereka merasa tegang dan takut tidak bisa mengerjakan ujiannya begitupun Andini dan Meira yang duduk berjajaran di baris ke dua, ibu guru membagikan lembaran kerjanya, siswa/I sibuk mengerjakan kertas ujiannya masing-masing
Hari ini hari terakhir ujian nasional, siswa/I keluar dari ruangan dengan wajah yang senang, mereka lari menuju lapangan dan berteriak menandakan ujian sudah selesai.
Satu bulan terakhir sekolah, Andini sibuk mencari sekolah yang akan ia lanjutkan setelah lulus nanti,dia masih bingun untuk melanjutkan sekolah negeri atau pesantren, Meira sahabatnya akan melanjutkan sekolah pesantren di jawa,dia di minta orang tuanya untuk merantau dari kecil dia tidak bisa menolak permintaan orang tuanya, dan akhirnya dia menerima untuk sekolah pesantren di jawa dan rela jauh dari sahabatnya,yang akan menetap sekolah di Banten.Andini tidak bisa sekolah jauh dari keluarganya maka dia tetap sekolah di Banten, dan kenyataannya dia tidak bisa jauh dari sahabatnya , tapi sahabatnya memberikan suport kepadanya, “ kita masih bisa kirim surat ko! “kata-kata itu yang akan selalu terngiang Andini ketika mengingat sahabatnya.
Dan akhirnya andini melanjutkan sekolah di SMPN Santa ursala terbuka letak sekolah tidak terlalu jauh dari komplek rumahnya, dia masuk kelas tujuh (tiga), ketika mpls Andini di beri gelar ratu mpls, dia menjadi siswi teraktif di acara tersebut, setiap ajang acara, perlombaan dia selalu maju pertama dari situlah Andini mulai di gemari banyak orang, banyak kakak kelas yang penasaran dengan namanya, mereka ingin tau siapa yang bernama Andini itu, suatu ketika Andini sudah mulai masuk sekolah,dia sedang membaca buku di perpustakaan sambil menunggu pelajaran setelah istirahat di mulai ,terlihat dari pandangan ujung mata ada seseorang yang akan menghampirinya,dan ternyata benar, ada seorang perempuan yang memakai seragam pondok rambut tergerai dengan memakai bondu karet, dia duduk di sampingnya ,lalu meminta ijin untuk ikut bergabung membaca dengannya, “boleh saya duduk di sini,”ujarnya “ silahkan kak” balas Andini, mereka membaca buku masing-masing tanpa menghiraukan samping kanan kirinya, tak lama kemudian Andini mulai pembicaraan “siapa namanya kak?” Tanya Andini “Elfiara,kamu Andini ya, siswi terpopuler waktu acara mpls” “hehe engga juga kak”,setelah obrolan itu mereka menjadi lebih akrab walaupun beda tingkatan dan beda penampilan tapi itu tidak menjadikan penyebabnya tidak bersama.
Hari ini Andini sibuk sendiri di kamar , dia membuat suatu karya, dengan mengumpulkan foto ,kemudian menjadikan album yang unik dan kreatif lalu diapun membuat banyak kata-kata mutiara, tak lain hanya untuk sahabatnya yang akan pergi jauh darinya untuk mencari ilmu. Keesokan harinya diapun pergi ke rumah Meira untuk menemuinya kemudian membantu menyiapkan untuk pemberangkatannya,
Air mata mengalir bagaikan hujan yang turun deras tepat di depan rumah, dua perempuan yang sudah bersahabat sedari kecil namun pada hari ini mereka harus berpisah jauh, alat yang mereka gunakan untuk bisa memberi kabar hanya dengan menunggu surat dari kantor pos, Andini memberikan semangat kepada sahabatnya kemudian memberikan hadiah yang telah dia buat sendiri,” semangat kawan, semangat mencari ilmunya, jangan pernah lupakan sahabatmu yang menawan , hadiah kecil dari ku untuk pengobat rindumu padaku,” “sahabatku yang menawan berhati-hatilah kamu di sini jangan pernah kamu menangis memikirkanku yang jauh di sana. Aku pasti semangat ko dalam belajar, aku tidak akan pernah melupakanmu, maaf aku tidak membuatkan sadiah sepertii mu, hadiah terbaikku untukmu,” dia tersenyum leber manis. Penyejuk hati Anita hanya senyuman manis sahabatnya, anita bisa tertawa kembali setelah bersedih dengan senyuman lebarnya Meira
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar