Misteri Di Kebun Pisang Kakek (7)
“Tertangkap!” Seru ku mengejutkan anak laki-laki itu. Ketika ia tersadar, anak laki-laki itu hendak kabur, namun, lengannya di tahan oleh Andi, sehingga ia tidak bisa berlari.
“Lepaskan aku! Maafkan aku!” ucapnya lirih memohon dengan air mata yang mengalir.
“Kamu kenapa ada di sini? Kamu siapa?” tanyaku beruntun.
“Ma ... maaf.” Dia memohon terus dan terus. Hei! Aku tidak butuh kata maaf! Yang ku butuhkan hanya penjelasanmu saja! “Jelaskan!” perintahku tegas.
“Aku hanya anak biasa, yatim piatu. Aku terpaksa datang malam-malam ke sini untuk memakan pisang yang ada. Jangan hukum aku! Aku mohon!” Jelasnya sambil memohon. Air matanya sudah mengalir. Ah, aku jadi iba.
“Kelakuan mu salah!” Seru Andi ikut marah.
“Sudah!” Ucapku. “Aku mengerti. Kau bisa meminta dengan baik, ini kebun milik Kakekku. Jika kau memintanya, pasti Kakek akan memberikan pisang ini untukmu.”
“Iya.” Ucapnya lirih.
“Siapa namamu?” tanyaku lagi. Sepertinya, dia lebih muda dariku. “Anta, begitulah mereka memanggilku. Aku masih 8 tahun, kak. Jadi, biarkan aku pergi. Aku janji tidak akan mencuri pisang lagi!” jawab anak itu yang ternyata bernama Anta.
“Aku akan mengantarmu ke Kakekku.”
“Jangan, Kak!” pintanya sekali lagi. Aku hanya tersenyum melihatnya ketakutan. Aku tidak akan berniat jahat.
“Aku akan mengantarmu untuk meminta maaf pada Kakek. Kau juga bisa mendapatkan makanan di rumah Kakek dan menekku. Tenanglah! Aku tidak akan berniat jahat.” Aku menjelaskan maksudku. Ku lihat matanya berbinar, walau masih menyisakan bekas air matanya di pipinya.
Kami akhirnya menemukan siapa dalang di balik kebun kakek yang rusak serta berantakkan ini. Aku, Andi, Wendy, dan Anta pulang ke rumah kakek. Seperti dugaanku, kakekku yang ramah tidak akan marah pada Anta. Justru ia senang karena Anta mau mengakui kesalahannya. Kakek dan nenek juga berterimakasih kepadaku, Andi, dan Windy karena sudah memecahkan misteri tanpa di suruh ini.
Tapi, tetap saja, Anta mendapatkan hukuman. Dia akan membersihkan kebun pisang besok pagi bersama kakek. Aku, Andi, dan Windy juga akan ikut membantu. Cerita ini akan aku pamerkan ke Vinda. Dan aku juga akan memberitahu ayah, bunda, juga bibi Inah karena berhasil memecahkan suatu misteri.
***
END
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus banget cerita nya kak
Makasii:)
hafizi ealaa ruhk fi fiel shay' ma