Maulida Mys.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pensil di Kolong Meja bab 2

BAB 2

"Anak-anak perkenalkan ini siswa baru kita," ucap bu Linda, wali kelasku. Aku pun segera memperkenalkan diri.

"Halo, perkenalkan namaku Stella Cornelia, aku pindahan dari Malang. Salam kenal," ucapku memperkenalkan diri di depan kelas.

"Halo juga!" ucap semua anak di dalam kelas itu serempak.

"Stella, kamu duduk di samping Reni ya," lanjut bu Linda sambil menunjuk arah kursi kosong.

"Iya bu, terima kasih,"

"Oke anak-anak kita akan memulai pelajaran matematika, keluarkan buku kalian dan buka halaman 15,"

Kami sekelas pun membuka buku kami. Aku akan berkenalan dengan Reni saat istirahat nanti. Senang sekali berkenalan dengannya!

Saat istirahat...

"Hai Reni, kita ke kantin bareng ya," Ajakku sambil berdiri dari bangku.

"Yuk, akan aku kenalkan tempat-tempat menarik di sekolah ini" Jawabnya.

"Wah, kalau begitu kita langsung jalan saja! Aku tidak sabar!" Ucapku penuh semangat.

Aku dan Reni pun berjalan ke arah kantin. Selama berjalan ke kantin, Reni juga menunjukkan tempat-tempat yang sangat menarik. Ada tempat untuk praktik TIK, ruangan perpustakaan, dan lain-lain.

Yang pertama Reni menunjukkan ruang TIK. Ruangan TIK sekolah ini sangat unik. Bahkan lebih unik daripada sekolahku yang lama. Berada di lantai 3 sekolah.

“Jumlah bangkunya di ruang TIK ada 30, ini disesuaikan dengan jumlah terbanyak di dalam kelas.” Reni menjelaskan.

Aku melongok ke ruang TIK lewat jendela. Di dalam ruangan, ada layar yang sangat besar berfungsi untuk menerangkan materi.

“Itu ada sebuah bangku tempat buku-buku siswa yang tertinggal! Dan di samping kiri layar, ada meja bu guru TIK. Namanya bu Yaya. Kamu nanti pasti menyukai bu Yaya. Orangnya ramah sekali. Meja bu Yaya penuh oleh dagangan. Bu Yaya mengajar sambil berjualan. Setiap selesai mengajar kami boleh membeli dagangannya. Ada permen, biskuit, dan lain-lain.” Lanjut Reni.

“Di dalam sangat luas. Biasanya aku dan teman-teman mengerjakan di atas lantai karena meja penuh dengan barang. Tetapi, beberapa juga mengerjakan di meja mereka sendiri.” Aku memperhatikan penjelasan Reni dengan antusias.

Aku ingin cepat-cepat pelajaran TIK dimulai karena sepertinya aku akan lebih fokus ke materi karena tempatnya bagus dan enak dilihat.

Selanjutnya, Reni mengajakku ke perpustakaan. Ini adalah tempat favoritku! Aku ingin membaca banyak buku di sini. Tetapi tidak ada waktu. Aku hanya memperhatikan ruangan ini dari ujung ke ujung. Banyak rak dimana-mana. Buku pun tak kalah banyak. Aku sangat suka buku tentang biografi. Terutama tentang pahlawan Indonesia. Aku membaca berkali-kali buku tentang Ir. Soekarno. Beliau sangat memotivasi. Buku-buku tertata rapi di depan mata. Dengan perpustakaan yang besar ini, aku bisa lebih fokus untuk membaca buku. Suasananya tenang sekali. Tak ada suara bungkus makanan ataupun minuman. Dan, tidak ada anak yang berlarian kesana-kemari.

Aku pun duduk di bangku halaman sekolah untuk memakan makananku yang aku beli bersama Reni. Aku lahap memakannya sebab ini adalah makanan favoritku. Setelah selesai makan, kami kembali ke kelas dan Reni bercerita segala hal yang membuatku semakin senang. Dia bercerita tentang ruangan perpustakaan yang sangat di gemari olehnya. Katanya buku-buku di sana bermacam-macam. Ada buku cerpen, komik, novel, dan biografi. Aku sangat menyukai buku novel. Penulis novel favoritku adalah R. L. Stine. Buku yang ditulisnya berjudul Goosebumps; Makhluk Mungil Pembawa Bencana, dan lain lain. Aku sangat menggemarinya. Mungkin ada buku novel lain yang ditulisnya. Aku tidak sabar! Aku akan betah di sini! OMG! Sekolah ini benar-benar seperti istana!

Ketika waktu pulang...

Aku pulang di jemput ayahku. Aku di jemput sedikit telat karena ayahku pulang 15 menit setelah bel sekolah berbunyi. Aku pun duduk di depan kelas sambil menunggu ayah. Sepertinya ayah akan datang 25 menit lagi. Jarak kantor ayahku dan sekolahku cukup jauh. Aku menunggu sambil membaca buku yang aku bawa dari rumah. Buku ini di beri oleh tante untukku sebagai kado ulang tahunku tahun lalu. Aku terlarut dengan cerita dalam buku ini, sampai tidak melihat bu Linda memanggilku. Melihatku menyukai membaca, bu Linda menyaranku untuk ikut lomba Membuat cerpen sedrhana bulan depan.

Aku sudah membaca buku ini sampai halaman 43, tetapi ayah belum datang. Tiba-tiba saja aku merasa aneh. Ada apa ini?! Aku takut...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

gak dilanjutkan?

08 Jan
Balas

Hehe, enggak. Soalnya kalo di lanjutkan semua bab, jadinya buku gratis dong, xixi. Tungguin aja yh cerbung baruku:3

08 Jan



search

New Post