Pensil di Kolong Meja bab 1
BAB 1
Aku baru saja pindah dari Malang. Ayahku sekarang dinas di Jember. Katanya aku akan bersekolah di sekolah yang baru. Aku gembira, karena aku akan mendapat teman baru. Aku sangat suka teman baru. Aku punya banyak teman lewat internet. Dan, aku akan mendapatkan teman lagi! Tentunya, aku senang sekali.
Yey! Aku sudah sampai di depan rumah baruku. Rumah ini terletak di jalan Roma no. 67. Rumahku berlantai 2. Di ruang bawah ada dapur, ruang keluarga, ruang olahraga, kamar mama dan ayah, dan 1 kamar kosong jika ada tamu yang menginap. Di lantai 2 ada kamarku, tempat setrikaan, dan tempat menjemur pakaian. Semuanya masih belum terlalu bersih. Harus di bersihkan, dirapikan, dan lain-lain.
Pertama, kami pergi melihat dapur. Tempatnya luas. Aku akan membuat kue yang aku inginkan. Banyak ruang yang bisa di gunakan sebagai tempat perabotan dapur. Alat-alat masak mama pasti akan lengkap karena tempatnya yang luas! Mama bisa memasak makanan yang enak setiap hari. Di dapur ada meja yang cukup panjang yang akan di gunakan untuk tempat kompor. Di sebelah kompor ada tempat untuk meletakkan makanan dan adonan. Di belakang akan di letakkan lemari untuk bahan masakan dan alat masak. Dan juga, di sebelah lemari akan di letakkan kulkas. Untuk tempat yang lain masih bingung untuk apa.
Kedua, aku, mama dan ayah pergi ke kamar mereka. Kamarnya tak kalah luas. Saking luasnya, ayah sampai berkata bahwa ini cocok untuk tempat kerja! Kata mama, di pojok kanan akan di letakkan lemari baju dan di sebelahnya lemari untuk barang kerja milik ayah. Seperti buku, alat tulis, laptop, dan lain-lain. Di tengah-tengah akan di letakkan kasur. Dan tempat lainnya masih belum tahu. Sepertinya meja ayah akan di letakkan di sebelah kiri kasur dan ada lampu tidur! Pasti akan indah kamar mama dan ayah pada malam hari! Malam hari bintang bersinar indah. Aku sepertinya akan ke kamar mereka malam hari! Pasti indah!
Ketiga, kami pergi ke lantai 2 untuk melihat ada apa saja di sana. Aku ke kamarku sendiri dan mama beserta ayah pergi ke balkon. Aku melihat kamarku dengan rasa senang. Dan, aku di perbolehkan mama untuk mendekorasi sendiri setelah semua selesai dibersihkan. Aku masih belum tahu ingin meletakkan lemari, kasur dan lain-lain dimana. Akan aku serahkan hal itu pada tukang.
Aku menyusul ayah dan mama yang sedang melihat pemandangan di balkon. Tidak seluas rumah yang lama, tetapi pemandangan luar lebih indah di sini. Mama akan meletakkan sebagian tanaman di balkon ini dan beberapa hiasan. Seperti kebun mini! Katanya mama ingin meletakkan lampu Lunar Solar yang akan menyala secara otomatis jika malam sudah tiba dan mati saat matahari terbit. Aku pun juga ingin lampu tersebut untuk kamarku!
3 hari kemudian...
Bunyi kicauan burung makin keras membangunkanku. Jam yang terletak di atas meja menunjukkan angka 6 pagi. Matahari menyambut pagi yang cerah ini. Terdengar bunyi wajan yang tampak sedang digunakan untuk menggoreng. Bau bumbu sudah tercium. Lalu aku melihat ke arah papan harian dan waktunya hari ini pergi ke sekolah baru. Bergegas aku ke kamar mandi, kemudian memakai baju seragam yang sudah di siapkan oleh mama. Baju yang berwarna merah putih ini segera kupakai dan aku berjalan ke tangga lalu menyantap sarapan pagi.
Tersedia ayam krispi, sambal, sop, dan tempe di meja makan. Baunya tidak bisa aku hindari. Dengan lincah, aku mengambil nasi, ayam, sop dan tempe dengan rakus. Lalu, aku sarapan bersama keluarga tercinta. Aku menuangkan teh yang sudah di buatkan mama sejak tadi. Hangat rasanya dan nikmat. Setelah selesai, aku kembali ke kamar dan mengambil tas untuk bergegas berangkat sekolah.
Sekolahku bernama “Middleton School” yang terletak di samping kanan bank. Jarak sekolah antara rumah adalah 3,5 kilometer. Aku berangkat ke sekolah diantar ayah. Kantor ayah tak jauh dari sekolah. Di sepanjang jalan terletak banyak pohon hijau yang sangat kokoh. Jalanan sangat bersih. Tak satupun sampah berserakan. Jalanan sunyi dan tidak ada polusi. Bunyi musik di mobil sangat menenangkan. Lampu merah menghentikan semua mobil. Ketika lampu itu berganti warna hijau, ayah melajukan mobil ke arah kiri dan berhenti di depan gedung yang bertulis “Middleton School”. Aku turun dari mobil, tak lupa kulambaikan tangan kepada ayah. Mobil ayah melaju lagi ke arah barat.
Bapak dan ibu guru berjajar di pintu gerbang dengan ramah menyambut setiap murid yang datang. Setelah melewati gerbang, aku berhenti di papan pengumuman sebelan gedung TU. Tertulis namaku di kertas yang ada di papan pemberitahuan. Namaku terletak pada tabel kelas 5A. Aku menjadi warga 5A sekarang.
Bel berbunyi, tanda pelajaran akan dimulai. Seorang guru masuk. Hal yang pertma kami lakukan adalah berdo’a bersama. Sebelum pembelajaran dimulai, bu guru memperkenalkanku di depan kelas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar