Detektif Disa pt. 1
Sore ini, Disa diajak keluarganya untuk makan malam di cafe. Tentunya ia senang, ia sudah lama ingin makan es buah favoritnya di sana. Hanya es buah di sanalah yang paling enak menurutnya.
"Asikk, kapan berangkat yah?" tanya Disa ketika ayah mengatakan acara makan malam itu.
"Jam tujuh saja, agar tidak terlalu ramai," jawab ayah. Disa langsung membayangkan es buah enak itu. Cepatlah jam, jarummu menunjukkan angka tujuh, batinnya tak sabar.
Akhirnya waktu yang di tunggunya telah tiba. Jam menunjukkan angka tujuh kurang 15 menit. Disa dengan cepat memakai baju kemeja kotak-kotak dan celana biru. Itulah style Disa setiap hang out bersama keluarga atau teman-temannya. Disa memang bisa dibilang anak yang fashionable.
Setelah beberapa menit keluarganya siap-siap, mereka menaiki mobil dan berangkat. Dengan sepatu birunya, ia berjalan ke meja dan memesan makanan. Ia memesan nasi goreng seafood dan tentunya es buah. Disa juga memesan es jeruk. Rasanya ada yang kurang juga jika hanya es buah. Disa sangat suka minum es.
Setelah minumannya datang yaitu es jeruk, ia meminumnya sedikit. Tiba-tiba ia ingin pergi ke toilet. Biasanya sebelum bepergian ayah mengingatkan keluarganya untuk pergi ke toilet dulu. Disa menjawab bahwa ia tak ingin buang air. Dan sekarang Disa malah ingin ke toilet.
Toilet cafe ini agak jauh. Di samping toilet cafe itu ada jalan gang. Disa dengan penuh pertanyaan langsung berjalan ke gang tersebut. Ternyata gang tersebut berakhir dengan pohon yang berkumpul. Disa tak bisa melihat di seberang pohon itu. Sepertinya, ada orang di balik pohon itu yang sedang bicarakan suatu rahasia. Disa mengintip. Ia melihat 2 lelaki di balik pohon. Yang satu berambut cokelat dan menggunakan pakaian hitam yang tertutup. Ia tinggi dan menggunakan sepatu putih polos. Beda dengan bajunya yang berwarna hitam.
Laki-laki satunya juga memakai pakaian serba hitam. Tapi ia memakai sepatu yang hitam juga. Mereka berdua untungnya tak pakai masker. Jadi Disa dapat mengenalnya dengan jelas walaupun malam hari.
Sayup-sayup, ia mendengar ada seorang laki-laki berkata "laci", "kopi", dan "pergi". Disa langsung teringat ada sebuah warung kopi yang ramai pembeli. Lalu ia mendengarkan dengan lebih cermat lagi. Tapi karena Disa takut ketahuan, ia langsung kembali dan pergi ke cafe.
Bersambung~
Assalamualaikum, halo semuanya!
Aku lagi pengen posting cerita. Sebenarnya ada sih, cuma belum jadi. Dan masih lama. Tungguin yaaa...
Nah cerita ini bergenre misteri. Aku buat hanya 2 episode kok, jadi untuk menuntaskan penasaran kalian gak perlu lama-lama. Aku posting eps 2-nya besok ya! Jangan lupa follow dulu sebelum baca eps 2-nya. Oke? Jangan stalking. Hehew. Maaf ya kalo banyak typo, soalnya aku buru-buru><
Segitu dulu dariku, terima kasih buat yang sudah baca!
Wassalamu'alaikum
HAVE A NICE DAY!🦋
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjoooot teroooos
Siap Qois, semangat juga buat Qois nulisnya. Pt. 2-nya besok pagi, di tunggu:>
wooookeeee
Semangat kak, lanjuttt!
Maaciw Yasmine, besok ya up pt. 2-nya, ditungguu:>