MazdaniaSM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
dengan Semesta

dengan Semesta

Aku memaksa kelopak mata ku untuk terbuka

Memandangi langit-langit kamar

Otak ku terus mengolah kata

Kata yang harus aku katakan sore ini

Rupanya sore hendak pergi

Dan malam yang akan menyambut

Semoga malam ini tidak ada lagi tangisan

Batinku mengeras

Aku beristighfar, mengingat Allah

Terlintas fikiran ku agar Allah menjemput ku

Tapi , matahari tidak mengizinkan

Karena aku masih diberi kekuatan olehnya

Seberat apapun masalah yang aku pikul

Serapuh apapun hatiku

Kata matahari "jangan menyerah"

Aku menoleh pada bulan

Bulan masih sibuk menari bersama bintang

Dan yang tersisa hanyalah matahari

"Aku lelah" ucapku pada matahari

Matahari tersenyum hangat

Padahal malam sudah hendak datang

"Terima saja, ini semua hanyalah ujian"

Aku mendengus kesal

Matahari tersenyum kembali

"Aku yakin, kamu kuat dan kamu pasti bisa"

Aku membuka mulutku "A..aku lelah"

Bulan dan bintang yang tadinya menari kini berhenti

Menghampiri gadis yang tengah menyerah

"Kamu boleh lelah, cantik" kata Bulan

"Tapi jangan menyerah" ujar Bintang seraya memancarkan sinarnya

Gadis itu menangis

"Hiks.. hiks.. aku ingin bersama ayah ku"

Tangisannya pecah, seketika ingat dengan ayahnya

Matahari membuka suara "Ayahmu akan bahagia jika melihat gadis kecilnya juga bahagia"

Bulan dan Bintang merangkul Gadis itu

"Jangan lupakan ayahmu, tapi ikhlaskan" ujar Bulan mengelus kepala gadis itu

"Aku menyayangi ayah, Bulan" balas gadis itu dengan tangisannya

"Tersenyumlah dan doakan ayahmu, jangan buat ayahmu kecewa" tutur Semesta pada gadis yang tengah berputus asa dan mengadu kepada bulan,bintang,dan matahari

Gadis itu menoleh "Se..semesta"

Semesta tersenyum "Lihatlah duniaku, para pribumi sedang berjuang melawan virus. Dan aku harap kamu juga berjuang melawan segala masalahmu"

Bintang memeluk gadis itu "Aku harap kamu paham maksud dari semesta"

Gadis itu terbangun dari mimpinya

Ia menepuk kedua pipinya dan berlari menuju kamar mandi

"ASTAGA, AKU MIMPI? SYUKURLAH" ujarnya

Gadis itu menatap matanya dari kaca, sangat merah dan sipit

"Aku menangis?" tanyanya pada dirinya

10 MENIT ia termenung di depan kaca berukuran minimalis

Ia masih disibukkan dengan tanda tanya besar dalam benaknya

Tapi semesta memang punya rencana yang indah

Lewat mimpi itu, ia berusaha tersenyum kembali meski harus memaksa

Dan ia berusaha tegar meski banyak masalah yang ia hadapi

Baginya "KEBAHAGIAAN ORANG LAIN LEBIH PENTING, DARIPADA KEBAHAGIAAN DIRINYA SENDIRI"

dan ia telah yakin bahwa ; "SEMUA MASALAHKU AKAN SEGERA SELESAI, JADI AKU HARUS MENGALAH"

-selesai-

"ini hanyalah monolog dan dialog diri sendiri seraya membayangkan bahwa ia sedang bertemu dengan makhluk semesta"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post