Bukumu Cintaku
Namaku Dilah, aku adalah seorang siswi disalah satu sekolah kejuruan dikotaku. Hobiku adalah membaca buku, menulis cerita dan bermain game. Cita-citaku ingin menjadi seorang penulis yang terkenal dan menjadi seorang atlit E-Sport. Ini cerita tentang dua tahun yang lalu, aku bersekolah disalah satu MTs dikampungku. Sekolah ini sederhana, fasilitas yang dimilikipun masih belum lengkap. Belum punya perpustakaan, belum punya komputer dan sekolah ini masih jauh dari kata sempurna. Kadang, banyak orang yang meremehkan sekolahku, mereka sering menghina dan mengejek sekolahku ini. “Sekolah kok gak punya perpus?, Sekolah kok seperti kandang ayam?” kata mereka. Banyak sekali ejekan dan cacian yang dilemparkan masyarakat, dan sekolahku juga sering dibanding-bandingkan dengan sekolah lain. Terkadang cacian itu membuatku merasa geram, dan ingin membuktikan bahwa sekolah ini bisa lebih baik dan lebih terkenal dari sekolah-sekolah yang lain. Dia guruku, namanya Bu Ayu, dia pencetus perpustakaan dan pojok baca pertama disekolahku. Pagi itu dia memanggilku dan berkata. “Dilah, tolong kamu siapkan satu meja dan letakkan disudut kelas ya?” kata Bu Ayu. “Untuk apa Bu?” tanyaku sedikit penasaran. “Ada deh...,” jawab Bu Ayu. Akupun langsung menyiapkan meja ditempat yang diinginkan Bu Ayu. Tidak lama kemudian Bu Ayu masuk kekelasku dengan membawa 2 bungkusan yang sedikit besar dan tentunya berat. Aku penasaran dan ingin rasanya untuk unboxing bungkusan itu. Samar-samar kulihat ada beberapa cetakan tebal. “Apakah itu buku? Dan apakah mejanya digunakan untuk meletakkan buku itu? Lalu kenapa harus dipojok kelas? Seberapa banyak buku itu?” tanyaku dalam hati. Setelah kami berdoa dan memberi salam kepada Bu Ayu, Bu Ayu pun mengangkat dan meletakkan dua bungkusan itu diatas mejanya. “Hari ini Ibu ingin mengenalkan kepada kalian apa itu Literasi” ucap Bu Ayu didepan kelas. “Literasi? Terasi? Wahh enak tuh,” ucapku dalam hati sambil membayangkan betapa nikmatnya sambal terasi buatan Ibuku. “Jadi, Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Apa tadi yang Ibu bilang Dilah?” tanya Bu Ayu. “Mmmm, sekumpulan kemampuan membaca, menulis, masalah dalam kehidupan sehari-hari,” jawabku terbata-bata. “Memecahkan masalah Dilah.. Bukan masalah dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Bu Ayu membenarkan. Singkat cerita, Bu Ayu memperkenalkan kepadaku dan teman-temanku tentang pojok baca yang terletak disudut kelas. Kami sebagai siswa disekolah yang terletak dikampung merasa sangat tertarik dengan pojok baca yang hanya ada dikelas kami. Setiap hari dijam istirahat kami selalu membaca buku dipojok baca. Agar kami tidak bosan, Bu Ayu membuat sebuah tantangan yaitu kami harus melaporkan apa yang kami baca ke Bu Ayu, siapa yang paling banyak laporan bacanya akan mendapatkan buku gratis dari Bu Ayu. Setiap siswa disekolahku langsung berburu buku bacaan yang hanya ada dipojok baca kelasku karna buku yang kami miliki tidak banyak hingga tak cukup jika harus membuat pojok baca disetiap kelas. Kami berlomba-lomba untuk membaca dan melaporkan bacaan kami kepada Bu Ayu. “Dil, kamu banyak membaca karna apa? Apakah karna hadiah dari Bu Ayu?” tanya salah satu temanku. “Tidak, aku tidak mengharap hadiah apapun itu, sejak pertama kali ada pojok baca disekolah kita, aku merasa sudah jatuh cinta pada buku-buku ini, aku bisa menambah ilmu pengetahuanku, bagaimana denganmu?” tanyaku. “Aku kalau ditanya hadiah ya mau-mau aja, tapi aku sudah deluan suka sama buku-buku ini, aku seperti masuk kedalam buku ini,” jawab Dela teman sebangkuku. Dua bulan setelah pojok baca diluncurkan untuk pertama kalinya, Bu Ayu mengajakku untuk mengikuti pelatihan menulis, dan Alhamdulillah aku sudah menerbitkan buku pertamaku dan sekaligus mengangkat derajat sekolahku dimata masyarakat. “Jatuh cinta pada buku itu indah, kita bisa mengekspresikan segalanya, membuatnya menjadi sebuah cerita dan kemudian bisa mengenangnya tanpa harus melupakan alur kenangan yang kita rangkai sendiri,”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar